Connect with us

Sosial

Kesaksian Margo Utomo, Turun ke Goa Grubug untuk Ambil Tulang Belulang Diduga Sisa Jasad PKI

Diterbitkan

pada

BDG

Panggang,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Memang tidak ada hal istimewa terlihat ketika bertemu dengan Margo Utomo (70) warga Padukuhan Dawung, Kalurahan Girikarto, Kapanewon Panggang. Namun  begitu, siapa sangka bahwa ia merupakan orang  pertama menuruni Goa Grubug di Padukuhan Jetis, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu yang merupakan lokasi pembuangan mayat antek PKI.

Seperti yang diketahui, pada 30 September 1965 lalu, terjadi Pemberontakan Partai Komunis Indonesia. Gerakan yang hendak merubah ideologi Pancasila tersebut berhasil ditumpas oleh Tentara Nasional Indonesia TNI.

Adapun operasi penumpasan kroni-kroni PKI ini terjadi hampir di seluruh Indonesia tak terkecuali di Gunungkidul. Antek-antek PKI berhasil diberangus oleh TNI dan dilempar ke Goa Grubug yang memiliki kedalaman 100 meter ini.

Setelah bertahun-tahun diperbincangkan masyarakat sekitar Goa Grubug bahkan di seluruh wilayah Gunungkidul, pihak kepolisian bersama dengan TNI mendatangi Margo Utomo. Setiap harinya, Margo Utomo merupakan pencari burung walet. Ia dipekerjakan oleh masyarakat berketurunan Cina yang menyewa goa di pesisir pantai selatan untuk mencari sarang burung walet.

Berita Lainnya  Ratusan Ton Sampah Masuk Setiap Hari, TPAS Wukirsari Akan Penuh Pada Awal 2020

“Saya kerja sama Cina yang nyewa goa di pesisir untuk cari burung walet, sebulan saya dikasih upah Rp. 50,-,” ucap Margo, kala ditemui pidjar-com-525357.hostingersite.com, Rabu (30/09/2020).

Kala itu, ia ingat betul sekitar tahun 1970 an, ia didatangi oleh polisi dengan perintah untuk mencari sarang burung walet di Goa Grubug. Merasa dimintai tolong, ia tak berpikir panjang. Ia mengiyakan permintaan dari polisi yang ia lupa namanya tersebut.

“Saya dikasih tau, ada babu (induk) wallet di bawah, sepertinya banyak burung walet disana,” ujar dia.

Sembari mengingat kejadian, pagi itu sekitar pukul 06.00 WIB. Ia dijemput lima aparat untuk menuju ke Goa Grubug. Margo lantas berpamitan kepada anak dan istrinya.

“Perjalanan sekitar satu jam menggunakan kendaraan roda empat,” kata Margo.

Sesampainya di lokasi, ia kemudian menggunakan sejumlah pengaman berupa tali yang berbentuk seperti tampar. Tali tersebut dirangkai seperti tangga untuk ia turun. Sebelum turun ia diberi pesan oleh pria yang berseragam polisi untuk membawa apa saja yang ditemukan di bawah sebagai bukti.

Berita Lainnya  Deklarasi Gerakan Pro Mayore, Pendukung Yang Siap Jadi Mitra Kritis Pemerintah

Ada dua rekannya yang menunggu di atas karena tak berani turun. Tanpa berpikir panjang ia lantas menuruni gua vertikal tersebut. Sesampainya di bawah, ia lantas menemukan pertemuan sumber sungai dengan aliran cukup deras. Namun ia justru menemukan tengkorak manusia yang tersangkut pada batu besar di dasaran.

“Ingat betul sama pesan, kalau menemukan apapun harus dibawa naik ya saya ambil tulang iga tengkorak tersebut,” jelas dia.

Lebih lanjut ia mengatakan, adapun yang tersangkut tersebut hanya saja di bagian punggung saja. Pria yang memiliki tiga istri ini kemudian mengambil satu tulang tersebut.

“Tulang itu saya ikat di tali, terus saya bawa naik. Saya yakin itu jasad orang kuat. Saya di bawah sama sekali tidak menemukan apapun selain tulang yang tersangkut batu itu,” papar Margo.

“Saya turun jam 7 sampai atas jam 3 sore, saya berikan tulang itu kepada orang yang memerintah saya, kemudian di atas dilihat banyak orang, saya kemudian pulang,” ulas Margo.

Simbah yang kini tinggal bersama istri ketiganya ini mengaku, dari ratusan goa vertikal yang ia susuri untuk mencari sarang walet hanya Goa Grubug yang justru ditemukan tulang belulang. Namun demikian, seusai menyusuri Goa Grubug dan menemukan tulang ia tidak memiliki rasa takut atau perasaan apapun.

Berita Lainnya  Puluhan Kasus Gantung Diri Tahun 2019 Ini, Kecamatan Tanjungsari Jadi Penyumbang Terbanyak

“Kemudian saya melanjutkan kehidupan tetap mencari sarang wallet, sampai gempa 2006, saya berhenti mencari karena banyak bebatuan yang gempil dan takut juga,” pungkas simbah yang kini memiliki 6 cucu ini.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata1 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler