fbpx
Connect with us

Pariwisata

Dibangun Megah Dengan Koleksi Batu Geopark Lengkap, Komplek Taman Batu Ngingrong Masih Sepi Pengunjung

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Etalase Taman Batu Ngingrong yang berada di jalur wisata tepatnya di Desa Mulo, Kecamatan Wonosari hingga saat ini sepi peminat. Nyaris tak ada pengunjung ke bangunan megah yang dibangun dengan dana miliaran tersebut. Untuk itu, pemerintah berupaya terus melakukan perbaikan dan meingkatkan sarana prasarana yang ada.

Pantauan pidjar.com, meski berada di jalur wisata namun keberadaan Taman Batu Ngingrong masih belum mampu menarik minat wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Sesekali terlihat hanya beberapa orang yang menggunakan lokasi tersebut untuk sekedar nongkrong menghabiskan waktu luang.

Pun demikian dengan keberadaan sebuah bangunan yang berisi etalase bebatuan yang berasal dari kawasan Gunungsewu Unesco Global Geopark itu. Bahkan setiap harinya nyaris tidak ada wisatawan yang datang ke lokasi wisata edukasi itu.

Berita Lainnya  Berkunjung ke Gunung Ireng, Wisata Kabut yang Tengah Hitz di Kalangan Anak Muda

Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Harry Sukmono mengakui adanya hal tersebut. Pihaknya pun berusaha memberikan daya tarik dengan menggratiskan biaya masuk ke lokasi ini. Meski begitu, hal ini tetap dinilai belum juga memberikan dampak terhadap jumlah kunjungan.

“Saat ini kunjungan paling banyak memang dari kalangan pelajar, terakhir itu rombongan dari mahasiswa UNES (Universitas Negeri Semarang), untuk kalangan umum memang belum banyak,” ujar Harry, Rabu (14/11/2018).

Untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan pihaknya berusaha akan terus berupaya melakukan perbaikan. Dalam waktu dekat ini pihaknya akan memperbaiki sarana prasarana pada tahun ini.

“Kita targetkan akhir tahun ini selesai pengerjaan interpretasi atau papan penjelasan tentang batu yang ada, sementara batuan yang ada di luar ruangan dahulu, karena anggaran yang terbatas jadi harus bertahap,” imbuh dia.

Harry menjelaskan, saat ini terdapat 20 jenis batuan dengan jumlah ratusan buah yang berasal dari kawasan Gunung Sewu Unesco Global Geopark mulai dari Gunungkidul, Wonogiri, hingga Pacitan. Selain bebatuan alam juga ada fosil biota laut, dan fosil kayu dinilai saat ini sudah relatif lengkap.

“Ini merupakan bagian dari mengembalikan, mengumpulkan parsel-parsel sejarah terbentunya bumi Gunungsewu. Masing-masing punya keunikan tersendiri pastinya, yang memiliki nilai edukasi,” ucapnya.

Terpisah, Presiden Geopark Indonesia, Budi Martono, mengatakan berbagai promosi sudah dilakukan untuk pengenalan Geopark Gunungsewu, diantaranya melalui web, brosur.

Berita Lainnya  Watunene, Pantai di Balik Perbukitan Yang Dilabeli Nusa Penidanya Gunungkidul

“Selain itu TIC (Tourist Information Centre) yang ada di Patuk diharapkan dapat segera selesai penambahan pembangunanya, agar dapat semakin mudah mengenalkan,” katanya.

Menurut dia, Gunungsewu saat ini oleh pemerintah pusat dijadikan percontohan yang berhasil mengembangkan Geoparknya. Belum lama ini juga ada kunjungan dari Pemerintah Pusat ke Ngingrong.

“Kita terus berupaya agar geopark di Indonesia berkembang, termasuk Gunung Sewu Unesco Global Geopark,” ucapnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler