Info Ringan
Menikmati Sehat dan Hangatnya Jahe Keprok dan Dang Jarwo, Minuman Ningrat Yang Kini Bisa Dicicipi Kalangan Jelata
Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Berbicara mengenai kuliner tradisional di Jogja, baik makanan maupun minuman memang sangat menarik dan tidak ada habisnya. Menjadi sangat menarik lantaran di masa lalu, ada sebagian dari makanan maupun minuman tersebut merupakan kuliner ningrat yang tidak bisa dinikmati oleh semua kalangan. Hanya kalangan atas saja yang berkesempatan mencicipi macam-macam kuliner lezat ini.
Namun seiring berjalannya waktu, saat ini hampir semua kuliner bisa dinikmati oleh semua kalangan. Seperti halnya dua jenis minuman ini yakni Jahe Keprok dan Dang Jarwo. Kedua jenis minuman ini dulunya merupakan minuman khas yang digemari oleh kalangan Kraton Ngayogyakarta sehingga tak semua masyarakat pada masa itu bisa menikmatinya.
Hingga saat ini, kedua minuman tersebut masih menjadi kegemaran kalangan Kraton baik oleh Sultan maupun kerabatnya. Namun kini, kedua jenis minuman ini seakan tak hanya terbatas dinikmati kalangan tertentu. Semua orang bahkan bisa membuatnya lantaran memang bahan bakunya cukup sederhana dan mulai disebarluaskan kepada masyarakat.
Seperti misalnya untuk minuman Jahe Keprok. Seperti dilihat dari namanya, Jahe Keprok berbahan baku jahe. Namun untuk minuman ini, jahe yang digunakan haruslah jahe jenis Emprit atau jahe dengan ukuran yang kecil.
Selain jahe, bahan bahan lainnya berupa gula batu, sere, kapulogo, cengkeh dan jeruk nipis. Dalam peracikannya, semua bahan tersebut dicuci bersih terlebih dahulu sebelum digeprek atau diremukkan.
Kemudian langkah selanjutnya adalah memasukkan semua bahan yang telah disiapkan itu ke dalam gelas. Setelah itu, tuangkanlah air mendidih secara perlahan ke dalam gelas itu.
Pun demikian dengan Dang Jarwo yang hampir sama bahan baku maupun cara pembuatannya. Hanya saja untuk bahan yang digunakan sedikit berbeda, yakni tidak menggunakan jeruk nipis dan sebagai ganti gula batu menggunakan gula jawa.
“Ada yang perlu diingat, penggunaan gula batu harus yang kualitas terbaik, bahan lainnya juga harus baru (segar). Sehingga pada rasa juga seger banget,” kata Abdi Dalem Kraton Yogyakarta, Reso Hadiman saat memberikan pelatihan pembuatan Jahe Keprok dan Dang Jarwo kepada ibu PKK di Balai Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Rabu (05/12/2018).
Ia mengatakan, dalam pembuatan minuman itu, ada resep lain yang sebenarnya sangat simpel namun tidak semua orang mengetahuinya yakni kesabaran. Menurut Hadiman yang memang terbiasa melayani anggota Kraton Yogyakarta, dalam membuat dua olahan minuman tersebut memang membutuhkan kesabaran.
“Kalau tidak sabar, minumannya tidak akan enak,” kata dia.
Hadiman menambahkan, kedua minuman tersebut hingga saat ini masih kerap dinikmati oleh keluarga Keraton Ngayogyakarta.
“Seperti Gusti Kanjeng Ratu Pembayun, Raja dan Ratu juga kerap mengkonsumsi dua minuman itu,” imbuhnya.
Menurutnya, minuman tersebut memiliki berbagai macam kegunaan bagi kesehatan tubuh. Salah satunya adalah untuk menjaga kebugaran dan menambah daya tahan tubuh terlebih disaat musim penghujan.
“Efeknya itu memberi kehangatan bagi tubuh apalagi saat musim hujan ini. Bagi yang perokok juga dapat berguna untuk mengurangi racun,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Desa Kepek, Bambang Setiawan mengatakan, pelatihan terhadap ibu PKK sendiri merupakan agenda rutin setiap tahunnya. Namun untuk kali ini berbeda dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya.
“Kalau kuliner makanan, pelatihan batik itu sudah tahun-tahun sebelumnya. Kalau tahun ini kita mendatangkan abdi dalem keraton untuk mengajarkan bagaimana membuat minuman tradisional khas ini,” kata Bambang.
Ia menambahkan, dengan pelatihan ia berharap setiap keluarga mampu mempromosikan minuman khas tersebut di lingkungan keluarga maupun masyarakat. Sebab telah diketahui banyak khasiat yang didapat jika mengkonsumsi secara rutin.
“Saya sendiri sudah membuktikan, meminum secara rutin memang membuat badan terasa selalu bugar. Kalau ibu-ibu ini sudah bisa kan nanti paling tidak bisa dinikmati keluarga dan tentu saja berdampak positif,” kata dia.
Selain itu, langkah ke depan, pihaknya juga akan mendorong masyarakat untuk berwirausaha. Langkahnya pun hapir sama seperti saat suksesnya Desa Kepek menjadi kampung batik.
“Kita akan mendorong masyarakat nantinya akan kita kolaborasikan dengan industri-industri lain. Sehingga selain mendapatkan penghasilan dari jualan wedang tradisional itu juga memunculkan kembali minuman kuno di tengah masyarakat Desa Kepek,” kata dia.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
50 Kilometer Jalan Kabupaten di Gunungkidul Beralih Status
-
Pemerintahan6 hari yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Olahraga3 minggu yang lalu
Mengenal Hamam Tejotioso, Pembalap Cilik Gunungkidul yang Mulai Ukir Prestasi
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
bisnis3 minggu yang lalu
Grafik Perjalanan Kereta Api Selesai Difinalisasi, Pemesanan Tiket KA Februari 2025 Mulai Dibuka Bertahap
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Penyalahgunaan Tanah Kas Desa, Lurah Sampang Ditahan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
PMK Kembali Merebak di Gunungkidul, 43 Sapi Suspek Mati Mendadak
-
Hukum1 minggu yang lalu
Curi 5 Potong Kayu, Warga Panggang Terancam 5 Tahun Penjara
-
Pendidikan1 minggu yang lalu
SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Siap Melaju ke Tingkat Nasional Ajang OMBN 2025
-
bisnis3 minggu yang lalu
Diproyeksi Ada Kenaikan 47 Ribu Penumpang Hari Ini, PT KAI Daop 6 Yogyakarta Himbau Penumpang Jaga Barang Bawaannya
-
bisnis3 minggu yang lalu
Dua Pencuri Ponsel Berhasil Dibekuk Petugas Pengamanan Daop 6 di Stasiun Brambanan