Sosial
Dibedah Relawan, Gubuk Reyot Mbah Paijah Kini Tinggal Kenangan




Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Bulan ini menjadi masa-masa yang indah bagi Mbah Paijah, warga Padukuhan Tanjung, RT 19/RW 04, Desa Getas, Kecamatan Playen. Pasalnya rumah tak layak yang bertahun-tahun ditinggalinya, kini telah diperbaiki oleh para relawan melalui Forum Silaturahmi Desa Getas (Forsagas) Gunungkidul.
Sebelumnya, rumah Mbah Paijah memang sangat memprihatinkan. Wanita berusia 60 tahun ini hidup seorang diri di rumahnya yang lebih nampak seperti gubuk reot dengan ukuran 3×3 meter. Sebenarnya Mbah Paijah memiliki anak yang tinggal di padukuhan berbeda, namun ia enggan tinggal bersama anaknya dan lebih memilih tinggal sendiri di gubuknya.
Kondisi Mbah Paijah yang sudah renta membuatnya tak bisa melakukan aktivitas apa-apa. Kejiwaannya yang labil pun membuat Mbah Paijah hanya berdiam diri di rumah meratapi nasib. Sesekali, anaknya datang membawakan makanan. Sesekali, Mbah Paijah juga menginap di rumah anaknya apabila tidak bisa tidur di rumahnya sendiri ketika hujan angin menerjang.
Mbah Paijah bercerita, selama bertahun-tahun, apabila hujan datang, ia tidak bisa tidur karena air hujan masuk ke dalam rumahnya. Bahkan ketika ada di dalam rumah pun, Mbah Paijah harus membungkus badannya menggunakan karung dan menadahi kepalanya dengan dauh pisang agar tidak terkena air hujan.
Ia juga kerap diganggu oleh tetangga lantaran kondisi kejiwaannya yang labil. Bahkan tak jarang pula anaknya terkena imbas pukulan dari tetangga sehingga membuat hidupnya tidak tenang. Ia bahkan mengaku memilih tidak diberi makan sama sekali daripada melihat anaknya dimusuhi oleh tetangga.




“Kalau hujan, cari rumah siapa aja yang bisa didatangi. Tapi kalau nggak ada atau nggak bisa ke rumah anak, saya nggak bisa tidur karena kehujanan,” ceritanya, Minggu (04/03/2018).
Sementara penanggung jawab Forsagas, Toni menambahkan, kondisi Mbah Paijah memang cukup memprihatinkan. Selain rumah yang ditinggalinya tidak layak, ia juga kerap mendapat perlakuan tidak mengenakan dari para tetangganya.
“Kondisi kejiwaan Mbah Paijah ini labil. Kadang kalau diajak ngobrol lama-lama suka ngelantur. Kalau emosinya terpancing diganggu tetangga, suka bertindak yang tidak seperti pada orang pada umumnya,” jelas Toni.
Rumah Gubug Mbah Paijah Dibangun Permanen
Kondisi Mbah Paijah yang kemudian viral di media sosial pun mengundang banyak simpati dari masyarakat. Hal inilah yang membuat rumah Mbah Paijah bisa dibedah menjadi lebih layak lantaran banyaknya dukungan, baik dari warga Gunungkidul maupun luar Gunungkidul.
Dengan dibangunnya rumah Mbah Paijah ini, dinding rumah tidak perlu lagi menggunakan potongan karung yang didirikan dengan beberapa onggokan kayu. Alas tidur pun tidak lagi karung bekas pakan ayam. Rumah permanen dengan luas 9,8 x 4 meter siap berdiri sebagai tempat tinggal Mbah Paijah.
Diceritakan oleh Toni, dana yang terkumpul untuk membedah rumah hingga membeli perabotan rumah tangga Mbah Paijah yakni sekitar Rp 15 juta yang didapat dari donasi relawan. Setelah dua hari menggalang dana, Forsagas langsung bergerak membedah rumah Mbah Paijah setelah sebelumnya bermusyawarah terlebih dulu dengan pemerintah desa setempat.
“Tapi ada juga relawan yang nggak hanya kasih uang. Mereka membantu material seperti bawa semen, kayu, dan lainnya,” katanya.
Adapun rumah tersebut dibuat bersama-sama Forsagas dibantu warga setempat. Mereka menargetkan 4 hari pengerjaan sejak tanggal 25 Februari 2018, namun bisa terealisasi 5 hari selesai pengerjaan hingga siap diserahkan oleh Mbah Paijah lewat pemerintah desa.
“Alhamdulillah kami telah membangun rumah yang baru untuk Mbah Paijah. Semoga Mbah Paijah bisa nyaman tinggal di rumah barunya,” tutur Toni.
Ia akui, bentuk bantuan tidak hanya berhenti di pembedahan rumah saja. Pihaknya juga akan tetap mengawasi Mbah Paijah dari gangguan tetangga-tetangganya. Apalagi bedah rumah rentan terhadap adanya kecemburuan sosial. Selain itu, ia juga akan turut menindaklanjuti pengobatan kejiawaan Mbah Paijah di rumah sakit jiwa.
“Kami juga sudah sosialisasikan sebelumnya kepada warga agar tidak ada kecemburuan sosial. Kalau misal nanti masih ada yang mengganggu Mbah Paijah, kami yang nanti akan bertindak,” tegas Toni.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
3 Korban Laka Laut Pantai Drini Ditemukan Meninggal, 1 Masih Dalam Pencarian
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 1,5 Miliar Untuk Perbaikan Gedung Sekolah
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Jumlah Pengguna Kereta Api Membludak saat Libur Panjang, PT KAI Daop 6 Klaim Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Keluarga Korban Laka Laut di Pantai Drini Akan Terima Asuransi
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
BKPPD Periksa 2 ASN Yang Diduga Terlibat Perselingkuhan
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Mengapung di Telaga
-
Sosial5 hari yang lalu
Bupati Gunungkidul Kukuhkan Pengurus FPRB Baru
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Belasan Wisatawan dari Mojokerto Terseret Ombak Pantai Drini
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sleman City Hall Hadirkan Blooming Fortune dan Rangkaian Event Menarik Sambut Imlek 2025