fbpx
Connect with us

Pariwisata

Serunya Berlayar Menggunakan Perahu Karet di Embung Bem-bem

Diterbitkan

pada

BDG

Purwosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kapanewon Purwosari bisa dibilang kapanewon paling ujung barat Bumi Handayani. Kapanewon Purwosari sendiri merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan Pantai Parangtritis Bantul.

Wilayah ini memiliki tipikal bukit didominasi bebatuan dan hutan. Namun demikian, di balik pegunungan batu di wilayah ini, tepatnya di Padukuhan Trasih, Kalurahan Giriasih terdapat embung yang memiliki luas dua hektare yang kini disulap masyarakat menjadi lokasi wisata. Selain menawarkan keindahan embung di pinggir jalan dengan pemandangan gunung bebatuan, Pokdarwis setempat yang menamai lokasi ini menjadi Embung Bem-bem juga menyewakan perahu karet.

Pada Minggu (27/12/2020) pagi, pidjar-com-525357.hostingersite.com penasaran dengan bagaimana pacuan perahu karet di Embung Bem-bem ini. Awal mula, pengunjung dipersilakan menggunakan pelampung dan juga helm untuk pengaman. Petugas pemandu pun juga ditugaskan untuk menjadi nahkoda perahu karet. Para pengunjung diberikan dayung dengan fungsi untuk mengayuh laju perahu karet.

Berita Lainnya  Target PAD Jadi 28,4 Miliar, Dinas Pariwisata Genjot Promosi dan Peningkatan Sarpras

Bak keliling di danau, para pengunjung dimanjakan dengan keindahan Embung Bem-bem menggunakan prau. Sekitar lebih dari 30 menit memutar embung, pengunjung lantas dipersilakan untuk meninggalkan perahu.

Saat hendak membayar, cukup membuat dahi mengrenyit. Hanya dengan Rp. 5ribu pengujung dapat merasakan sensasi mengelelingi embung dengan perahu karet.

Lurah Giriasih Suwitono menceritakan, awal mula embung tersebut seperti telaga pada umumnya. Digunakan warga sekitar sebagai tempat cuci baju atau juga mandi. Namun seiring dengan adanya PDAM dan Pansimas yang mengaliri wilayah Giriasih, ia bersama pemerintah kalurahan mulai meliriknya sebagai destinasi wisata

“Tahun 2018 kami bikin terobosan dengan menginisiasi sebuah gerakan perintisan taman wisata embung, dengan harapan roda ekonomi masyarakat sekitar terangkat,” ucap Suwitono.

Pihaknya lantas membangun komunikasindengan berbagai pihak. Salah satunya pada tahun 2018 wilayah ini tersasar program dari DPUPR ESDM DIY dengan program revitalisasi telaga. Saat itu Kalurahan Giriasih mendapatkan bantuan senilai Rp. 1,3 Miliar

Berita Lainnya  Libur Pemilu dan Paskah, Pariwisata Gunungkidul Menggeliat

“Setelah dibangunkan embung masyarakat sekitar mulai antusias memanfaatkan tempat ini. Harapannya nanti akan ada wisata kuliner di wilayah Embung Bem-bem,” papar Suwitono.

Kini, embung yang dibuka hanya pada hari Sabtu Minggu ini perlahan menarik wisatawan. Terbukti di masa pandemi ini sejak November dibuka tercatat 1.300 wisatawan berkunjung ke lokasi ini.

“Kami juga mengalokasikan dana desa untuk pengembangan wisata ini, harapannya bisa menjadi alternatif liburan keluarga,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Asti Wijayanti mengapresiasi adanya Embung Bem-bem ini. Terlebih di masa pandemi seperti sekarang ini diharapkan mampu mematik roda perekonomian warga.

“Harapan kami dinas bisa segera membantu mencarikan anggaran dari CSR perusahaan perbankan ataupun non perbankan untuk mengembangkan embung ini,” pungkas Asti.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler