Peristiwa
Hilang 3 Hari di Dalam Hutan, Begini Peluang Hidup Martiyem Menurut Basarnas






Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Keberadaam Marto Markiyem (72) warga Padukuhan Surukembang, Desa Kangkung, Kecamatan Ngawen yang diduga tersesat di hutan Wonosadi hingga kini masih gelap. Hingga hari keempat, nenek renta ini tak kunjung ditemukan. Pencarian yang telah memasuki hari keempat sendiri telah memasuki masa kritis. Jika tak kunjung ditemukan, kecil kemungkinan yang bersangkutan bisa ditemukan dalam kondisi selamat mengingat situasi dan kondisi yang ada di kawasan Hutan Wonosadi.
Guna mengoptimalkan pencarian, saat ini, petugas dari Basarnas DIY pun memperluas range wilayah pencarian. Diharapkan dengan perluasan wilayah ini, Marto bisa segera ditemukan. Selain itu, Basarnas DIY juga bekerja sama dengan Polda DIY dalam pencarian kali ini dengan mengerahkan anjing pelacak yang dimiliki oleh kepolisian.
Humas Basarnas, Pipit Eriyanto menjelaskan, pencarian terhadap Markiyem pada hari Senin (18/11/2019) ini melibatkan 70 orang personil. Pihaknya memperluas lokasi pencarian lantaran belum ada titik terang soal keberadaan nenek yang diketahui pikun itu.
“Pencarian dilakukan ke arah utara sejauh 500 meter, barat 500 meter dan timur 500 meter dari lokasi ladang korban yang biasa digunakan korban beraktifitas,” kata Pipit, Senin siang.
Pipit menjelaskan, terkait dengan kemungkinan korban ditemukan dalam kondisi selamat masih ada. Berdasarkan informasi yang diterima dari keluarga, meski usianya telah cukup tua, namun kondisi korban terakhir saat hilang dalam kondisi sehat. Selain itu, di hutan tersebut juga terdapat beberapa tanaman buah yang bisa dikonsumsi.







“Ada buah mangga dan buah duwet yang bisa dimakan, semoga buah-buahan itu bisa dimanfaatkan oleh korban,” terangnya.
“Informasi dari pihak keluarga tidak ada riwayat sakit, hanya pikun saja. Kalau misal orang sehat biasanya mampu bertahan di hutan selama 3 sampai 4 hari di hutan dengan karakteristik seperti Wonosadi ini,” imbuh Pipit.
Namun demikian, kendala lainnya dalam survival yang harus dilakoni nenek renta ini, untuk sumber air di sekitar hutan keberadaanya sangat minim, bahkan hampir tidak ada. Hal itu pula yang membuka peluang korban bisa saja ditemukan dalam kondisi yang tidak diinginkan.
“Kalau sumber air sangat susah, kita belum menemukan,” terang dia.
Menurut Pipit, kemungkinan korban memang tidak terlalu jauh masuk ke dalam hutan. Hal ini lantaran, medan di Hutan Wonosadi ini cukup ekstrem. Banyak tebing dan luweng di sekitar lokasi. Dikhawatirkan, hal ini bisa saja membuat korban terjatuh.
“Kemarin sudah kita sisir di tebing dan luweng tapi belum ditemukan. Banyak luweng dan tebing di sana, itu yang menjadi kekhawatiran kita,” ungkapnya.
Menurut Pipit, segala daya upaya sendiri dikerahkan oleh petugas gabungan agar pencarian ini bisa lebih cepat membuahkan hasil. Mulai hari ini, pihaknya mengerahkan Unit Satwa Polda DIY untuk turut serta dalam pencarian.
“Kita bekerja sama dengan Polda DIY untuk pencarian hari ini,” tutup Pipit.
Sebagaimana diketahui, korban meninggalkan rumah sejak Jumat (15/11/2019) lalu. Berdasarkan informasi, korban yang telah mengalami pikun tersesat ketika hendak pulang ke rumah usai beraktifitas di ladang. Bukannya menuju arah pulang ke rumah, korban justru masuk ke dalam hutan.