Connect with us

Pemerintahan

Ribuan Ekor Telah Dapat Suntikan Anti Anthrax, Ternak Asal Gunungkidul Masih Belum Boleh Dipasarkan Keluar Daerah

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul terus melakukan upaya penanggulangan penyebaran penyakit antraks. Sebagaimana diketahui, beberapa waktu lalu, sejumlah hewan ternak di Padukuhan Grogol, Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo mati dengan indikasi positif spora anthrax. Sebagai langkah antisipasi penyebaran virus ini, ribuan ternak di sejumlah wilayah telah mendapatkan penyuntikan antibiotik.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengungkapkan, penyuntikan ribuan ternak ini dilakukan sebagai salah satu upaya antisipasi penyebaran penyakit antraks. Selain penyuntikan, pihaknya juga melakukan penyemprotan desinvektan ke tanah secara berkala.

“Saat ini sudah ada 800 kambing, 9 domba dan sekitar 300 sapi yang telah kita suntik. Kalau penyemprotan kita lakukan berulang-ulang secara berkala,” ujar Bambang kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Senin (10/06/2019).

Bambang menjelaskan, setelah dilakukan penyuntikan terhadap ternak dan penyemprotan tanah, pihaknya akan melakukan vaksin terhadap hewan ternak milik masyarakat. Namun begitu, pihaknya dalam minggu ini baru akan menggelar sosialisasi agar masyarakat mampu menerima program antisipasi penyebaran penyakit dari pemerintah itu.

Berita Lainnya  Pemerintah Dorong Investor Bangun SPBU di Sekitar JJLS

“Kita akan sampaikan apa manfaat dari vaksin. Sehingga mereka bisa menerima nantinya. Rencana kami memang minggu ini,” terang dia.

Bambang menjelaskan, sampai saat ini juga tidak ditemukan adanya kasus baru. Pun demikian dengan wilayah perbatasan lain yang berpotensi terjangkit penyakit.

“Seperti wilayah Semanu dan Nglipar yang kita curigai ada, tetapi setelah hasil pemeriksaan tidak ada (kasus antraks),” imbuh Bambang.

Tak hanya pada ternak hidup saja, pihaknya juga melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pedagang daging di wilayah Gunungkidul. Namun begitu, hingga kini pihaknya mengklaim bahwa tidak ada daging yang terjangkit penyakit antraks.

“Sampai saat ini masih aman,” ucapnya.

Disinggung mengenai muasal penyakit antraks di Gunungkidul, Bambang masih belum bisa menyampaikan secara lebih jelas. Sebab menurutnya, kondisi geografis Gunungkidul sendiri berada di tengah kepungan wilayah endemis antraks.

Berita Lainnya  Belasan Kambing Mati Diserang Hewan Liar Dalam Sebulan Terakhir, Dinas Keluarkan Surat Edaran

“Bantul, Sleman, Wonogiri dan Pacitan itu kan wilayah endemis antraks. Kemungkinan ternak dari luar,” kata dia.

Namun begitu, ia juga belum bisa menjelaskan secara pasti terkait hal tersebut. Sebab satu kasus hewan ternak sapi positif antraks yang ditemukan di Karangmojo merupakan ternak yang baru dibeli dari pedagang di Gunungkidul.

“Kita tidak bisa tahu, dari mana karena pedagangnya juga orang Gunungkidul. Kalau kemungkinan ya dari luar,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian DIY, Sasongko mengungkapkan, kasus temuan anthrax di Gunungkidul sendiri saat ini sudah mulai mereda dan tak sampai menimbulkan gejolak di masyarakat. Kasus anthrax di Gunungkidul berhasil ditangani dengan cepat berkat kesigapan berbagai pihak. Sehingga kasus anthrax yang menimpa ternak di Gunungkidul tak sampai menyebar ke wilayah lain.

Berita Lainnya  Di Tengah Polemik Gugatan Setengah Miliar, Pemdes Watusigar Tetap Lantik 6 Perangkat Anyar

Sasongko mengakui jika sampai saat ini akibat temuan tersebut, ternak-ternak di Gunungkidul belum boleh dijual keluar wilayah Gunungkidul. Larangan tersebut memang diberlakukan oleh pemerintah untuk meminimalisir penyebaran bakteri anthrax ke wilayah lain.

“Sampai saat ini belum boleh ke luar. Awalnya kita tetapkan larangan itu selama 20 hari setelah kasus Anthrax mencuat,” tutur Sasongko.

Sebenarnya, pada pertengahan bulan Juni ini sapi-sapi di Gunungkidul sudah diperbolehkan untuk dipasarkan keluar wilayah tersebut. Di mana hewan ternak di Gunungkidul sudah dilokalisir dan diberi vaksin. Dan 20 hari setelah pemberian vaksin tersebut, hewan ternak di Gunungkidul baru boleh ke luar wilayah.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis3 minggu yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis4 minggu yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Pariwisata1 bulan yang lalu

Kementerian BUMN dan Sejumlah Perusahaannya Bagikan Bantuan TJSL ke Warga DIY

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4  Jogja, (pidjar.com)– Kementerian BUMN bersama perusahaan yang berada di bawah naungan BUMN, salah satunya PT Kereta Api Indonesia (Persero)...

Pariwisata1 bulan yang lalu

Okupansi Hotel di Gunungkidul Hampir 100 Persen 

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Momen libur natal dan tahun baru 2025 menjadi hal positif bagi Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) okupansi hotel sangat...

Pariwisata2 bulan yang lalu

10 Ribu Wisatawan Kunjungi Gunungkidul Dimalam Pergantian Tahun 

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Dinas Pariwisata Gunungkidul mencatat sebanyak 10 ribu wisatawan mengunjungi destinasi wisata di Gunungkidul saat perayaan malam tahun baru 2025....

Berita Terpopuler