Pemerintahan
Kasus Kematian Ibu Melahirkan dan Bayi Masih Ditemukan di Gunungkidul






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Grafik angka kematian ibu dan bayi di Gunungkidul cukup tinggi, tercatat sepanjang tahun 2023 ini hingga pertengahan bulan Juni terdapat 5 kasus kematian ibu dan 28 kasus kematian bayi. Dinas Kesehatan menilai salah satu penyebabnya ialah masih minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kesehatan selama masa kehamilan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Diyah Prasetyorini, mengatakan kasus kematian ibu dan bayi di Gunungkidul masih ditemui setiap tahun. Dikatakannya, dari data Dinas Kesehatan untuk angka kematian bayi berumur kurang dari satu tahun dalam tiga tahun terakhir justru meningkat. Pada tahun 2020 lalu disebutnya angka kematian bayi menyentuh 64 kasus, kemudian meningkat pada tahun 2021 menjadi 74 kasus.
“Tahun 2022 kemarin juga meningkat dari tahun sebelumnya, tercatat kematian bayi ada 84 kasus. Untuk tahun 2023 ini kematian bayi sudah ada 28 kasus,” ungkap Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Diyah Prasetyorini, Sabtu (12/08/2023).
Sementara untuk kematian ibu, disebutnya angkanya bersifat fluktuatif dan tidak sebanyak angka kematian bayi. Dari data yang ia miliki, tercatat pada tahun 2020 ditemukan sebanyak 7 kasus kematian ibu, kemudian pada tahun 2021 ditemukan 16 kasus, pada tahun 2022 angka kematian ibu menurun menjadi 4 kasus.
“Di tahun ini tercatat sudah ditemukan 5 kasus kematian ibu,” jelasnya.







Menurutnya, masih ditemukannya kasus kematian ibu dan bayi di Gunungkidul dikarenakan masih minimnya kesadaran masyarakat dalam hal menjaga kesehatan saat masa kehamilan. Idealnya, ibu hamil harus rutin memeriksakan kandungannya minimal enam kali sebelum masa persalinan datang. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut pihaknya menggencarkan program ibu hamil sehat.
“Ibu hamil juga disarankan menjaga asupan gizi dan berat badan, ditambah juga mengkonsumsi tablet tambah darah secara rutin, dan kalau perlu mengikuti kelas ibu hamil minimal empat kali,” ujarnya.
Lebih lanjut, dikatakannya program ibu hamil sehat ditujukan untuk mengkampanyekan kesehatan ibu selama menjalani masa kehamilan. Kampanye tersebut juga melibatkan kader-kader kesehatan yang berada di tiap kalurahan. Diharapkan dengan gerakan tersebut kedepannya dapat menekan angka kematian ibu dan bayi di Gunungkidul.
“Selain itu juga diharapkan kesadaran masyarakat ikut meningkat dengan berpartisipasi dalam gerakan tersebut,” pungkasnya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh