Pariwisata
Pandemi, PPKM dan Rapuhnya Sektor Pariwisata Gunungkidul






Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sejak diterapkannya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak 3 Juli 2021 lalu, berbagai persoalan sosial terus bermunculan. Situasi sendiri semakin pelik ketika pemerintah terus memperpanjang masa PPKM Darurat berlevel. Salah satu sektor yang saat ini tak hanya lesu namun bahkan mengalami kelumpuhan adalah sektor pariwisata. Sektor ini sebelumnya selalu menjadi andalan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Gunungkidul.
Lumpuhnya sektor pariwisata sendiri memiliki akibat domino yang cukup besar. Selain turunnya PAD Pariwisata, juga berdampak pada hilangnya potensi perputaran uang dari ratusan ribu wisatawan yang biasanya setiap bulan memadari obyek-obyek wisata bumi handayani. Hantaman pandemi ini tentunya menunjukkan rapuhnya sektor pariwisata yang selama ini digaungkan oleh pemerintah yang diklaim sebagai juru kesejahteraan masyarakat Gunungkidul.
Gunungkidul memang kaya akan potensi-potensi alamnya yang menakjubkan. Bahkan Gunungkidul dinilai dapat menyerupai Bali dalam hal pariwisata. Melalui berbagai program, pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan antar kawasan wisata. Sebut saja Jalan Jalur Lingkar Selatan (JJLS) yang akan menghubungkan Bandara YIA menuju kawasan wisata Selatan DIY, termasuk Gunungkidul.
Namun sejak adanya pandemi, terlebih adanya PPKM Darurat berlevel, restoran, toko souvenir, hotel, biro jasa perjalanan, pedagang di kawasan wisata, yang merupakan bagian dari industri pariwisata adalah kelompok pertama yang merasakan dampak pandemi di sektor pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata, Asti Wijayanti, memperkirakan kerugian selama sebulan penerapan PPKM adanya potensi kehilangan PAD dari retribusi sebesar Rp 5 Miliar. Hal ini dikarenakan tidak adanya pemasukan selama penutupan sementara kawasan wisata. Pada tahun 2021, pihaknya menargetkan PAD pariwisata sebesar Rp. 18 Miliar. Namun diakuinya, dengan adanya pemberlakuan penutupan obyek wisata, target tersebut belum dapat tercapai.







“Dari sisi retribusi ada kemungkinan hilangnya pendapatan sebesar Rp 5 Miliar, belum kerugian yang dialami oleh pelaku wisata,” jelas Asti.
Dinas Pariwisata pun berencana akan merevisi target kunjungan dan target PAD sektor pariwisata pada tahun ini sebagai dampak adanya PPKM Darurat berlevel.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono, mengungkapkan jika selama penutupan kawasan wisata otomatis menghentikan perputaran uang sektor pariwisata. Berdasarkan data, tiap pekannya dikunjungi oleh 40.000 orang pada masa normal. Kemudian survei tingkat belanja di destinasi wisata sebesar Rp. 81.000 per pengunjung. Dari data tersebut, selama pelaksanaan PPKM diperkirakan perputaran uang yang berhenti sebesar Rp. 17,2 Miliar.
“Sudah lima minggu objek wisata ditutup, kalau dihitung perkiraan perputaran uang yang berhenti sekitar Rp. 17,2 miliar,” ujarnya.
Terlebih, kerugian di sektor pariwisata masih diperkirakan akan lebih besar jika PPKM Darurat berlevel kembali diperpanjang. Selain itu, belum adanya bantuan khusus bagi pelaku wisata menjadi persoalan tersendiri bagi masyarakat.
Koordinator Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kalisuci, Winarto menuturkan, sejak ditutupnya objek wisata, sejumlah 40 orang pengelola Kalisuci kini tidak lagi memiliki pemasukan. Sebagai gantinya, banyak yang beralih profesi agar tetap mendapat penghasilan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Sebulan terakhir ditutup dan tidak ada pemasukan, akhirnya banyak yang nyari kerja lain. Ada yang jadi petani, ada yang jadi buruh. Apa saja asal halal sembari menunggu obyek wisata diperbolehkan kembali buka,” jelas Winarto.
Winarto berharap jika nantinya PPKM diperpanjang, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang pro terhadap para pelaku wisata. Menurut Winarto, menjadi tantangan tersendiri jika nantinya objek wisata diperbolehkan dibuka kembali. Dirinya bersama pengelola Kalisuci lainnya kini sedang memikirkan inovasi agar pengunjung mau datang ke tempatnya.
“Semoga objek wisata diperbolehkan buka lagi, kalau ditutup seperti ini terus itu bikin pusing dan repot juga,” keluh dia.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks
-
Sosial7 hari yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah