fbpx
Connect with us

Pariwisata

Peringati World Cleanup Day 2019, Gunungkidul Gelar Bersih Pantai Serentak dengan 157 Negara

Diterbitkan

pada

BDG

Tanjungsari, (pidjar.com)–Dalam rangka memperingati World Cleanup Day 2019, sejumlah pemuda yang tergabung dalam relawan sampah pesisir selatan menggelar aksi bersih-bersih pantai, Sabtu (22/09/2019) sore kemarin. Acara ini dihelat serentak di 157 negara dan 34 provinsi di Indonesia sebagai wujud keprihatinan terhadap sampah khususnya sampah plastik yang memang sulit terurai.

Koordinator kegiatan, Dora Ambarwati mengatakan, di pesisir pantai selatan Kabupaten Gunungkidul khususnya di Pantai Baron jumlah sampah plastik kian menumpuk. Terlebih dikala hari libur.

“Selain hasil bawaan para wisatawan juga hasil dari penggunaan masyarakat sekamir, dalam sehari kemarin puluhan karung sampah terkumpul hanya dari satu titik pantai,” ujarnya kepada pidjar.com, Minggu (22/09/2018).

Dengan acara bersih-bersih pantai ini, pihaknya berharap mampu mengedukasi wisatawan untuk tidak buang sampah khususnya sampah plastik sembarangan. Terlebih apabila dibuang ke laut.

Berita Lainnya  Menilik Magisnya Pohon Duras Dalam Keindahan Pantai Pok Tunggal

“Apalagi jika dibuang ke laut akan memiliki dampak yang luar biasa misalnya rusaknya ekosistem bawah laut juga kami mengkampanyekan pengurangan penggunaan plastik,” imbuh dia.

Sampah-sampah yang berhasil dikumpulkan sementara dibuang ke TPA. Pihaknya mengakui masih terbatas untuk pendaur ulangan sampah plastik.

“Tapi kedepannya kami akan belajar dan mengedukasi masyarakat bahwa sampah plastik bisa dibuat ecobrik dan juga bisa digunakan media tanam pengganti polibag,” beber Dora.

Sementara itu, Sekretaris DLH Kabupaten Gunungkidul, Aris Suyanto mengatakan, mereka saat ini terus berkampanye kepada masyarakat untuk meminimalisir penggunaan plastik. Limbah plattik sendiri merupakan limbah yang cukup sulit terurai karena membutuhkan waktu 500 hingga 1000 tahun. Tentu waktu ini bukanlah waktu yang singkat, karena apabila masyarakat terus menerus menggunakan plastik sejumlah penyakit serius.

Dari survey yang dilakukan oleh DLH di tahun 2018, sampah plastik di Kabupaten Gunungkidul memiliki jumlah 7% dari komposisi sampah yang ada. Kendati jumlahnya cukup sedikit namun Aris menyebut jumlah sampah plastik akan semakin bertambah.

Berita Lainnya  Mungkinkah Puncak 4G Kembali ke Masa Kejayaannya?

“Memang hanya 7% tapi sulitnya sampah plastik terurai ini sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan,” tandasnya. (ulfah)

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler