Pemerintahan
Jelang Idul Adha di Tengah Merebaknya PMK, Ironi Bagi Peternak


Wonosari, (pidjar.com)–Semakin mendekati hari raya Idul Adha, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) masih menghantui aktivitas perdagangan hewan ternak di Gunungkidul. Para pedagang ataupun peternak merasa khawatir ketika akan membawa hewan ternaknya ke pasar untuk dijual. Pasalnya tidak sedikit hewan yang justru terinfeksi PMK setelah dibawa ke pasar lantaran kemudian berinteraksi dengan ternak-ternak lainnya. Hal ini menjadi dilema bagi pedagang dan pembeli dalam melakukan aktivitas perdagangan di tengah bayang-bayang PMK.
Salah satu pedagang sapi asal Kapanewon Playen, Edi Susanto, mengungkapkan, dirinya cukup khawatir dengan merebaknya PMK di Gunungkidul. Dia merasa was-was ketika harus membawa sapinya ke pasar hewan untuk mencari pembeli. Hal itu membuat Edi akhirnya lebih memilih mengandangkan sapinya terlebih dahulu guna mengantisipasi penularan PMK terhadap ternaknya.
“Ya dibilang takut ya takut kalau dibawa ke pasar, saya ke pasar cuma mau lihat-lihat saja,” ungkapnya.
Meski pasar hewan sudah diperbolehkan dibuka, namun kondisi pasar sendiri memang cenderung sepi dibandingkan biasanya. Sepinya aktivitas ini juga berdampak pada minimnya transaksi jual beli hewan di pasar karena pedagang kesulitan mencari pembeli saat ini. Dampak lain yang terjadi ialah turunnya harga hewan ternak yang berangsur-angsur terjadi sejak beberapa waktu terakhir ini. Hal ini menjadi pukulan yang cukup telak bagi peternak ataupun pedagang seperti dirinya lantaran biasanya saat momen menjelang Idul Adha menjadi ajang panen bagi kalangan mereka.
“Sekarang pedagang lebih milih nurunin harganya, lebih milih cepet laku daripada kena PMK. Kalau turunnya sekitar Rp. 2 juta sampai Rp. 6 juta,” imbuh Edi.


Salah satu pembeli asal Kalurahan Mulo, Wawan, mengatakan, dirinya juga belum berani membeli sapi semenjak merebaknya PMK di Gunungkidul. Ia ke pasar pun hanya ingin melihat kondisi dan hewan-hewan yang diperdagangkan. Padahal biasanya, dirinya bisa membeli tiga ekor sapi sekaligus pada momen menjelang Idul Adha seperti sekarang.
“Saya juga khawatir merebaknya PMK, saya sebagai pembeli juga terdampak. Sapi yang saya jual juga sulit nyari pembeli,” jelasnya.
Sementara itu, Pengelola Pasar Hewan Siyonoharjo, Isnaning Suindarti, membenarkan jika transaksi hewan ternak di pasar mengalami penurunan semenjak meluasnya PMK di Gunungkidul. Penurunan transaksi itu bahkan hingga separuhnya dibandingkan dengan hari biasa. Menurutnya, sepinya transaksi jual beli karena baik pedagang dan pembeli sama-sama khawatir dan takut terhadap PMK. Kondisi itu berdampak juga pada penurunan harga hewan ternak, untuk jenis sapi penurunan harganya bisa mencapai Rp. 6 juta per ekornya.
“Sapi yang besar itu biasanya harganya Rp. 30 juta, katanya sekarang harganya turun jadi Rp. 24 juta,” papar Isnaning.

-
Pemerintahan4 hari yang lalu
Oknum Perangkat Kalurahan Diduga Kemplang Dana Pajak Ratusan Juta
-
Kriminal2 minggu yang lalu
Berawal Lempar Kursi ke Pengendara Motor, Pemuda Tenggak Miras Dimassa
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Gelaran Dangdut Berujung Kisruh, 1 Pemuda Tewas Tertembak Senjata Laras Panjang
-
Peristiwa9 jam yang lalu
Dua Mobil Tabrakan Hingga Terbakar, Belasan Orang Jadi Korban
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kronologi Tertembaknya Aldi, Warga Sempat Serbu Polisi Pelaku
-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Segera Buka Lowongan Ratusan PPPK
-
Politik3 minggu yang lalu
Politisi Gaek Gunungkidul Banyak Lari ke Tingkat Provinsi, Bakal Caleg Daerah Diisi Wajah Baru
-
Sosial3 minggu yang lalu
Traktor Bantuan Pemerintah Untuk Petani Gunungkidul
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran Hebat di Girisekar, Rumah Limasan Beserta Isinya Ludes Terbakar
-
Peristiwa4 hari yang lalu
Bak Model Profesional, Para ASN Berlenggak-lengok di Acara Gunungkidul Batik Fashion Beach
-
Peristiwa4 hari yang lalu
Pengadilan Agama Dinilai Lamban Keluarkan Surat Dispensasi Nikah
-
Politik4 minggu yang lalu
Support Penuh Yeny Wahid Untuk PSI Gunungkidul