Sosial
Hewan Ternak di Bejiharjo dan Sekitarnya Akan Terus Divaksin Hingga 10 Tahun ke Depan






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul bakal terus melakukan vaksinasi terhadap ternak milik warga di wilayah endemik antraks, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo. Proses vaksin akan dilakukan secara berkala selama 10 tahun ke depan. Hal itu dilakukan untuk pencegahan persebaran anthraks di Gunungkidul.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk mencegah penyebaran antraks yang lebih luas di Gunungkidul. Meski sebelumnya telah dilakukan vaksin terhadap ribuan ternak, namun hal itu akan diulang kembali dalam jangka waktu tertentu.
“Sudah divaksin, tapi ini akan terus berlanjut. Rencananya enam bulan ke depan, akan dilakukan vaksin ulang,” ujar Bambang, Kamis (29/08/2019).
Ia menjelaskan, pemberian vaksin ini akan dilakukan secara berkala selama sepuluh tahun. Dengan catatan, durasi pemberian vaksin akan dilakukan setiap enam bulan sekali. Sehingga dengan hal ini dalam satu tahun, akan ada dua kali penyuntikan.
“Bakteri anthraks bisa bertahan hingga 80 tahun. Jadi, upaya pencegahan harus dilakukan secara berkala. Selain penyuntikan, rencananya di wilayah yang positif anthrak juga diambil sampel ulang untuk memastikan apakah bakteri masih ada atau tidak,” kata dia.







Pada tahap awal pemberian vaksin sendiri terbagi dalam dua zona. Meliputi Padukuhan Grogol 1,2,3,4,5 di Desa Bejiharjo, Karangmojo sebagai zona merah. Zona merah ini juga berlaku untuk desa di wilayah Wonosari yang berbatasan Grogol 4, yakni Padukuhan Tawarsari di Desa Wonosari dan Padukuhan Kajar 3 di Desa Karangtengah.
Sementara itu, zona kuning meliputi Dusun Grogol 2, Gunungsari, Banyubening 1 dan 2, Kulwo dan Kedung I di Desa Bejiharjo. Sedang untuk Padukuhan di wilayah Kecamatan Wonosari meliputi Padukuhan Budegan 1 dan 2 di Desa Piyaman, serta di Dusun Selang 2, Desa Wonosari.
Kepala Seksi Kesehatan Veteriner, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Retno Widiastuti mengatakan, pemberian vaksin anti anthraks tahap pertama menyasar ke 662 ekor sapi, 1.472 kambing dan tujuh ekor domba. Selain rutin mengecek kondisi kesehatan ternak, juga dilakukan dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pencegahan penyebaran penyakit pada hewan.
“Salah satu fokus sosialisasi adalah dengan mengimbau agar hewan yang mati mendadak untuk tidak disembelih karena tindakan itu bisa menjadi sumber penyebaran penyakit. Jadi, kalau ada hewan mati maka harus langsung dikubur,” katanya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks
-
Sosial7 hari yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah