fbpx
Connect with us

Sosial

Derita Para Pekerja Proyek Pamsimas Ratusan Juta di Desa Sidoharjo, Harus Bekerja Keras Namun Tak Dibayar

Diterbitkan

pada

BDG

Tepus,(pidjar.com)–Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus sarat kejanggalan. Pasalnya sampai dengan hampir dua minggu pengerjaan, belum ada biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga. Bahkan muncul dugaan, pengerjaan proyek tersebut dilakukan secara gotongroyong alias tanpa upah.

Pantauan dilapangan, dari papan proyek yang terpampang di lokasi, program tersebut menelan anggaran dana sebesar Rp 314 juta rupiah. Adapun rincian dana tersebut yakni bersumber dari APBN sebesar Rp 220.000.000, In Kind Rp 50.400.000, In cash Rp 11.600.000 dan APBDes sebesar Rp 32.000.000.

Dana tersebut digunakan untuk pembuatan bak penampungan air. Terdapat dua bak penampungan. Yang pertama berada atas bukit, di mana di tempat itu berdiri sebuah pondasi berukuran 4×4 meter dengan kerangka besi setinggi 2 meter.

Berita Lainnya  Bahagianya Melihat Puluhan Pasangan Lansia Ini Menikah Lagi

Sedangkan lokasi yang berada di lokasi yang lebih rendah, berdiri pondasi bangunan berbentuk persegi dengan ukuran 2×2 meter.

Salah seorang pekerja proyek tersebut mengatakan bahwa dirinya dimintai tolong lewat perorangan untuk ikut membantu pengerjaan program Pamsimas di desanya. Namun demikian, dirinya tidak mengetahui mekanisme penggajian atau upah yang akan diterima dari jerih payahnya tersebut.

“Lha ini saya juga tidak tahu, di awal tidak ada rembugan terkait upah. Apakah digaji atau hanya gotong royong,” kata pria yang mewanti-wanti tidak mau disebutkan namanya tersebut.

Ia menambahkan bahwa sudah bekerja lebih dari semingga. Selama minggu pertama bekerja, dirinya belum menerima upah. Namun ia menambahkan bahwa dirinya sendiri tercatat sebagai tukang.

“Di lokasi ini ada 12 an orang yang bekerja, kalau yang di atas mungkin 15 beda-beda kelompoknya,” kata dia.

Hal serupa juga dibeberkan oleh warga lainnya yang tengah bekerja di lokasi proyek tersebut. Sama halnya dengan pekerja yang sebelumnya ditemui, ia mengatakan bahwa dirinya ikut gotongroyong dalam pembangunan bak penampung air ini. Namun demikian dirinya tidak mengetahui apakah akan diberikan upah atau tidak.

Bangunan proyek pembangunan Pamsimas di Desa Sidoharjo, Kecamatan Tepus

Ditemui dilokasi terpisah, yakni di proyek pembangunan bak yang ada di atas bukit, Dukuh Pule Kulon, Wardono memaparkan hal yang berseberangan. Menurutnya pekerja proyek akan mendapatkan upah, namun dengan besaran yang berbeda.

Berita Lainnya  Nyaris Roboh, Bangunan di SD Ini Sampai Harus Diganjal Dengan Bambu

“Kalau tukang itu per harinya Rp 57 ribu. Kalau pekerja biasa Rp 50 ribu,” kata Wardono.

Nampak raut wajah kebingungan ketika pidjar.com meminta tanggapan mengenai pekerjaan yang dilakukan secara gotongroyong. Ia berdalih bahwa partisipasi warga untuk proyek ini memang cukup besar. Sejak awal pengerjaan banyak masyarakat yang dengan suka rela ikut membantu.

“Iya hanya awal saja, sekitar 3 hari pertama,” ucapnya.

Dikatakannya, proyek tersebut tidak terikat waktu. Pasalnya pengerjaan bisa saja sewaktu-waktu dihentikan lantaran masyarakat mulai mempersiapkan lahan ketika awal musim panen tiba. Ia beralasan pekerja yang menggarap proyek itu semuanya warga setempat dan rata-rata bertani saat musim penghujan tiba.

Pidjar.com sendiri tak bisa terlalu banyak mengorek keterangan dari sang Dukuh. Ia justru memilih berlalu sembari mengajak para pekerjanya ketika awak media berusaha meminta waktu lebih untuk wawancara. Bahkan tak hanya para pekerja di bagian atas, para pekerja yang bagian bawah pun kemudian juga diajak membubarkan diri.

Berita Lainnya  Kesaksian Ketua RW, Polisi Amankan Bom Panci dan Senjata Rakitan Dari Rumah Terduga Teroris

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler