fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Kemarau Terpanjang di Tahun 2018 Ini, BPBD Minta Bupati Segera Tetapkan Status Tanggap Darurat Kekeringan

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul menyebut kekeringan yang terjadi pada tahun 2018 ini menjadi yang terpanjang dalam tiga tahun terakhir. Bahkan lantaran hujan tak kunjung turun, pihaknya akan segera mengirim surat ke Bupati agar segera dilakukan penetapan status tanggap darurat kekeringan.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan bahwa kekeringan pada tahun ini cukup panjang. Bahkan dari informasi yang diperoleh pihaknya, hujan baru akan turun secara merata pada minggu ke tiga November 2018 mendatang.

“Yang saya amati dalam tiga tahun terakhir, ini (kekeringan) menjadi yang terpanjang. Dari Mei 2018 sampai awal November ini belum hujan, padahal tahun sebelumnya 2016 itu September sudah hujan sedangkan 2017 lalu Oktober sudah hujan,” terang dia ketika di temui pidjar-com-525357.hostingersite.com di ruangannya, Kamis (01/11/2018).

Hujan tidak kunjung turun hingga awal November memperburuk kondisi kekeringan di Kabupaten Gunungkidul. Menyikapi hal itu, pihaknya pada Jumat esok (02/11/2018) akan mengirimkan surat ke Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk segera menaikkan status menjadi tanggap darurat kekeringan.

Berita Lainnya  Hujan Deras dan Angin Kencang di Semin, Balai Desa Candirejo Rusak Tertimpa Pohon Tumbang

“Untuk mekanisme pengajuannya Jumat kita ajukan, lalu kita susul dengan komunikasi kita buatkan draft darurat kekeringan, dan SK sudah ditandatangani bupati dana tak terduga bisa kita alihkan untuk kekeringan,” jelasnya.

Edy mengatakan, pihaknya telah memperhitungkan status tanggap darurat kurang lebih selama 20 hari. Dengan keadaan saat ini BPBD hanya bisa melakukan dropping air sebanyak 16 rit.

“Kalau besaran dana tak terduga belum dihitung secara rinci, tetapi perhitungan kasar saya mungkin berkisar Rp 80 juta karena kami ada sedikit dana sisa,” katanya.

Ia menjelaskan, langkah ini diambil lantaran jika pun hujan tiba kurang dari 20 hari masyarakat belum bisa memanfaatkan air tersebut. Sebap, dari pengalaman sebelumnya, masyarakat menggunakan air hujan yang turun pertama itu untuk membersihkan bak penampung air.

Berita Lainnya  Kisah Tumbangnya Kades Petahana Pulutan Akibat Selisih 70 Suara

“Belum bisa dimanfaatkan karena biasanya masyarakat saat hujan pertama akan membersihkan bak-bak penampungan air milik mereka yang kotor. Walaupun hujan kita tetap bisa dropping air,” katanya.

Ia menuturkan bahwa dana untuk dropping di setiap kecamatan secara umum sudah habis. Bahkan kali ini pihaknya juga telah menerima pengajuan dropping baru seperti kecamatan Patuk dan Kecamatan Semin.

“Kecamatan Patuk belum pernah mengajukan dropping karena sudah ada tangki air, tetapi kali ini mengajukan karena dana dropping air sudah habis. Dan rata-rata dana dropping air di kecamatan sudah habis,” paparnya.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler