fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Antisipasi Kekeringan, Pemerintah Siapkan 10 Juta Liter Air Bersih Untuk Dibagikan ke Masyarakat

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menyatakan akan segera menindaklanjuti perihal dampak kekeringan yang telah dialami oleh sejumlah desa. Dalam hal ini, pemerintah mulai melakukan dropping air bersih ke sejumlah wilayah yang terdampak bencana langganan di Gunungkidul. Sekitar 10 juta liter air siap disalurkan ke warga masyarakat terdampak kekeringan untuk tahun ini. Dropping air sendiri akan diberikan kepada wilayah yang sebelumnya telah mengajukan permohonan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, pihaknya telah menyiapkan 2.000 tangki yang akan disalurkan ke sejumlah wilayah. Proses distribusi sendiri nantinya akan menggunakan 7 truk tangki yang dimiliki BPBD. Jika satu tangki berisi air sebanyak 5.000 liter, maka diperkirakan ada 10 juta liter air bersih akan disalurkan kepada masyarakat.

Berita Lainnya  Rentan Terpapar Covid19, Petugas Pelayanan Publik Diusulkan Dapat Jatah Booster Vaksin

“Untuk penyaluran bantuan nantinya kita berikan sesuai dengan permintaan yang diajukan masing-masing desa,” ujar Edy usai menggelar rakor dengan pihak kecamatan, Jumat (22/05/2019).

Ia menambahkan, droping air bersih ke masyarakat akan dimulai pada akhir bulan Mei 2019. Pihaknya tengah melakukan pendataan terkait desa-desa yang telah mengajukan permohonan dropping air.

“Saat ini sudah ada desa di wilayah Panggang dan Purwosari yang mengajukan bantuan air bersih ke Kecamatan,” kata Edy.

Dari hasil koordinasi dengan kecamatan, untuk bulan ini yang sudah siap menyalurkan dropping air yakni kecamatan Rongkop. Sementara untuk bulan berikutnya adalah Kecamatan Girisubo, Paliyan, Panggang Tepus, dan Ponjong. Menurut Edi, pihaknya juga mendapat informasi bahwa masyarakat saat ini telah membeli air secara mandiri menggunakan tangki.

Berita Lainnya  Lima Destinasi Wisata Geologi Gunungkidul Diakui Pusat

“Di beberapa titik juga sudah ada warga yang membeli dari tangki swasta seharga ratusan ribu per tangkinya,”ujarnya.

Ketika disinggung mengenai lamanya musim kemarau yang akan melanda Gunungkidul, Edi mengaku belum mengetahui secara pasti. Hal ini lantaran BPBD Gunungkidul belum melakukan koordinasi lanjutan dengan BMKG. Jika nantinya sudah melakukan koordinasi maka akan dilakukan langkah selanjutnya.

“Info terakhir yang saya terima saat ini sudah memasuki musim pancaroba,” imbuhnya.

Terpisah, anggota DPRD Gunungkidul, Ery Agustin S berharap, pemerintah bisa segera memikirkan atau bahkan memberikan solusi jangka panjang terkait permasalahan air bersih. Sebab, dropping air bersih yang saat ini menjadi andalan bukanlah solusi bagi masyarakat dan hanya bersifat sementara saja. Dengan hanya dilakukan dropping air, krisis air bersih terus saja terjadi pada saat kemarau tiba.

Berita Lainnya  Kawasan Pantai Selatan Resmi Ditutup Untuk Kegiatan Pariwisata

“Potensi sumber air bawah tanah yang melimpah bisa dimaksimalkan,” tandas Ery.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler