Pemerintahan
Imbas Buruk LSD Belum Tertangani, Peternak Kian Menjerit


Wonosari,(pidjar.com)– Munculnya penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) yang menyerang sapi dikeluhkan oleh peternak. Pasalnya, Gunungkidul yang dikenal sebagai gudang ternak ini justru sering muncul penyakit yang merugikan peternak. Sebelum menyebarnya LSD, berbagai penyakit seperti Anthrax serta Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) juga sempat menyerang sapi di Gunungkidul.
Salah seorang peternak di Kalurahan Mulo, Kapanewon Wonosari, Seno, mengatakan jika munculnya berbagai penyakit yang menyerang sapi membuat peternak kian merugi karena menurunkan harga jual sapi di pasaran. Kondisi itu menurutnya diperparah dengan naiknya harga polar yang menjadi kebutuhan pakan sapi bagi peternak. Disebutnya jika harga satu sak polar yang tadinya Rp. 350 ribu kini naik signifikan menjadi Rp. 450 ribu.
“Ketergantungan peternak sapi dengan pakan pabrik ini cukup tinggi, utamanya untuk penggemukan,” jelasnya.
Dijelaskan Seno, penyebaran berbagai penyakit seperti Anthrax, PMK, serta LSD membuat banyak sapi yang tidak laku saat dibawa ke pasar hewan. Ditengah anjloknya harga sapi, biaya pemeliharaan sapi turut melonjak.
“Kalau dihitung-hitung ya rugi, apalagi termasuk waktu dan tenaga padahal itu salah satu tabungan kami sebagai peternak,” imbuhnya.


Sementara itu, pedagang sapi di Pasar Siyonoharjo, Mursinah, menyebut jika saat ini pedagang enggan membawa sapinya ke pasar hewan karena takut tertular penyakit. Kondisi itu membuat peternak dan pedagang sapi tidak bisa berkutik. Diharapkan kondisi ini akan cepat membaik agar peternak dan pedagang sapi bisa bergeliat seperti biasanya.
“Ada himbauan juga dari Dinas Peternakan supaya sapi yang terinfeksi LSD tidak dibawa dulu ke pasar,” terangnya.
Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro, mengatakan jika menyebarnya LSD di Gunungkidul turut berpengaruh terhadap aktifitas warga di pasar hewan. Dalam penanganannya, di setiap pasar hewan sudah terdapat petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul untuk melakukan screening sapi yang dibawa. Berbeda dengan PMK, pihaknya memastikan tidak akan sampai menutup pasar hewan untuk menanggulangi penyebaran LSD.
“Pengaruhnya ada penurunan cukup signifikan pedagang sapi yang menjual sapinya di pasar, paling tidak 30% sampai 40% penurunannya,” pungkas Kelik.

-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Gelaran Dangdut Berujung Kisruh, 1 Pemuda Tewas Tertembak Senjata Laras Panjang
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kronologi Tertembaknya Aldi, Warga Sempat Serbu Polisi Pelaku
-
Kriminal5 hari yang lalu
Berawal Lempar Kursi ke Pengendara Motor, Pemuda Tenggak Miras Dimassa
-
Sosial2 minggu yang lalu
Traktor Bantuan Pemerintah Untuk Petani Gunungkidul
-
Politik2 minggu yang lalu
Politisi Gaek Gunungkidul Banyak Lari ke Tingkat Provinsi, Bakal Caleg Daerah Diisi Wajah Baru
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Kebakaran Hebat di Girisekar, Rumah Limasan Beserta Isinya Ludes Terbakar
-
Politik3 minggu yang lalu
Support Penuh Yeny Wahid Untuk PSI Gunungkidul
-
Hukum2 minggu yang lalu
Dua Pembunuh Perempuan Hamil Diganjar Hukuman Mati
-
Kriminal1 minggu yang lalu
Tukang Kibul Jadi Buron, Korbannya Rugi Rp 250 Juta
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Taman Parkir Segera Direhab dengan Rp 2,3 Miliar
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Terjatuh di Lantai 2 Gedung DPRD Gunungkidul Baru, Pekerja Meninggal Dunia
-
Hukum2 minggu yang lalu
Kapolsek Girisubo dan 5 Anggota Turut Diperiksa, Briptu MK Terancam Pecat