fbpx
Connect with us

Sosial

Akui Ada Kesalahan Pencampuran Material, Mandor Proyek Pembangunan Selokan Sambirejo Salahkan Cuaca Panas

Diterbitkan

pada

BDG

Semanu,(pidjar.com)–Proyek perbaikan selokan di Jalan Semanu-Wonosari Km 5 tepatnya di Padukuhan Sambirejo, Desa Semanu, Kecamatan Semanu sempat dikeluhkan masyarakat setempat. Warga mengeluhkan kondisi kontruksi bangunan selokan yang buruk dan telah rusak di beberapa titik hanya beberapa saat setelah proses pembangunan dirampungkan. Pasca keluhan masyarakat tersebut viral di media sosial, akhirnya proyek rehabilitasi selokan tersebut diperbaiki oleh rekanan. Beberapa titik yang rusak, saat ini mulai dibangun dari awal lagi dengan mengubah komposisi material.

Pantauan di lapangan, nampak sejumlah pekerja yang kembali melakukan perbaikan pada selokan sepanjang sekitar 200 meter itu. Selokan yang semula telah dibangun dengan kontruksi yang dianggap tidak sesuai, secara keseluruhan dibongkar. Nampak pula bebatuan, semen dan pasir yang terus dicampur dan disusun pada selokan.

Adapun dari 200 meter panjang selokan yang diperbaiki dengan dana APBN tersebut memiliki ketinggian 50 sampai dengan 70 centimeter. Gundukan-gundukan material lama terlihat masih berada di sekitar lokasi. Para pekerja sejak pagi mulai melakukan aktifitas perbaikan ulang.

Berita Lainnya  Diduga Terkena Serangan Jantung, Sutrisno Ditemukan Meninggal Dunia di Ladang

Kepada pidjar.com, mandor proyek perbaikan atau perawatan selokan Padukuhan Sambirejo, Sugeng mengungkapkan jika proyek perawatan jalan umum ini merupakan proyek dari Pemerintah Provinsi. Adapun perbaikan atau perawatan ini sendiri berada di sepanjang Jalan Jogja-Wonosari bahkan sampai ke kawasan Pok Cucak dan Rongkop. Proyek itu sendiri masih dalam tahapan pembangunan hingga akhir Desember mendatang.

Disinggung mengenai kontruksi selokan yang rusak parah saat belum selesai pembangunan, ia mengungkapkan jika ada beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi kerusakan. Namun demikian pihaknya juga tidak menampik jika ada kekeliruan dalam pencampuran material yang dilakukan oleh pekerja proyek.

“Ada beberapa faktor, salah satunya yakni kesalahan dalam mengatur campuran,” terang Sugeng, Selasa (15/10/2019).

Lebih lanjut ia mengatakan, tak hanya campuran saja, Sugeng sendiri juga menyalahkan faktor cuaca yang dianggap memengaruhi kerusakan pada konstruksi pada bangunan selokan itu. Di mana saat pembangunan ini cuaca sangatlah panas, sehingga kemudian berpengaruh terhadap campuran semen yang digunakan untuk penggarapan mudah pecah-pecah dan hasilnya kurang maksimal.

Berita Lainnya  Skandal Perselingkuhan Terbongkar, 2 Perangkat Desa Mengundurkan Diri

Berkaitan dengan keluhan masyarakat setempat, pihaknya langsung bergerak cepat dengan melakukan perbaikan dan pembangunan dimulai dari awal. Kendati demikian, pihaknya cukup menyayangkan atas tindakan masyarakat yang tanpa klarifikasi dengan pihak pekerja langsung menyebarkan hasil penggarapan.

“Sejak kemarin kami bongkar ulang dan diperbaiki ulang. Untuk batu sendiri sesuai, ini dari Merapi. Kalau ada yang bilang campuranya hanya pakai mil atau apa, itu salah,” tambah dia.

Kemudian mengenai anggaran pembangunan sendiri, ia berdalih jika tidak mengetahui secara pasti anggaran yang digunakan untuk pembangunan. Mengingat anggaran yang ada digunakan untuk perbaikan selokan dari barat (Jogja) hingga ke wilayah Rongkop. Ia pun enggan berkomentar banyak mengenai anggaran.

“Untuk papan nama ada kok di sekitar Pok Cucak sana dan di wilayah DIY. Ini kan ditarget rampung Desember secara keseluruhan. Anggaran lebih baik tanyakan ke yang punya proyek, kalau pekerja ya ndak tau,” papar Sugeng.

Sementara itu, Dukuh Sambirejo, Wiyono menyatakan, pihaknya sangat berharap agar pihak rekanan bisa secara sungguh-sungguh melakukan perbaikan. Sejauh mungkin dengan penggarapan yang sesuai aturan, kontruksi bangunan harus sesuai dengan ketentuan sehingga bisa awet dan bermanfaat lebih baik lagi untuk masyarakat setempat.

Berita Lainnya  Siap Maju Lomba Tingkat Provinsi, Desa Nglanggeran Andalkan BUMDes

“Kemarin sudah dengar mengenai keluhan itu. Kalau untuk pengawalan saya rasa ndak ada. Karena itu bukan kewenangan kami. Itu yang punya gawe propinsi atau pusat kami kurang tahu,” ujar Wiyono.

Disinggung mengenai sosialisasi sebelum pembangunan, ia juga mengungkapkan jika selama ini tidak ada sosialisasi atau pemberitahuan atas pembangunan tersebut.

“Tidak ada sosalisasi yang kami terima,” tegas dia.

Salah seorang warga setempat, Suyanto mengatakan jika pasca adanya keluhan dari masyarakat itu memang dari pekerja proyek kemudian melakukan perbaikan ulang. Namun memang ia menyayangkan atas kontruksi awal yang dianggap hanya asal-asalan, sehingga seolah selokan itu yang terpenting jadi.

“Sudah diperbaiki oleh pekerja. Mudah-mudahan jauh lebih baik dan tidak seperti kemarin. Ini sebagai pembelajaran bersama, ya sepantasnya to perbaikan atau pembangunan dilakukan sebagaimana mestinya biar tidak ada yang dirugikan,” tutup Yanto.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler