fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Dilema Nasib SDN Tepus 2 Yang Terdampak JJLS dan Penolakan Opsi Regrouping

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–SD Negeri Tepus 2 merupakan sekolah yang masih aktif dan beberapa waktu lalu bangunan sekolah ini terdampak pembangunan JJLS sehingga harus dirobohkan. Untuk sekarang ini, proses pembelajaran dilakukan di Balai Padukuhan setempat lantaran tidak adanya tempat yang bisa digunakan.sebagai lokasi pembelajaran tatap muka meski uang ganti rugi sendiri telah dicairkan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul memberikan tawaran untuk dilakukan regrouping. Namun kebijakan ini menjadi sebuah dilema tersendiri yang dirasakan oleh wali murid dan dari pihak sekolah jika opsi regrouping ini benar dijalankan yaitu jarak tempuh cukup jauh.

Sampai dengan sekarang ini, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul masih melakukan koordinasi dan pembahasan terkait dengan kebijakan yang tepat untuk SD Negeri Tepus 2 ini. Pemerintah masih belum bisa memutuskan apakah akan tetap diregrouping atau ada langkah lain yang akan diterapkan.

Berita Lainnya  Gelap Gulita Saat Malam, Jalur Gesing Akan Dipasang Puluhan Lampu PJU

Berkaitan dengan nasib SD Negeri Tepus 2 sendiri, dalam pembahasan APBD Gunungkidul 2022 lalu, Fraksi PKS juga menanyakan terkait dengan kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintah untuk menyikapi kondisi tersebut.

Anggota Fraksi PKS DPRD Gunungkidul, Ari Siswanto mengungkapkan, pihaknya sudah mendapatkan laporan tentang bangunan SD Negeri Tepus 2 yang terdampak pembangunan JJLS. Adapun untuk sekarang ini, masih terdapat cukup banyak siswa yang aktif di sekolah tersebut. Berkaca dengan kondisi tersebut dan pertimbangan jarak, PKS sempat menanyakan ke pemerintah apakah ada opsi lain terhadap sekolah tersebut selain dilakukan regrouping.

“Berkaitan dengan regrouping itu diawali dengan kesepakatan bersama yaitu dengan sekolah satu dengan yang lainnya, kemudian ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi bahan pertimbangan, dalam pandangan umum fraksi kemarin juga disampaikan,” kata Ari Siswanto, Jumat (03/12/2021).

Dewan sendiri berharap jika nantinya sekolah ini tidak jadi diregruping. Sebab pertimabngan jarak dianggap sangat tidak memungkinkan untuk dilakukan sebab jaraknya cukup jauh dan bisa jadi menimbulkan permasalahan mobilitas para pelajar. Fraksi PKS sendiri mengusulkan adanya pembangunan gedung baru untuk sekolah ini agar anak-anak bisa mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dan maksimal.

Berita Lainnya  Anggaran Dropping Air Habis, BPBD Saat Ini Hanya Bisa Andalkan Bantuan Pihak Ketiga

“Disdikpora menjadi fasilitator regrouping. Berkaitan dengan sekolah ini sudah menjadi usulan untuk pembangunan,” imbuh dia.

Sementara itu, Plt Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul, Kiswara mengungkapkan, terdampaknya gedung SD Negeri Tepus 2 akibat pembangunan JJLS langsung disikapi oleh dinas. Adapun di awal, pihak sekolah diberikan tawaran untuk regrouping dengan SD Negeri Tepus 1 ataupun SD Negeri Tepus 4, namun sekarang ini masih dalam proses pertimbangan. Dinas juga sudah menampung berkaitan dengan pendapat pihak orangtua dan pihak sekolah.

“Kelihatannya tidak menginginkan regrouping, ini yang masih menjadi pembahasan kami dengan pemerintah. Sekarang ini masih dalam proses negosiasi dengan masyarakat setempat,” terang Kiswara.

Koordinasi dengan pemerintah, berdasarkan hasil telaah aspek teknis memang cenderung dilakukan regrouping. Namun untuk aspek sosial tentu ada potensi beberapa hal yang dapat terjadi mulai dari konflik hingga kebutuhan anggaran yang cukup besar. Sampai dengan saat ini pun masih belum bisa diputuskan langkah bagaimana yang akan diambil oleh pemerintah untuk SD yang terdampak JJLS ini.

Berita Lainnya  Puluhan Ribu Masyarakat Gunungkidul Derita Permasalahan Sosial, Gerakan Kesetiakawanan Perlu Digaungkan

“Belum ada kesimpulan, sebab untuk mengambil kebijakan juga harus hati-hati. Ini sudah dirapatkan dengan pak Sekda memang ada kecenderungan regrouping, tapi bagaimana ke depan masih dipikirkan,” papar dia.

Untuk regrouping sekolah memang ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, mulai dari jarak, kesiapan sekolah, dan lainnya. Sekolah ini memang sekarang masih aktif pembelajaran, akan tetapi untuk kelas 1 sendiri sudah tidak memiliki siswa.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler