Pemerintahan
Proyeksikan JJLS Jadi Jalur Indah, Pemerintah Tangkal Menjamurnya Pembangunan Warung-warung Liar






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) berencana segera mewujudkan kelok 18 di sepanjang Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang terbentang dari Pantai Congot hingga ke Kabupaten Gunungkidul. Hal tersebut tentunya untuk menambah daya tarik wisatawan selepas mulai beroperasinya bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYIA). Berkaitan dengan proyek prestisius ini, Pemkab Gunungkidul pun sejak beberapa tahun terakhir melakukan berbagai persiapan dengan memulai perencanaan dan beberapa diantaranya telah mulai dieksekusi.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DIY, Budi Wibowo mengatakan, saat ini pihaknya tidak hanya melakukan upaya pembebasan lahan untuk pembangunan jalan. Lebih dari itu, pemerintah mulai berfikir bagaimana memperindah sepanjang kawasan JJLS yang nantinya diproyeksikan menjadi pusat lalu lintas di wilayah selatan.
“Pemerintah DIY akan melakukan identifikasi secara tertib tanah-tanah yang telah dibebaskan tersebut. Di mana tanah-tanah di pinggir jalan tersebut adalah tanah milik pemerintah. Di tanah-tanah tersebut nanti akan ditanami dengan tanaman yang indah termasuk membangun taman,” kata Budi saat berada di komplek kepatihan, beberapa waktu lalu.
Langkah ini dilakukan sehingga nantinya orang yang berada di JJLS antara Pantai Congot hingga Gunungkidul itu dapat menikmati keindahan yang luar biasa. Budi memaparkan, pihaknya tidak mengharapkan nantinya jalur JJLS tersebut justru didominasi dengan warung-warung liar yang dapat mengganggu pemandangan seperti yang banyak terjadi.
“Pemerintah akan berupaya memperindah sisi luar JJLS termasuk melengkapi dengan tanaman-tanaman perindang yang lain,” ujar dia.







Upaya Pemprov DIY sendiri untuk mewujudkan rencana tersebut saat ini telah memulainya dengan menghubungi para pengelola tambak udang di kawasan Pantai Samas. Diharapkan, mereka mau ikut berkontribusi dengan memperindah bekas tambak yang sudah tidak terpakai sehingga memunculkan keindahan.
“Kita sudah mengindentifikasi bekas tambak udang di sebelah barat pantai Samas. Pihaknya sudah menghubungi pengelola untuk mereklamasi, artinya memperindah,” imbuh dia.
Selain itu, pihaknya juga akan mengemas dua pantai yaitu pantai Samas dan Parangtritis menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata. Selain itu juga ada kawasan Pantai Tambakboyo yang juga akan dikemas menjadi kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata.
Kemudian untuk wilayah Gunungkidul sendiri, menurutnya mempunyai keunggulan di bidang pariwisata. Untuk itu pihaknya juga akan melakukan upaya-upaya guna menarik wisatawan dengan memperindah seputaran akses menuju Gunungkidul.
Selain itu, pihaknya juga akan mengembangkan kawasan pantai terintegrasi yaitu Pantai Baron, Krakal dan Drini. Tiga pantai tersebut akan menjadi kawasan satu pantai yang indah terintegrasi di sisi selatan.
“Upaya pengintegrasian beberapa pantai tersebut dan juga memperindah juga merupakan bagian untuk menyeimbangkan antara wilayah selatan dengan utara,” terangnya.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah Kabupaten Gunungkidul, Drajat Ruswandono menyambut baik wacana dari Pemprov DIY. Pihaknya saat ini terus melakuan komunikasi untuk menyelaraskan program-program penunjang kemajuan pariwisata di Gunungkidul.
“Pemda Gunungkidul tentu sangat support dan mendukung tentunya,” beber Drajat, Rabu (19/06/2019)
Salah satu contoh komunikasi yang dijalin dengan Pemprov DIY sendiri adalah terkait penataan kawasan pantai. Sehingga rencana Pemkab Gunungkidul dalam menata kawasan pantai dari Pantai Baron kemudian bertahap ke pantai-pantai lain di wilayah timur dapat terlaksana.
“Kita masih komunikasikan terus dengan Pemprov terkait penataan pantai,” papar Budi.
Disinggung mengenai upaya memperindah seputaran JJLS, pihaknya telah memiliki rencana pembangunan rest area di beberapa wilayah. Rest area sendiri juga sebagai pintu gerbang masuk menuju Gunungkidul.
“Ada di Semin, Purwosari dan Tleseh Bunder rencananya akan kita kembangkan sekaligus sebagai pintu gebang masuk Gunungkidul,” imbuh dia.
Rest area sendiri nantinya direncanakan sebagai tempat pemungutan retribusi bagi bus-bus pariwisata. Selain itu juga sebagai tempat masyarakat untuk menunjukan potensi baik kuliner maupun kesenian yang ada. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Bus-bus kita paksa untuk berhenti di situ. Untuk membayar retribusi. Sehingga penumpang juga pasti akan turun dan menikmati apa yang ada. Masyarakat akan kita tata untuk berdagang atau menjual jasa lainnya,” terang Drajat.
Drajat menjelaskan, di rest area yang akan dibangun juga akan dilengkapi fasilitas yang lebih lengkap. Bahkan puskesmas atau klinik akan ikut dibangun di lokasi ini.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks