Pendidikan
Upaya Pencegahan Terbentuknya Geng Pelajar di Lingkungan Sekolah Gunungkidul




Wonosari, (pidjar.com)- Guna mencegah tindak kekerasan di dalam ataupun di luar lingkungan sekolah, pemerintah terus mengupayakan sejumlah terobosan. Salah satu yang mendapatkan perhatian adalah pencegahan terbentuknya geng-geng pelajar di lingkungan sekolah-sekolah. Adanya geng semacam ini memang seringkali menjadi pemicu terjadinya bentrokan di kalangan pelajar.
Di Gunungkidul sendiri, Balai Dikmen mengadakan pembentukan agen-agen perubahan di setiap sekolah khususnya jenjang SMA ataupun SMK. Adanya agen perubahan tersebut diciptakan dengan harapan dapat mencegah tindakan yang mengarah ke kekerasan dan dapat menciptakan situasi nyaman di lingkungan sekolah.
Kepala Balai Pendidikan Menengah Gunungkidul, Dwi Agus Muhdiharto, menyampaikan, perlu adanya kewaspadaan dari sekolah terkait potensi munculnya geng-geng berbasis pelajar. Kewaspadaan tersebut sebagai pencegahan terhadap tindak kekerasan yang kerap kali dilakukan oleh geng berbasiskan pelajar seperti di wilayah lain. Meskipun di Gunungkidul sendiri belum terjadi peristiwa semacam itu, namun upaya antisipasi tetap perlu dilakukan sedini mungkin sehingga terciptanya lingkungan yang aman dan nyaman. Peran agen perubahan sendiri untuk terwujudnya profil pelajar Pancasila yang sesuai dengan nilai-nilainya.
“Tentu harapannya agar memberikan dampak positif untuk keluarga, masyarakat, maupun sekolah dengan adanya agen perubahan ini,” ucap dia, Senin (27/12/2021).
Agus menambahkan, sejauh ini telah ada 11 sekolah yang telah terbentuk agen perubahan di dalamnya. Sebanyak sekolah penggerak 6 SMA dan sekolah pusat keunggulan 5 SMK di Gunungkidul. Adapun sekolah-sekolah tersebut diantaranya adalah SMA N 1 Wonosari, SMA N 2 Wonosari, SMA N 2 Playen, SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Wonosari, SMA N 1 Karangmojo, SMA N 1 Patuk, SMK N 1 Saptosari, SMK N 2 Wonosari, SMK Muhammadiyah Ponjong, SMK Muhammadiyah 1 Playen, dan SMK Muhammadiyah Wonosari
“Itu sekolah yang sudah ada agen perubahan yang SMA namanya sekolah penggerak, untuk SMK sekolah pusat keunggulan,” sambung Agus.
Kepala SMAN 2 Wonosari, Sumardi, menambahkan, adanya agen perubahan di sekolah akan memberikan pemahaman terkait pencegahan bullying di lingkungan sekolah kepada siswa lainnya. Guna menyukseskan program tersebut, sekolah pun turut bekerjasama dengan psikolog, kepolisian, dan pihak-pihak terkait dalam berjalannya agen perubahan.
“Akan memberikan pemantapan kepada siswa untuk mendukung terlaksananya program anti perundungan,” ungkap Sumardi.
ReplyForward |

-
Sosial4 minggu yang lalu
SMP Swasta Ini Borong Juara di LBB Gunungkidul 2023
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Tragis, Warga Prigi Tewas Usai Terlindas Bus Pariwisata di Jalan Jogja-Wonosari
-
Sosial4 minggu yang lalu
Asa Warga Karangnongko Miliki Jalan Layak Akhirnya Terwujud, Pria Ini Berjalan Merangkak
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Disapu Angin Kencang, Sejumlah Rumah di Semin Rusak
-
Peristiwa11 jam yang lalu
Laka Maut di Jalan Baron, 2 Orang Meregang Nyawa
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Besaran UMK 2024 Telah Disepakati, Gunungkidul Menjadi Yang Terendah se-DIY
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Kemarau Panjang, BPBD Gunungkidul Terus Layani Permintaan Droping Air
-
Politik4 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 48 Miliar Untuk Pilkada Gunungkidul 2024
-
Sosial2 minggu yang lalu
Sekian Lama Tak Disentuh Pemerintah, Pengusaha Muda Bangun 2 Ruas Jalan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Hari Jadi Gunungkidul Berubah Jadi 4 Oktober
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Sembilu Alun-alun Wonosari, Niat Hati Dibangun Justru Jadi Gersang
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Baru 2 Minggu Selesai, Proyek Gedung Baru Miliaran Sudah Rusak