Connect with us

Budaya

Hadiri Lomba Karawitan, Bupati Kecewa Usia Peserta Tak Dibatasi

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melalui Dinas Kebudayaan terus berusaha melakukan pelestarian kesenian dan budaya yang dimiliki Gunungkidul. Semua kalangan masyarakat diharapkan dapat berkontribusi dalam pelestarian budaya dan kesenian. Terlebih generasi muda atau milenial yang saat ini mulai didorong untuk ikut andil dalam mengangkat potensi yang dimiliki. Sehingga nantinya budaya dan kesenian yang dimiliki tidak luntur tergerus oleh masa yang semakin modern.

Kamis (18/04/2019) pagi tadi, Dinas Kebudayaan Gunungkidul mengadakan lomba karawitan dengan tujuan mengenalkan pada anak-anak mengenai kesenian tradisional yang dimiliki. Terlebih juga untuk menggugah semangat masyarakat di 18 kecamatan khususnya kaum perempuan untuk berperan aktif dalam proses pelestarian kesenian dan budaya. Dengan demikian, rasa memiliki dan kebanggaan tumbuh pada diri masing-masing dan sesuai dengan visi misi pembangunan daerah.

Bupati Gunungkidul, Badingah yang turut hadir dalam acara tersebut mengatakan, peran pemerintah dalam mendorong masyarakat dalam situasi saat ini memang dituntut harus lebih kuat lagi. Terlebih dalam mengenalkan budaya dan kesenian asli Gunungkidul kepada generasi milenial. Pasalnya, berdasarkan pengamatan yang dilakukan saat ini justru terdapat pergeseran. Di mana anak muda justru lupa dengan kesenian dan budaya mereka yang sebenarnya. Modernisasi yang ada selama ini berpengaruh kuat dalam pergeseran ini.

Berita Lainnya  Berbeda Dengan Tahun Lalu, Bupati Badingah Hadiri Pembukaan Cupu Kyai Panjala

Generasi muda justru mulai beralih menyukai dan mengunggul-unggulkan budaya dan kesenian dari barat maupun daerah lain. Jika dibiarkan, kondisi ini tentu akan berdampak buruk bagi kelestarian budaya dan kesenian asli daerah sendiri.

“Pergeseran pasti ada. Terbukti kok, sekarang anak muda justru lebih suka dengan modernisasi atau budaya lain ketimbang misalnya belajar karawitan atau kesenian tradisional lain,” ucap Badingah.

Kondisi ini tentunya menjadi PR tersendiri bagi pemerintah Gunungkidul. Dalam proses pensosialisasian dan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada generasi muda harus lebih getol kembali. Dengan demikian, pelestarian semakin kuat. Budaya dan kesenian yang menjadi potensi akan lebih eksis dan jauh dari kata tertinggal.

Berita Lainnya  Kucurkan Danais 60 Juta, Disbud Latih Perwakilan 45 Desa Nulis Naskah Teater

“Ada yang saya sayangkan dalam kegiatan kali ini. Jika biasanya usia para peserta dibatasi 40 tahun dengan memberikan ruang bagi generasi muda untuk tampil tapi kali ini justru diperuntukkan secara umum. Ini harus jadi evaluasi bersama,” tambahnya.

Ia juga menggaris bawahi dengan adanya undang-undang keistimewaan DIY, masyarakat harus lebih aktif lagi dalam melestarikan kebudayaan yang dimiliki. Dari pemerintah sendiri juga akan berusaha semaksimal mungkin dalam memberikan pendidikan pelatihan atau menyasar sejumlah program kepada masyarakat, pelaku pelestari dan kelompok-kelompok lainnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Agus Kamtono menambahkan, dari pemerintah sendiri dalam memfasilitasi dan memberikan ruang bagi masyarakat untuk menunjukkan bakat mereka akan terus ditingkatkan. Dalam bidang kesenian khususnya karawitan ini, jika tahun sebelumnya hanya dilakukan sekali dalam dua tahun rencananya akan diadakan 1 kali dalam satu tahun. Sehingga nantinya hal ini dapat berkesinambungan dan pelestarian semakin nyata.

Berita Lainnya  Mbah Baut, Pelawak Campursari Dengan Dandanan Unik

“Tahun-tahun sebelumnya memang ada pembatasan usia biar anak muda yang tampil. Untuk tahun ini kita selenggarakan umum, tapi khusus untuk perempuan dan pengendangnya pun juga perempuan,” paparnya.

Berbagai program kebudayaan terus diberikan kepada kelompok-kelompok pelestari budaya. Rencananya, pada tahun 2019 ini pemerintah juga akan kembali menyebar 7 set gamelan agar semua kecamatan dan kelompok pelestari budaya dan kesenian menjadi lebih terfasilitasi.

“Salah satu yang diperhatikan adalah fasilitas, tahun ini 7 set gamelan akan diperbantukan. Biar semua kegiatan dan proses regenerasi selalu ada,” tutupnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler