fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Pentingnya ASI Ekslusif, Gizi Paling Tinggi, Paling Ekonomis dan Tingkatkan Ikatan Ibu-Anak

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul menekankan tentang pentingnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan. Sebagai salah satu upaya pemerintah untuk mengedukasi ibu hamil dan ibu menyusui, dinas melakukan Kampanye ASI.

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Gunungkidul, dr. Trianawati mengungkapkan, pemberian ASI eksklusif dari 0 sampai 6 bulan sangatlah penting bagi bayi. Sebab pada usia tersebut, anak membutuhkan gizi yang cukup untuk perkembangannya. Sedangkan semua nutrisi yang dibutuhkan itu, ada pada ASI. Selain pemenuhan gizi serta nutrisi, manfaat lain dari ASI adalah peningkatan ikatan ibu dan anak yang akan semakin erat.

Berita Lainnya  Kerjasama dengan BPD DIY, Dishub Gunungkidul Luncurkan E-Parkir

Ia menjelaskan, pemberian ASI ekslusif ini juga akan menekan terjadinya kasus bayi meninggal, stunting, gizi buruk, dan bayi menjadi tidak rentan terpapar virus atau penyakit. Sebab kandungan dalam ASI sendiri sangat komplit sesuai dengan kebutuhan bayi.

“Ada tradisi yang perlu diluruskan, dulu ketika ASI pertama kali keluar yang warnanya kekuningan justru dibuang, hal ini sebenarnya harus dihindari. Sebab ASI yang pertama kali keluar itu justru memiliki gizi tinggi yang dibutuhkan oleh bayi,” papar dr. Trianawati.

Meski edukasi ASI ekslusif ini sudah diberikan, diakuinya bahwa di lapangan masih banyak ibu-ibu yang justru tidak memberikan ASI dengan berbagai alasan. Sebagai contohnya yang banyak ditemui adalah air susu yang tidak keluar atau bahkan ibu dari si anak tersebut bekerja sehingga tidak bisa maksimal dalam memberikan ASI. Anak kemudian diberikan susu formula.

Berita Lainnya  Pengadaan Tahap Terakhir, 7 Desa Ini Akhirnya Dapat Perangkat Gamelan

“Sebenarnya ada tips tersendiri yaitu ada pijatan khusus yang bisa dilakukan agar ASI tetap lancar. Pemberian ASI eksklusif di Gunungkidul masih belum tinggi, yaitu hanya 70 persen. Sedangkan angka nasionalnya 80 persen sehingga kita masih di bawah,” paparnya.

Pemberian ASI eksklusif sendiri sangat disarankan. Selain tanggung jawab ibu, keluarga, kader, dan pemerintah juga memiliki tanggung jawab besar agar ibu menyusui bisa memberikan ASI eksklusif minimal 6 bulan lamanya. Berkaitan dengan stunting sendiri di Gunungkidul, data yang terus berjalan saat ini ada 17,50 persen dari 32.000 balita yang dilakukan pengukuran.

Sementara itu, salah seorang Kader Posyandu, Haryati mengatakan di wilayahnya sendiri para kader Posyandu juga turut mengkampanyekan ASI eksklusif untuk 0-6 bulan. Setiap kali pendataan ibu hamil dan ibu menyusui, para kader ini memberikan edukasi bagaimana pentingnya ASI bagi bayi. Dengan penggunaan ASI, juga lebih ekonomis tentunya lantaran tidak harus membeli susu formula.

“Ya kami berikan edukasi mengenai pentingnya ASI, Alhmadulillah di daerah kami mayoritas ASI ekslusif. Kami berikan referensi makanan bergizi yang sekiranya meningkatkan produksi ASi,” ujar dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler