fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Berkah Para Petani Yang Bisa Panen Hingga 4 Kali Dalam Setahun

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Kabupaten Gunungkidul selama ini dikenal sebagai daerah yang kering gersang. Sebagian besar lahan pertanian yang diterapkan dulunya hanya mengandalkan sistem tadah hujan sehingga dalam 1 tahun hanya mampu panen 2 kali saja. Akan tetapi sering dengan berkembangnya daerah, inovasi petani, serta dukungan pemerintah, ada petani yang mendapatkan berkah sekarang ini bisa melakukan panen hasil ladang hingga 4 kali dalam setahun.

Salah satu kelompok tani yang setiap tahunnya menerapkan indeks penanaman (IP) 4 kali dalam satu tahun adalah di kelompok tani (Poktan) Sidomulya Jambe Kalurahan Duwet, Kapanewon Wonosari. Selama ini para petani ini memanfaatkan air yang ada untuk membantu pengairan di lahan agar terus berproduksi.

“Sistemnya padi satu kali setelah panen, lahan digunakan untuk menanam bawang merah lanjut bawang putih kemudian pada akhir tahun kami menanam padi lagi,” kata Ketua Poktan Sidomulyo Jambe, Giyanto, Sabtu (28/08/2021).

Dengan sistem semacam ini dan dibantu dengan ketersediaan air yang mencukupi, geliat sektor pertanian di kawasan ini menjadi cukup besar. Hasil dari pertanian mampu mencukupi kebutuhan para petani.

“Dengan kegigihan para petani dalam budidaya bawang merah, cabai, dan sayuran, harapan ke depannya memang cakupan lahannya bertambah dan hasilnya melimpah. Kami berharap di masa depan bisa menjadi sentra hortikultura,” imbuh dia.

Petugas Bidang Perkebunan dan Hortikultura, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Restu menambahkan, di Gunungkidul sendiri sudah banyak menerapkan IP 4 kali. Dalam menerapkan sistem ini, ketersediaan air memang harus benar-benar dijaga. Sebab jika salah perhitungan tidak menutup kemungkinan justru tidak berhasil dan merugikan para petani.

Berita Lainnya  Menyakitkan Hati Rakyat, Bupati Janji Akan Segera Ganti Form Surat Pernyataan Miskin Berisi Kutukan

“Untuk indeks penanaman 4 kali itu memang sangat tergantung dengan ketersediaan air di lokasi tersebut,” ucap Restu.

Menurutnya ada beberapa kapanewon yang mulai melakukan sistem tersebut diantaranya adalah di sebagian Wonosari, Karangmojo, dan Semin. Selain bawang merah ada juga yang menanam beberapa jenis sayuran dan cabai.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto memaparkan, untuk meningkatkan sektor pertanian dan hortikultura, pemerintah selama ini rutin dalam menggelontorkan bantuan pengairan. Program ini adalah sebagai upaya untuk optimalisasi sektor pertanian di Gunungkidul. Sebagaimana diketahui, Gunungkidul memiliki lahan pertanian yang cukup luas. Namun potensi pertanian sendiri selama ini terkendala ketersediaan air. Persoalan ini yang berusaha dipecahkan oleh pemerintah sehingga lahan pertanian bisa semakin produktif dan menghidupi petani.

Berita Lainnya  Membahas Pemetaan Untuk Cari Solusi Konflik Warga Dengan Monyet Yang Tak Kunjung Usai

“Pemerintah memberikan bantuan ini agar petani lebih optimal lagi. Sehingga sektor pertanian dan hortikultura lebih meningkat kembali,”ucapnya.

Ia berpesan agar petani mensyukuri bantuan pemerintah yang diberikan sehingga secara bersungguh sungguh dalam bertani. Di poktan Sidomulyo Jambe ini sekarang juga sedang dibangun irigasi menggunakan DAK sebesar Rp 156.600.000. Dirinya berharap sebelum musim hujan tiba irigasi air tanah sudah selesai dan dimanfaatkan segera setelah mendapatkan airnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler