Pemerintahan
Pentingnya ASI Ekslusif, Gizi Paling Tinggi, Paling Ekonomis dan Tingkatkan Ikatan Ibu-Anak


Wonosari,(pidjar.com)–Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul menekankan tentang pentingnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan. Sebagai salah satu upaya pemerintah untuk mengedukasi ibu hamil dan ibu menyusui, dinas melakukan Kampanye ASI.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Gunungkidul, dr. Trianawati mengungkapkan, pemberian ASI eksklusif dari 0 sampai 6 bulan sangatlah penting bagi bayi. Sebab pada usia tersebut, anak membutuhkan gizi yang cukup untuk perkembangannya. Sedangkan semua nutrisi yang dibutuhkan itu, ada pada ASI. Selain pemenuhan gizi serta nutrisi, manfaat lain dari ASI adalah peningkatan ikatan ibu dan anak yang akan semakin erat.
Ia menjelaskan, pemberian ASI ekslusif ini juga akan menekan terjadinya kasus bayi meninggal, stunting, gizi buruk, dan bayi menjadi tidak rentan terpapar virus atau penyakit. Sebab kandungan dalam ASI sendiri sangat komplit sesuai dengan kebutuhan bayi.
“Ada tradisi yang perlu diluruskan, dulu ketika ASI pertama kali keluar yang warnanya kekuningan justru dibuang, hal ini sebenarnya harus dihindari. Sebab ASI yang pertama kali keluar itu justru memiliki gizi tinggi yang dibutuhkan oleh bayi,” papar dr. Trianawati.
Meski edukasi ASI ekslusif ini sudah diberikan, diakuinya bahwa di lapangan masih banyak ibu-ibu yang justru tidak memberikan ASI dengan berbagai alasan. Sebagai contohnya yang banyak ditemui adalah air susu yang tidak keluar atau bahkan ibu dari si anak tersebut bekerja sehingga tidak bisa maksimal dalam memberikan ASI. Anak kemudian diberikan susu formula.
“Sebenarnya ada tips tersendiri yaitu ada pijatan khusus yang bisa dilakukan agar ASI tetap lancar. Pemberian ASI eksklusif di Gunungkidul masih belum tinggi, yaitu hanya 70 persen. Sedangkan angka nasionalnya 80 persen sehingga kita masih di bawah,” paparnya.
Pemberian ASI eksklusif sendiri sangat disarankan. Selain tanggung jawab ibu, keluarga, kader, dan pemerintah juga memiliki tanggung jawab besar agar ibu menyusui bisa memberikan ASI eksklusif minimal 6 bulan lamanya. Berkaitan dengan stunting sendiri di Gunungkidul, data yang terus berjalan saat ini ada 17,50 persen dari 32.000 balita yang dilakukan pengukuran.
Sementara itu, salah seorang Kader Posyandu, Haryati mengatakan di wilayahnya sendiri para kader Posyandu juga turut mengkampanyekan ASI eksklusif untuk 0-6 bulan. Setiap kali pendataan ibu hamil dan ibu menyusui, para kader ini memberikan edukasi bagaimana pentingnya ASI bagi bayi. Dengan penggunaan ASI, juga lebih ekonomis tentunya lantaran tidak harus membeli susu formula.
“Ya kami berikan edukasi mengenai pentingnya ASI, Alhmadulillah di daerah kami mayoritas ASI ekslusif. Kami berikan referensi makanan bergizi yang sekiranya meningkatkan produksi ASi,” ujar dia.

-
Sosial3 minggu yang lalu
SMP Swasta Ini Borong Juara di LBB Gunungkidul 2023
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tragis, Warga Prigi Tewas Usai Terlindas Bus Pariwisata di Jalan Jogja-Wonosari
-
Hukum4 minggu yang lalu
Wanita Pelaku Pembunuhan dan Pembuangan Bayi Ditangkap
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Kecelakaan di Jalan Baron, Pengendara Motor Tewas Mengenaskan Terlindas Truk
-
Sosial3 minggu yang lalu
Asa Warga Karangnongko Miliki Jalan Layak Akhirnya Terwujud, Pria Ini Berjalan Merangkak
-
Hukum4 minggu yang lalu
Komplotan Pencuri Baterai Tower Telekomunikasi Diringkus Petugas
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Selingkuhi Warganya, Oknum Dukuh Dituntut Mundur
-
Politik4 minggu yang lalu
Empat Program Kunci Untuk Kemajuan Gunungkidul
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kasus Korupsi RSUD Wonosari, Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum Ajukan Kasasi
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kasus Naik Penyidikan, Korban Bullying di SD Elite Ternyata Sempat Opname di RS
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Disapu Angin Kencang, Sejumlah Rumah di Semin Rusak
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Puluhan Baliho Kaesang dan PSI di Jalan Wonosari Dirusak Orang Tak Dikenal