fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Tiga Bulan Pertama 2022, 2 Penderita Leptospirosis di Gunungkidul Meninggal Dunia

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Penyakit Lepospirosis yang disebabkan karena kencing tikus harus tetap diwaspadai. Dalam 3 bulan berjalan pada tahun 2022 ini, ada 5 kasus leptospirosis yang dilaporkan terjadi di Gunungkidul. Dari jumlah tersebut, dua diantaranya meninggal dunia.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, Bidang Pencegahan dan Pengendalian Dinas Kesehatan Gunungkidul, dr. Diah Prasetorini mengungkapkan, sejauh ini dilaporkan ada 2 orang meninggal dunia akibat penyakit leptospirosis yaitu warga Kalurahan Baleharjo, Kapanewon Wonosari dan Kalurahan Semanu, Kapanewon Semanu.

“Tahun 2022 ini total sudah ada 5 kasus leptospirosis,” ucap Diah Prasetyorini, Rabu (16/03/2022).

Adapun sebaran kasus tersebut berada di Wonosari, Semanu, serta Saptosari. Beruntung 3 orang yang sempat terpapar dapat terselamatkan atas penanganan yang langsung dilakukan. Saat ini pemerintah masih tetap melakukan penanganan, sebab penyakit zoonosis ini harus ditangani secara optimal dari akarnya.

Berita Lainnya  Ada Temuan Jual Beli Blangko e-KTP, Disdukcapil Gunungkidul Perketat Pengamanan

“Surat Edaran Sekretaris Daerah sudah dikeluarkan, kewaspadaan penyakit zoonosis sudah dikeluarkan. Saat ini juga masih dilakukan pelacakan kasus dan risiko penularan di tempat yang ada kasus,” terang dia.

Ia beberkan lebih lanjut, sepanjang tahun 2021 lalu, terdapat 17 pasien terkena leptospirosis. Dari jumlah tersebut, empat pasien diantaranya meninggal dunia. Berdasarkan pemetaan, puncak kasus sendiri biasanya terjadi pada bulan November, Desember, dan Januari yang memang masih masuk musim penghujan.

Pihaknya menekankan pada masyarakat untuk lebih waspada kembali, masyarakat sendiri dihimbau untuk lebih waspada, melakukan antisipasi dini saat beraktifitas di musim sekarang, terlebih jika aktifitasnya banyak di sawah.

“Mulai dari sering cuci kaki, menggunakan alas kaki saat berladang, segera mengobati luka terbuka dan lainnya. Kami tidak bisa bekerja sendiri untuk melakukan pencegahan, kader di setiap padukuhan memiliki peran juga untuk memberikan edukasi,” tutup dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler