fbpx
Connect with us

Sosial

Depresi Berat Usai Ditinggal Meninggal Sang Ibu, Putri Penjual Lotis Ini Kini Bisa Dapatkan Pengobatan Layak

Diterbitkan

pada

BDG

Nglipar,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Asa Tugiyo (62), warga Dusun Kedungpoh Kulon, Desa Kedungpoh, Kecamatan Nglipar untuk melihat putri kesayangannya sembuh dari depresi mulai muncul kembali. Ia patut berlega hati lantaran nasib anaknya yang memang sejak beberapa waktu mengalami gangguan kejiwaan mendapatkan perhatian pemerintah. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melalui Dinas Sosial beberapa waktu silam menjemput putrinya untuk dibawa dan diobati ke RS Grasia Kabupaten Sleman.

Diceritakan Tukiyo, putrinya Maryani (32) sudah selama belasan tahun ini mengalami depresi. Setiap harinya, Maryani hanya biasa berdiam diri di dalam kamarnya.

"Sudah 15 tahun terakhir dia (Maryani) begitu, dia hanya berdiam diri di kamar, keluar hanya untuk mandi dan sikat gigi. Kalau kencing hanya di depan kamar," kata Tugiyo, Selasa (17/07/2018) sore.

Diceritakan Tugiyo, sebelum menderita depresi kronis, anak perempuannya itu sebenarnya merupakan anak yang pandai di waktu sekolah. Dirinya kerap meraih prestasi mengalahkan rekan-rekannya dalam rangking kelas.

Berita Lainnya  Keputusan MA dan Adanya Pandemi, Permohonan Dispensasi Perkawinan Anak Meningkat Signifikan

"Anak saya sempat sekolah sampai SMK. Tapi ketika kelas dua, dia ingin keluar sekolah," imbuh dia.

Meski sempat dicegah, namun Maryani tetap bersikeras untuk keluar dari sekolah. Tugiyo yang tak bisa berbuat apa-apa kemudian hanya mengiyakan permintaan tersebut.

Setelah keluar dari sekolah, Maryani kemudian memutuskan untuk bekerja di Jakarta. Dia menjadi karyawan pabrik konveksi.

Tak selang berapa lama, Maryani pulang setelah mendapatkan kabar mengenai kematian ibunya. Sejak saat itu, Maryani berubah menjadi sosok pendiam dan sering kali mengurung diri di kamar.

"Sejak saat itu mungkin dia terpukul dan tidak bisa menerima kenyataan," imbuh Tukiyo.

Keanehan pun semakin terlihat ketika Maryani sering melamun. Memilih untuk mengurung diri dan tidak mau didekati.

Berita Lainnya  Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 17%, Standar Penentu Kemiskinan Disebut Wabup Kurang Tepat

"Segala pakaiannya diubah, rok dan bajunya dijahit sendiri secara manual," terang dia.

Dikatakan Tukiyo, keluarga sudah beberapa kali melakukan upaya pengobatan, baik secara medis maupun alternatif. Mulai dari klinik di Yogyakarta hingga pengobatan alternatif di Solo sampai dengan Sukabumi, Jawa Barat sudah ia coba.

"Semuanya sudah dicoba, dari alternatif sampai medis. Semuanya tak berhasil," ucapnya sembari tertunduk.

Sempat putus asa dan hanya bisa pasrah, ia kembali mendapatkan harapan ketika mendengar kabar Asa dari Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) perihal putrinya yang akan diberikan pengobatan secara gratis. Selama ini, memang tak cukup banyak yang bisa ia lakukan untuk mengobati putrinya karena pekerjaanya yang hanya sebagai penjual lotis di Bantul tidak mencukupi lagi untuk biaya pengobatan.

Berita Lainnya  Buah Istiqomah, Pengrajin Lambang Negara Garuda Pancasila di Gunungkidul Dibangunkan Rumah Shiddiqiyah

"Semoga anak saya bisa sembuh total. Bisa berkumpul selayaknya keluarga lainnya," lanjut dia.

Sementara itu, Kasi Rehabilitasi Sosial Dinsos Gunungkidul yang juga menjadi bagian dari tim anti-pasung DIY, Winarto mengatakan, tujuan dari evakuasi ini adalah untuk memberi pelayanan rehabilitasi bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).

"Tidak mudah untuk mengajak keluarga penderita OGDJ, karena kami sering ditolak,"katanya

Pihaknya membuka peluang kepada keluarga yang bilamana ada anggota keluarganya mengalami sakit untuk diobati. Mereka akan dibawa balai rehabilitasi sosial bina karya dan bina laras (RSBKL) Yogyakarta untuk menyalurkan potensinya, sehingga mampu bermanfaat untuk diri sendiri dan masyarakat.

"Jika sudah membaik baru akan dikembalikan ke keluarga. Untuk kali ini keluarga menerima dan memberikan anggota keluarganya untuk diobati. Saya yakin sembuh, dan bisa kembali beraktifitas secara normal," katanya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler