Connect with us

Sosial

Kampanye Sehari Dalam Seminggu Tanpa Nasi, Gerakan Untuk Tingkatkan Ketahanan Pangan Warga

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Belum lama ini, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melalui Dinas Pertanian dan Pangan tengah mensosialisasikan gerakan sehari dalam satu minggu tanpa nasi. Hal ini bukan merubah kebiasaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan, namun memberikan pemahaman bagi masyarakat bahwa asupan gizi tidak hanya bersumber dari nasi. Karbohidrat bisa dihasilkan dari bahan makanan lain seperti umbi-umbian dan makanan lokal lainnya juga dapat dikonsumsi sebagai pengganti nasi.

Gerakan yang tengah disosialisasikan ini merupakan gerakan yang tengah digagas oleh pemerintah pusat untuk meningkatkan ketahanan pangan di suatu daerah. Meski masyarakat Gunungkidul sudah tidak asing lagi dengan makanan umbi-umbian, namun demikian perlu adanya pemahaman lain agar pola pandang seseorang lebih luas dan terbuka.

Tujuan lainnya dari program ini yakni menghidupkan kembali makanan lokal yang semula menjadi bahan pokok namun seiring berjalannya waktu mulai bergeser. Hal ini dianggap penting pula oleh pemerintah untuk menghadapi revolusi industri 4.0 yang banyak digaungkan.

Berita Lainnya  Kasus Aktif di Gunungkidul Tembus Ratusan, 10 Orang Pasien Covid19 Dirawat di Rumah Sakit

Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian Pangan Gunungkidul, Fajar Ridwan memaparkan, selain gerakan itu, pihaknya juga terus mendorong masyarakat Gunungkidul untuk melakukan pemanfaatan lahan pekarangan. Baru-baru ini, mulai bermunculan kelompok ibu-ibu yang tengah getol dalam penanaman sayur dan buah-buahan di lahan pekarangan.

Hasilnya memang tidaklah seberapa, namun demikian paling tidak dapat mengubah pola ketergantungan terhadap bahan pangan yang diambil dari daerah lainnya maupun bahan makanan import. Selain itu, dengan mengembangkan program semacam ini, juga memberikan kegiatan bagi mereka ibu rumah tangga agar tidak jenuh dengan kegiatan keseharian mereka.

“Mulai kami tingkatkan terobosan-terobosan baru guna meningkatkan ketahanan pangan di Gunungkidul,” ujar Fajar Ridwan, Kamis (06/12/2018).

Ia menambahkan, pihaknya juga terus mendorong masyarakat untuk peningkatan tanaman pangan, perkebunan, dan hortikultura, serta di bidang peternakan. Sehingga nantinya ada pula peningkatan cadangan pangan dan mampu mengurangi ketergantungan gandum dan bahan pangan lainnya dari luar daerah maupun import.

Berita Lainnya  Tuntutan Pembangunan Selokan di Jalan Gading-Ngalang Masih Gelap, Pertemuan Warga Dengan Pemerintah Belum Temukan Kesepakatan

“Mensosialisasikan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) itu juga dapat diperoleh dari makanan lokal kok,” imbuhnya.

Selain itu, di bidang peternakan juga terus dilakukan penggenjotan agar konsumsi masyarakat terhadap daging dan ikan terus mengalami peningkatan. Tidak perlu banyak dan sering, namun masyarakat didorong untuk lebih kreatif dalam membudidayakan dengan keterbatasan lahan dan modal, maupun inovasi dalam olahan.

Gerakan ini memang terus dikampanyekan oleh pemerintah, sebagai penyeimbang pola pikir, pola pangan masyarakat seiring berkembangnya daerah untuk menjadi maju, serta berkembang pesatnya jaman.

Disinggung mengenai daerah rawan pangan, Fajar mengungkapkan jika di Gunungkidul masih ada 2 desa yang memiliki predikat rawan pangan. Maka dari itu, pemerintah memiliki pekerjaan rumah yang cukup berat dalam penuntasan permasalahan ini. Tentu dalam penuntasan ini, perlu ada kesadaran dan campur tangan dari masyarakat. Sehingga nantinya desa tersebut dapat memiliki kesetaraan layaknya daerah lainnya.

Berita Lainnya  Khawatir Tak Bisa Merawat, Samiyem Berniat Jual Anak Sapi Berkaki Dua Miliknya

“Desa Watugajah dan Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari yang masih berpredikat daerah rawan pangan,” tambah dia.

Sebelumnya, Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos sempat mengutarakan jika pihaknya sangat mendukung mengenai adanya terobosan dan semangat dari masyarakat Gunungkidul untuk melakukan pengolahan lahan sempit menjadi areal tanam. Tentu pihaknya sangatlah apresiasi para kelompok masyarakat. Dari pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dan Pangan akan berusaha memberikan dukungan dan stimulan.

“Tentu kami dukung, kesadaran masyarakat dalam hal ini memang sangat diperlukan. Biar semuanya jalan, meski hanya menggunakan lahan sempit namun tetap produksi,” tutur Bupati.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

bisnis2 bulan yang lalu

Tegaskan Komitmen di Hari Bumi, KAI Bandara Wujudkan Langkah Menuju Masa Depan Berkelanjutan

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April, PT Railink sebagai operator KAI...

Pariwisata3 bulan yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 bulan yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis5 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

Berita Terpopuler