Sosial
Menikmati Tradisi Unik Cing Cing Goling, Sarana Bersyukur Sekaligus Berbagi Masyarakat Gedangrejo






Karangmojo,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Tradisi Cing Cing Goling yang merupakan adat tradisi warga Padukuhan Gedangan, Desa Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo yang hingga saat ini terus lestari. Budaya yang telah dilakukan sejak zaman nenek moyang ini masih terus diperingati secara antusias oleh masyarakat setempat. Warga percaya bahwa dengan terus memeringati tradisi ini, akan mendatangkan berkah bagi daerah.
Senin (27/08/2018) siang tadi, masyarakat Gedangan secara serempak melaksanakan tradisi Cing Cing Goling. Sejumlah atraksi penuh makna turut memeriahkan perayaan ini. Tak ketinggalan, ratusan ayam ingkung dipersembahkan oleh warga sebagai wujud sodakoh warga Padukuhan Gedangan, Desa Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo.
Hajatan besar warga Gedangan ini dimulai dengan mengumpulkan ayam ingkung beserta ubo rampe lainnya dan kemudian dibacakan doa-doa oleh warga seperti genduri pada umumnya. Usai didoakan, ratusan ingkung itu lantas dibagi-bagikan kepada seluruh masyarakat yang hadir. Momen ini yang memang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat setempat. Mereka percaya bahwa ingkung serta ubo rampe yang dibagikan tersebut bukan hanya sekedar lauk semata, namun juga gambaran berkah yang mereka terima
Acara sendiri semakin meriah saat tabuhan alat musik tradisional mulai diperdengarkan. Puluhan orang berpakaian adat tradisional mulai terjun ke ladang tempat digelarnya acara untuk menari. Para warga tersebut memerankan lakon prajurit dan ksatria yang menjadi cikal bakal Padukuhan Gedangan. Adegan tatrikal ini lalu disusul dengan pengarakan gadis yang memerankan seorang putri mengitari lahan yang telah dipersiapkan.
Melihat keseruan serta kemeriahan yang ada, tak heran memang acara ini sangat memancing perhatian warga. Tak hanya warga Gedangan ataupun Gedangrejo, sejumlah warga dari daerah lainnya juga ikut datang untuk menyaksikan acara. Terik matahari di siang yang panas seakan tak diindahkan hanya untuk menyaksikan tradisi yang digelar setiap tahun tersebut.







Salah seorang panitia Cing Cing Goling, Sugiyanto memaparkan, Cing-cing Goling merupakan tradisi khas daerahnya. Tradisi ini digelar sebagai bentuk wujud syukur masyarakat atas hasil bumi selama beberapa bulan atau 1 tahun belakangan. Tak hanya itu, menurut Sugiyanto, Cing Cing Goling ini mennjadi wujud persatuan masyarakat Gedangan. Melalui momen ini, masyarakat saling berbagi rejeki dalam bentuk makanan tersebut.
"Tahun ini sedikitnya ada 500 ayam yang dipotong oleh masyarakat untuk hajat besar memperingati tradisi Cing-cing Goling," ucap Sugiyanto, Senin siang.
Sementara itu, panitia lainnya, Murseno menambahkan, tradisi Cing-cing Goling adalah tradisi dari nenek moyang dari prajurit Majapahit. Kala itu, para prajurit pelarian dari Majapahit berupaya membuat saluran sungai dan bendungan di wilayah Gedangan. Dari saluran sungai dan bendungan itulah kemudian masyarakat setempat bisa menjalankan aktifitas bertani mereka.
Disebutkan Murseno, aliran sungai serta bendungan tersebut juga sebagai bentuk pertahanan prajurit dari serangan musuh. Selain itu, adanya bantuan ini tentunya juga menarik simpati dari warga setempat sehingga kemudian bersatu untuk mengusir lawan. Terbukti setelah saluran sungai dan bendungan jadi pertanian warga sekitar jauh lebih berkembang, kehidupan juga berangsur membaik. Tak hanya itu berkat kegigihan dan bersatunya masyarakat, para penjahat yang seringkali merampok di wilayah tersebut berhasil diusir.
"Sekilas cerita seperti itu Wisangsanjaya dan Yudhopati yang memiliki keterlibatan luar biasa dalam mensejahterakan masyarakat. Makanya tradisi ini terus kami lestarikan, agar generasi penerus mengetahui tradisi dan perjuangan terdahulu," imbuh dia.
Dalam prosesi peringatan tradisi ini, lahan yang ada diinjak-injak oleh para lekaki yang memerankan sebagai prajurit dan ksatria itu. Tak ada satupun warga yang keberatan lahannya diinjak-injak dalam prosesi Cing cing Goling. Bahkan, para pemilik lahan justru berharap lahannya diinjak-injak karena memiliki kepercayaan jika nantinya lahan yang diinjak-injak justru akan bertambah subur.
“Tradisi ini masih sangat dipercaya oleh masyarakat dan akan tetap kami lestarikan,” tandas dia.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks