Pemerintahan
Ambisi Besar Bupati Gunungkidul Ratakan Distribusi Air Bersih Kepada Seluruh Rakyat Gunungkidul
Semanu,(pidjar.com)–Selama beberapa waktu, Gunungkidul selalu masyur sebagai daerah tandus dan susah untuk mendapatkan air bersih. Namun saat ini, lambat laun permasalahan pasokan air bersih bagi masyarakat mulai mengikis dengan ditemukannya sumber daya air bawah tanah yang cukup melimpah. Hanya saja memang, meski saat ini air bawah tanah di Gunungkidul sangat banyak, lantaran berbagai macam kendala dalam hal pengangkatan ke permukaan maupun distribusinya, permasalahan air bersih masih menjadi polemik di kalangan masyarakat dan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah kabupaten.
Bupati Gunungkidul, Badingah mengatakan, sumber daya air bawah tanah di bumi handayani ini sangatlah melimpah. Dari pemerintah kabupaten sendiri terus berusaha menggandeng pihak-pihak lain untuk dapat memanfaatkan air tersebut agar dapat disuplai ke masyarakat Gunungkidul. Namun demikian dpaparkan Bupati, ada banyak pertimbangan dan kendala yang selama ini terjadi dalam pelaksanaannya.
“Sebagaimana diketahui sumber air bawah tanah di kabupaten kita sangatlah luar biasa, ini menjadi potensi bagi daerah untuk bisa memanfaatkan,” kata Bupati Gunungkidul saat menghadiri acara peringatan Hari Air Dunia ke 27 tingkat DIY di kawasan Telaga Jonge, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kamis (28/03/2019).
Ia juga menyadari jika permasalahan pasokan air bersih di Gunungkidul masih belum 100 persen masyarakat terlayani oleh pemerintah. Pasalnya sejumlah kendala membuat pemerintah belum dapat mengoptimalkan pelayanan secara menyeluruh. Belum lagi dengan keterbatasan lain yang dimiliki membuat permasalahan ini belum sepenuhnya teratasi. Polemik air bersih yang senantiasa menghantui masyarakat Gunungkidul menurut Bupati tentunya menjadi pekerjaan rumah besar yang harus diselesaikan sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat.
Selama ini, masih sangat banyak masyarakat yang belum dapat memanfaatkan air bersih. Terlebih jika di musim kemarau, kekeringan yang melanda sejumlah daerah berdampak pada pasokan air yang tidaklah optimal. Langkah-langkah sekiranya dapat mengatasi persoalan air pun terus diberlakukan oleh pemerintah. Dengan adanya PDAM Tirta Handayani, jelas Bupati, pun juga diklaim sebagai salah satu upaya pemecahan permasalahan air di Gunungkidul.
“Kami sedang berusaha memecahkan permasalahan pemerataan air itu, letak geografis menjadi faktor utama pemerataan air yang belum maksimal,” tambah dia.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika sumber air dari sungai bawah tanah di Gunungkidul dapat dikelola dengan baik dan terdapat teknologi yang mumpuni bekerja sebagaimana mestinya, dibantu dengan sumber daya manusia yang berkualitas pula, sumber air di Gunungkidul sebenarnya mampu untuk dapat dialirkan ke Kabupaten Bantul maupun Sleman. Badingah juga menggaris bawahi jika hal ini membutuhkan waktu panjang, biaya dan teknis yang matang serta terkonsep.
Potensi ini menjadi salah salah satu aset bagi pemerintah untuk lebih dapat memajukan Gunungkidul. Tak lepas dari peran berbagai instansi lain dan pemerintah DIY atau pusat, kabupaten pun tak bisa bergerak dalam hal ini.
Adapun dalam peringatan Hari Air Dunia ke-27 di tingkat DIY, Bupati Gunungkidul menghimbau masyarakat untuk lebih menjaga kebersihan dan pola hidup sehat yang baik. Air ia ingatkan merupakan komoditi terpenting baik untuk pemenuhan kebutuhan hidup, pertanian hingga juga untuk sektor pariwisata. Dari sini kesadaran dalam menjaga pola hidup yang berkaitan dengan air harus lah dimatangkan. Tidak mengotori air dari sampah-sampah plastik atau limbah juga sangatlah diperlukan.
“Pola hidup sehat yang baiklah yang perlu dilakukan untuk menjaga kualitas air yang akan digunakan,” tambah dia.
Sementara itu, Kepala Bidang Cipta Karya DPUPRKP Gunungkidul, Agus Sudaryanto menambahkan, jika hingga akhir tahun 2018 lalu di Gunungkidul sendiri pemerataan air bersih telah mencapai 84,77 persen dari jumlah penduduk 647.485 jiwa yang ada. Untuk mencapai target nasional 100 persen di tahun 2019, beberapa program untuk pemerataan air pun juga terus diberlakukan oleh pemerintah.
“Prosentase 84,77 persen ini setara dengan 129.497 rumah dengan asumsi 1 rumah 5 jiwa. Ini berdasarkan saluran PDAM dan non PDAM,” tambah dia.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas PUP-ESDM DIY, R. Hananto Hadi Purnomo mengatakan, air dari sungai bawah tanah di Gunungkidul memang sangatlah melimpah. Meski beberapa waktu lalu telah ada kajian mengenai pemanfaatan dan teknis lain, untuk melakukan pengangkatan air sampai di permukaan dan dapat dimanfaatkan masyarakat memang harus ada kajian ulang. Selain itu juga biaya maupun tenaga yang digunakan harus benar-benar ahli.
“Secara teknis kami masih harus mempelajari bagaimana konsep yang harus diterapkan khususnya untuk pemanfaatan air di Bribin,” ucapnya.
-
Politik2 hari yang lalu
Sutradara TV Swasta Masuk Deretan Nama Bursa Pilkada Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Mandat PAN Turun, Mahmud Ardi Widanta Kembali Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Peristiwa6 hari yang lalu
Kecelakaan Hebat di Jalan Baron, Dua Orang Tak Sadarkan Diri
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Pariwisata1 minggu yang lalu
Drini Park, Destinasi Wisata Anyar Yang Suguhkan Keindahan Kawasan Pesisir Selatan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Lantik 5 Pejabat Pimpinan dan Rotasi Puluhan Pegawai
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mesum di Sekolah, Dua Guru SD Dipecat
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Dua Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalan Jogja-Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tenggelam di Sungai Oya, Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
-
Sosial2 minggu yang lalu
Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lebaran Hari Ini
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Sunaryanta Gelar Pertemuan dengan Petinggi Gerindra, Bahas Pilkada ?
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puncak Arus Mudik Diperkirakan 9 April, Sejumlah Jalur Alternatif Disiapkan