Pemerintahan
Dinkes Gunungkidul Sebut Ada Warga Tertular Antraks






Wonosari,(pidjar.com)— Dinas Kesehatan Gunungkidul menyebut ada sejumlah warga di Kapanewon Rongkop dan Girisubo yang saat ini kondisinya terus dipantau oleh petugas kesehatan. Pasalnya diduga kuat para warga ini tertular penyakit antraks.
“Kami mendapatkan informasi sejauh ini memang ada penularan terhadap manusia. Ada kasus terkonfirmasi 3 orang dan ada laporan kasus suspeks antraks 2 orang,” ucap Ismono.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas, terdapat luka lesi di kulit beberapa warga tersebut. luka semacam ini merupakan tanda atau ciri-ciri apabila seseorang tertular penyakit antraks.
Lebih lanjut ia menjelaskan, pasca adanya temuan dugaan kasus antraks itu, pihaknya kemudian melakukan tindakan epidemiologi dan screening pada populasi beresiko. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan spesimen pada suspek yang bergejala.
Pada saat itu selama pemantauan masa inkubasi yaitu 60 hari muncul 2 kasus baru, maka dari itu pihaknya terus melakukan pemantauan konsumsi obat pada populasi beresiko dan memberikan profilaksis.







“Mereka sudah melakukan pengobatan di Puskesmas,” kata Ismono.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan, dari Februari sampai dengan Maret kemarin pihaknya mendapatkan laporan adnaya 20 ekor sapi di Kalurahan Bohol, Rongkop dan Kalurahan Tileng, Girisubo mati secara berurutan.
Usai mendapatkan laporan tersebut, petugas dinas kesehatan hewan kemudian mengambil sampel untuk dilakukan uji laboratorium. Sebab ternak-ternak yang mati ini memiliki gejala layaknya terpapar antraks.
“Kami lakukan pengambilan sampel untuk diuji laboratorium, memang tidak semua hanya beberapa yang diambil sampel,” ucapnya.
Kendati demikian, pihaknya tidak bisa mengambil sampel dari bangkai ternak yang mati tersebut. Sebab setelah mati, bangkai sapi tersebut disembelih dan langsung dijual ke pedagang.
“Hampir semua (ternak mati) dijual oleh pemiliknya ke pedagang,” jelas Wibawanti.