Connect with us

Pemerintahan

Pemerintah Akan Kembali Beli Beras Hasil Panen Petani Gunungkidul

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Belum lama ini, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul berencana akan menggalakkan gerakan membeli beras dari petani lokal. Hal ini dilakukan karena hasil pertanian yang di daerah ini baik padi maupun palawija melimpah. Di sisi lain juga untuk meningkatkan kesejahteraan petani lokal Gunungkidul.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan, Gunungkidul selama ini dikenal dengan daerah penghasil padi yang melimpah. Namun demikian, selama ini beras lokal hanya dikonsumsi pribadi oleh pemiliknya. Belum begitu banyak yang dijual untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

Maka dari itu, pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul menggagas pembelian beras lokal oleh Aparatur Sipil Negara (ASN). Dengan begitu beras lokal dapat terangkat namanya, dan menjadi solusi pagi petani Gunungkidul agar mendapatkan untung dari sektor pertanian.

“Ini sebagai upaya peningkatan kesejahteraan petani Gunungkidul pasca panen. Hasil yang didapat bisa dipasarkan memenuhi kebutuhan ASN,” papar Rismiyadi.

Berita Lainnya  RSUD Saptosari Akan Difungsikan Khusus Tangani Pasien Covid19

Nantinya skema yang akan diterapkan yakni, masing-masing ASN bisa membeli beras lokal 5 kilogram dengan harga Rp 55.000. Harga yang dipatok tentunya sesuai dengan harga di pasaran. Saat ini, DPP tengah intensif berkoordinasi dengan OPD di Pemkab Gunungkidul untuk mensukseskan program tersebut.

“Sudah ada 15 OPD yang bersedia, nah nanti akan terus diperluas kembali,” ujar dia.

Sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam upaya mensejahterakan petani, DPP telah dan akan membangun lumbung pangan di sejumlah lokasi. Bangunan tersebut nantinya akan dimanfaatkan sebagai tempat mengolah padi petani menjadi beras siap jual. Mulai dari penyimpanan, penggilingan hingga pengemasan.

Beberapa lumbung pangan telah dibangun dan mulai dioperasikan. Salah satunya adalah di Kalurahan Semin, Kapanewon Semin. Di tempat ini, mesin yang ada mampu mengolah 80 ton gabah menjadi beras.

“Beberapa sudah ada yang dibangun dan mulai berproduksi. Kami juga antisipasi gabah Gunungkidul dibawa ke daerah lain untuk digiling dan dikemas menjadi beras diberi label daerah luar dan dijual lagi ke Gunungkidul,” ucapnya.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Luh Gede Suastini, mengatakan jika keberadaan LPM di masyarakat sangat strategis untuk mendukung perkembangan bisnis padi di suatu daerah, selain itu juga dapat memperkuat ketahanan pangan dan cadangan pangan di suatu wilayah.

Berita Lainnya  Sediakan Anggaran 5,7 Miliar, Dana Talangan Tunggakan BPJS Kesehatan Hanya Diberikan Untuk RSUD Wonosari

“Di Gunungkidul sampai sekarang total ada 4 LPM yang tersebar di Karangmojo, Ponjong, Semin, dan Paliyan,” jelasnya.

Dijelaskannya, LPM ditujukan untuk mengantisipasi ketika terjadi suatu bencana alam. Ketika LPM sudah dibangun maka akselerasi bantuan pangan akan lebih cepat didistribusikan ke masyarakat. LPM sendiri merupakan amanah dari UU tentang pangan yang harus difasilitasi dan didukukung oleh pemerintah.

“sebagian LPM diambil berasnya untuk memenuhi kebutuhan beras lokal untuk ASN,” ucapnya.

Ia menambahkan jika pada tahun ini tidak ada penambahan pembangunan LPM di Gunungkidul. Hal itu karena Gunungkidul bukan menjadi lokasi prioritas dari Pemerintah Pusat. Meskipun demikin Pihaknya selalu mengusulkan adanya penambahan LPM di Gunungkidul ke Pemerintah Pusat.

Berita Lainnya  Lima Kalurahan Lolos Seleksi Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru

“Itu sumbernya kan dari DAK Pusat, tahun ini karena bukan lokasi prioritas maka tidak ada penambahan di Gunungkidul,” ucapnya saat ditemui.

“idealnya setiap daerah yang produktifitas padinya tinggi maka perlu LPM, kalau tidak ada produksi ya tidak jalan. Sejauh ini belum ada hitungan jumlaj ideal karena patokannya hanga sentra produksi padi seperti di Ponjong, Semin, dan Karangmojo,” tambah dia.

Lurah Semin, Tri Sutarno menambahkan tahun 2023 ini pemerintah Kalurahan Semon akan memulai pemasaran beras lokal untuk ASN di Kapanewon Semin. Termasuk nantinya bantuan berupa beras (BPNT) bagi keluarga kurang mampu juga akan diambilkan dari beras lokal.

“2023 ini akan kami mulai program beras lokal untuk ASN dan penerima bantuan pemerintah,” terang Lurah Semin.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler