Connect with us

Budaya

Rasulan Sederhana di Tengah Pandemi

Diterbitkan

pada

BDG

Semanu,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kabupaten Gunungkidul memiliki segudang tradisi yang setiap tahunnya terus dilestarikan oleh masyarakat. Mulai dari tradisi sedekah pada bulan-bulan tertentu maupun tradisi rasulan sebagai wujud syukur warga atas hasil panen yang melimpah pada musim panen sebelumnya. Tradisi semacam ini terus dilestarikan oleh masyarakat dan terus melekat meski zaman terus berkembang.

Di tengah pandemi covid 19 yang terjadi sejak beberapa bulan lalu, tentu berdampak pada pelaksanaan tradisi-tradisi di Gunungkidul. Kendati demikian, masyarakat tetap melaksanakan tradisi yang sekiranya dapat diselenggarakan dengan sederhana tanpa mengurangi makna dan esensi dari rasulan itu.

Jumat (24/07/2020) kemarin, beberapa padukuhan menyelenggarakan tradisi rasulan sebagaimana setiap tahun diadakan sebagai ucapan syulur atas hasil panen tahun ini. Namun berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di tengah pandemi yang tengah terjadi, pelaksanaan rasulan dibuat dengan sangat simple dan sederhana. Selama ini, rasulan selalu identik dengan adanya pentas pagelaran seni dan beragam kegiatan meriah.

Berita Lainnya  Kangen Manthous, Sang Maestro Yang Karyanya Kini Tergerus Boomingnya Musik Dangdut dan Elektone

Seperti dalam rasulan yang diselenggarakan oleh masyarakat Padukuhan Pragak dan Bendorejo, Kalurahan Semanu, Kapanewon Semanu. Masyarakat dalam peringatan rasulan ini, hanya sekedar menggelar genduri dan doa bersama tanpa adanya hiburan pentas dan pertunjukan seni lainnya.

Ketua Karang Taruna Manggala Bhakti, Irwan Nugrahanto mengatakan, berdasarkan hasil rapat dari Dukuh dan tokoh masyarakat di 2 padukuhan ini, kemudian disepakati rasul tetap diselenggarakan. Hanya saja tanpa adanya acara pentas budaya yang memang rawan menimbulkan kerumunan, mengingat kondisi sekarang masih berada di masa pandemi covid 19.

“Hanya dilakukan genduri dan doa bersama saja. Genduri pun sesuai dengan kesepakatan dilakukan di balai padukuhan masing-masing. Kalau biasanya jadi satu,” kata Irwan.

Satu persatu warga datang ke balai padukuhan dengan membawa nasi uduk, ayam ingkung dan lauk pauk lainnya. Adapun dalam pelaksanaannya tetap menerapkan protokol kesehatan. Di mana peserta genduri tetap diminta untuk menggunakan masker, cuci tangan dan melakukan jaga jarak saat genduri dan doa bersama.

Berita Lainnya  Memukaunya Penampilan 3 Dalang Cilik Ini Picu Optimisme Lestarinya Seni Wayang Kulit di Bumi Gunungkidul

Setelah genduri selesai, nasi-nasi yang dibawa kemudian dibagi-bagikan sesuai dengan tradisi rasul pada umumnya.

“Sepi memang rasul kali ini. Ya biasanya ada beragam pertunjukan, tapi karena kondisi seperti sekarang warga memaklumi,” jelasnya.

Hal yang tak jauh berbeda juga diungkapkan oleh salah seorang toko masyarakat Padukuhan Jetis, Kalurahan Pacarejo, Kapanewon Semanu, Sukasno. Jumat kemarin di padukuhan ini jyga diselenggarakan rasul. Namun demikian akibat pandemi, tidak ada kegiatan yang sifatnya ramai-ramai.

Untuk genduri pun sesuai dengan kesepakatan warga dilakukan per RT di masing-masing padukuhan.

“Tetap diadakan genduri. Ini sebagai wujud syukur masyarakat,”ucap Sukasno.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Agus Kamtono mengatakan, Gunungkidul kaya akan tradisi yang selalu dijalankan dan dilestarikan oleh masyarakat. Hal itu sebagai wujud syukur dan melestarikan adat tradisi yang dimiliki. Akan tetapi, kondisi sekarang tidak memungkinkan masyarskat untuk melaksanakan tradisi-tradisi yang ada dengan pagelaran seni pada umumnya.

Berita Lainnya  Upaya Membangkitkan Seni Batik Tulis di Tengah Gempuran Batik Printing

Dari dinas kebudayaan memperbolehkan masyarakat dan para sesepuh untuk tetap melaksanakan tradisi. Ada catatan tersendiri yakni dengan menerapkan protokol kesehatan, mereka yang hadir pun juga dibatasi.

“Ada yang sama sekali tidak melaksanakan, tapi ada juga upacara adat tradisi yang tetap dilaksanakan sebagaimana biasanya. Hanya saja memang dilakukan sederhana, contohnya genduri atau tradisi lainnya,” ungkap Agus Kamtono.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler