Sosial
Sudah Setengah Tahun Stok Vaksin Polio di Gunungkidul Kosong






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Stok Vaksin polio atau invated poliovirus vaccine (IPV) telah mengalami kekosongan sejak September 2019 lalu. Dengan demikian, dokter maupun bidan hingga klinik harus melakukan pengadaan secara mandiri dengan pihak swasta. Namun demikian, konsekuensinya, untuk mendapatkan vaksin ini, masyarakat harus merogoh koceknya.
Vaksin polio sendiri bagi seorang bayi memang cukup vital. Vaksin diberikan untuk mencegah serangan penyakit polio yang menyerang tulang. Pemberian vaksin polio diberikan pada rentang usia dua, tiga, empat dan sembilan bulan.
“Vaksin Polio atau inactivated poliovirus vaccine (IPV) bantuan dari Pemerintah pusat secara gratis di Kabupaten Gunungkidul sudah habis. Untuk pengadaan stok, baru diperkirakan mulai bulan April 2020 mendatang,” ucap Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Gunungkidul, drg. Niken Widyawati, Jumat (14/02/2020).
Atas kekosongan stok vaksin dari pemerintah ini, pihaknya tidak bisa berbuat banyak. Kebijakan pengadaan sendiri sepenuhnya merupakan kewenangan pusat. Daerah hanya sekedar menerima pendistribusian dari pemerintah pusat.
“Kan kita pengadaan vaksinnya tidak sendiri, harus dari sana. Jadi kalau pusat pengadaannya lagi berhenti, otomatis kita ikut berhenti juga,” jelas Niken.







Menurutnya, salah satu kendala kosongnya vaksin polio karena adanya perubahan dalam pemesanan di e-Katalog. Sehingga kemudian, pemesanan vaksin harus diulang dan berdampak pada tersendatnya distribusi.
“Saat menunggu ini ternyata banyak masyarakat yang minta, sedangkan kita tidak bisa melakukan pengadaan sendiri, karena aturan harus jelas dan itu regulasi dari pusat,” ujarnya.
Sebagai alternatif, di DIY sendiri mengeluarkan kebijakan di mana pihak swasta seperti dokter, bidan, hingga klinik diperbolehkan untuk melakukan pengadaan secara mandiri. Namun demikian, harga dari vaksin ini cukup mahal lantaran ada pada kisaran Rp. 190.000,- per vaksinnya.
“Itupun harga di e-katalog ya, di lapangan bisa lebih mahal tergantung kebijakan dokter, bidan maupun klinik swasta,” imbuh dia.
Sementara itu, Kepala UPT Puskesmas Patuk 1, dr. Emilia Arum Pratiwi mengakui adanya kekosongan vaksin polio sejak September 2019. Sehingga dengan terpaksa, apabila ada masyarakat hendak memvaksin bayinya, pihaknya mengarahkan untuk melakukan vaksin mandiri yang bisa didapatkan dari pihak swasta.
“Harapan kami segera didistribusikan, banyak sekali masyarakat kurang mampu yang membutuhkan,” tandasnya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks