Sosial
Berkah Kemarau Bagi Petani Tembakau, Panen Hingga Miliaran Rupiah






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Meskipun kurang menguntungkan bagi para petani padi dan palawija, cuaca pada tahun ini justru menjadi tahun baik bagi para petani tembakau di Gunungkidul. Pasalnya, musim kemarau yang diprediksi akan panjang akan pas bagi tumbuh kembang tanaman tembakau. Sehingga hasil panen pun cukup memuaskan.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Bambang Wisnu Broto mengatakan, tanaman tembakau tumbuh baik di sejumlah kecamatan seperti Wonosari, Paliyan, Panggang, Purwosari, Ngawen dan Semin. Meski luasan berubah-ubah namun setiap tahunnya, tembakau menjadi tanaman andalan petani saat musim kemarau tiba.
“Luasan lahan antara 400 sampai 600 hektare. Tidak pasti, selalu berubah-ubah,” kata Bambang kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Selasa (27/08/2019).
Ia menjelaskan, untuk tahun ini tanaman tembakau tumbuh baik lantaran cuaca sangat pas. Artinya, musim kemarau yang terjadi tidak banyak diguyur hujan deras sehingga daun tembakau tidak mengalami kerusakan.
“Tembakau kan gak butuh air banyak, ini kemaraunya baik. Para petani kalau mengairi tembakaunya pakai air sumur atau air tampungan di sekitar sawah,” imbuh dia.







Bambang menambahkan, kesuksesan hasil panen tembakau di tunjukan oleh salah satu kelompok tani di Kecamatan Ngawen. Di lokasi tersebut satu kelompok mampu menjual tembakau hingga miliaran rupiah.
“Satu kelompok dapat Rp 24 miliar kalau gak salah. Harga tembakau saat ini bagus bisa sampai Rp 90 ribu per kilogram tembakau rajang,” ungkap dia.
Lebih lanjut dikatakan, para petani sendiri telah memiliki pasar yang jelas. Beberapa dari mereka telah menjalin kerjasama dengan perusahaan rokok dan sebagian lagi memiliki langganan dari pengepul di wilayah Jawa dan Sumatera.
“Ada yang kontrak dengan PT, ada yang diambil pembeli dari Garut dan Sumatera. Karena tembakau kita masih disukai,” jelas dia.
Untuk tanaman tembakau sendiri, lanjut Bambang, tidak memiliki potensi kerugian akibat adanya hama. Namun bisa saja, harga tembakau hancur ketika hujan terus turun ketika musim kemarau terjadi.
“Kalau hama tidak ada, ya ada tapi tidak signifikan. Biasanya daun rusak kalau kebanyakan air,” pungkas dia.