Connect with us

Sosial

Mengenal Jali, Tanaman Dengan Segudang Khasiat Sebagai Pengganti Beras

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sektor pertanian di Kabupaten Gunungkidul masih menjanjikan banyak peluang. Hal ini lantaran keberadaan lahan yang dimiliki oleh para petani masih sangat luas jika dibandingkan dengan luas lahan di daerah lain. Di sisi lain, para petani di Bumi Handayani mulai kreatif dalam mengembangkan hal-hal baru untuk menunjang keberhasilan maupun kemajuan sektor ini. Salah satu yang mulai dikembangkan lagi yakni tanaman Jali atau Hajali. Tanaman ini bisa difungsikan sebagai pengganti beras karena memiliki kandungan karbohidrat.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono, mengatakan, tanaman Jali sebenarnya merupakan tanaman nenek moyang yang dulunya sering dikonsumsi sebagai pengganti beras. Di Gunungkidul sendiri, saat ini ada kelompok tani yang mulai mengembangkan tanaman ini untuk diproduksi dan dipasarkan ke masyarakat secara luas.

Berita Lainnya  Harga Bahan Pokok Mulai Merangkak Naik Jelang Puasa, Masyarakat Pilih Barang Impor

Kelompok tani yang dimaksut adalah kelompok wanita tani Bina Mulia dari Padukuhan Gesing, Kalurahan Purwodadi, Kapanewon Tepus.

Sejak beberapa waktu terakhir, kelompok ini mengembangkan benih Jali di lahan seluas 2000 meter persegi. Tanamanan Jali masih satu rumpun dengan tanaman jagung. Bulir Jali yang masak terbungkus cangkang yang keras, berwujud oval dan warna putih.

“Rasanya seperti ketan. Enak dan pulen kalau dimasak,” kata Raharjo Yuwono, Selasa (16/06/2020).

Tanaman ini menjadi sumber karbohidrat dan obat, pasalnya memiliki kandungan kimia asam amino, coixol, coixenolide, dan coicin. Bijinya berasa manis dan tawar sebagai antiradang, peluruh kemih, dan penyerapan, juga bisa untuk obat rematik seperti sakit otot, sakit tulang, encok, radang usus, dan tumor saluran pencernaan.

Berita Lainnya  Mengenal Demon Pratama, Pemuda Gunungkidul yang Masuk Timnas Bola Pantai Indonesia

“Bisa untuk alternatif bagi penderita diabetes,” tambahnya.

Dari lahan 2000 meter persegi itu menghasilkan 500 kg biji Jali kering. Setelah disosoh kemudian menjadi beras Jali sekitar 200 kg. Harga yang dipasarkan oleh para petani adalah 40.000 per kilogram. Menurut Raharjo, harganya memang mahal lantaran sepadan dengan kandungan yang dimiliki maupun biaya produksi.

“Harapannya dari lahan seluas itu menghasilkan 8 juta, jadi para petani mendapatkan untung. Sekarang sudah mulai dipasarkan kok termasuk kami dari dinas juga mulai memakainya,” imbuh Raharjo.

Lebih lanjut Raharjo memaparkan, ke depan pemerintah akan mematenkan Jali dari Kabupaten Gunungkidul dengan nama Sri Boga Pulut Jali dan diajukan sebagai plasma nutflah lokal Gunungkidul. Sesuai dengan hasil survey yang dilakukan, selama ini yang baru mengembangkan Jali yakni di kawasan Jawa Barat. Namun begitu, ada perbedaan ciri rasa, di mana Jali dari Gunungkidul teksturnya lebih lengket.

Berita Lainnya  Galang Dana Via Grup WA, Alumnus SMP N 1 Paliyan Salurkan Puluhan Tangki Air Bersih

“Untuk tanaman ini 6 bulan sekali panen. Tumbuh kemudian untuk pemanenannya dipotong dan bisa tumbuh lagi. Pohonnya seperti pohon jagung,” paparnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengapresiasi terobosan yang dilakukan oleh Sundari, ketua KWT Bina Mulia. Harapannya setiap tahun, nantinya ada perluasan lahan untuk menanam tanaman ini dan peminatnya semakin banyak. Untuk menunjang pertanian kreatif ini dinas selalu mendukung dan berupaya melakukan pendampingan.

“Semoga terus berpacu dan tidak tertinggal dari daerah lain, khususnya daerah yang sudah lebih dulu mengembangkan tanaman ini,” ucap Bambang Wisnu Broto.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis2 bulan yang lalu

Tegaskan Komitmen di Hari Bumi, KAI Bandara Wujudkan Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April, PT Railink sebagai operator KAI...

Pariwisata3 bulan yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 bulan yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis5 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

Berita Terpopuler