Pendidikan
Banyak SD Minim Siswa, Disdikpora Gunungkidul Terus Kaji Rencana Penggabungan Sekolah
Wonosari, (pidjar.com)–Regrouping Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu langkah pemerintah untuk melakukan efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan. Selama ini, jumlah SD di Gunungkidul sendiri dinilai sudah terlalu banyak. Hal ini terbukti dari minimnya siswa di sejumlah SD.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sendiri dalam dua tahun terakhir telah melakukan regrouping pada 3 sekolah dasar. Langkah tersebut diambil karena beberapa pertimbangan seperti jumlah siswa yang tidak memenuhi syarat penyelenggaraan pendidikan.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul, Kisworo, menyampaikan, regrouping sendiri diadakan untuk mengatasi permasalahan peningkatan mutu, kekurangan tenaga guru, serta efisiensi biaya perawatan gedung. Dari data yang dimilikinya, dalam dua tahun terakhir terdapat 3 Sekolah Dasar yang telah diputuskan untuk diregrouping. Regrouping dua SD diantaranya dilaksanakan pada tahun 2020 lalu, dan satu SD dilaksanakan pada tahun ini.
“Tahun 2020 ada regrouping SD N Tegalrejo dan SDN Tileng II, serta SDN Semin IV dengan SDN Bulurejo I. Pada tahun 2021 ini ada regrouping SDN Pugeran dan SDN Patuk I,” ucapnya, Rabu (29/12/2021).
Menurutnya, pengambilan kebijakan regrouping tergantung pada kebutuhan dan perkembangan di setiap sekolah. Sehingga kemudian adanya regrouping setiap tahun menjadi tidak tentu jumlahnya. Kebijakan regrouping sekolah sendiri merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki pengelolaan sekolah yang kemudian tentunya berdampak pada kualitas pendidikan. Dalam regrouping sendiri harus ada sejumlah bahan pertimbangan. Diantaranya yang seringkali menjadi masalah adalah memperhatikan kedekatan jarak antara kedua sekolah. Memang ada persyaratan bahwa sekolah hasil dari regrouping tidak boleh melebihi 2 kilometer dengan jarak sekolah terdekat.
“Biasanya karena kekurangan murid sehingga di regrouping,” sambung Kisworo.
Ia menambahkan jika saat ini yang masih di dalam kajian ialah wacana regrouping SDN Tepus 2 yang terdampak pembangunan JJLS. Karena gedung sekolahnya terdampak JJLS, pembelajarannya pun kemudian harus dilaksanakan di Balai Padukuhan setempat. Wacana regrouping sekolah pun menjadi dilema tersendiri karena nantinya akan membuat jarak tempuh bagi siswa ke sekolah menjadi cukup jauh.
“Yang masih jadi bahan kajian ya SDN Tepus II, sekarang prosesnya masih tahap evaluasi. Kalau tahun depan belum ada rencana regrouping,” pungkasnya.
-
Uncategorized20 jam yang lalu
Sutradara TV Swasta Masuk Deretan Nama Bursa Pilkada Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Mandat PAN Turun, Mahmud Ardi Widanta Kembali Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Peristiwa5 hari yang lalu
Kecelakaan Hebat di Jalan Baron, Dua Orang Tak Sadarkan Diri
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Lantik 5 Pejabat Pimpinan dan Rotasi Puluhan Pegawai
-
Pariwisata1 minggu yang lalu
Drini Park, Destinasi Wisata Anyar Yang Suguhkan Keindahan Kawasan Pesisir Selatan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mesum di Sekolah, Dua Guru SD Dipecat
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Dua Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalan Jogja-Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tenggelam di Sungai Oya, Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
-
Sosial2 minggu yang lalu
Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lebaran Hari Ini
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Sunaryanta Gelar Pertemuan dengan Petinggi Gerindra, Bahas Pilkada ?
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puncak Arus Mudik Diperkirakan 9 April, Sejumlah Jalur Alternatif Disiapkan