Sosial
Pergeseran Budaya Wedangan Masyarakat Gunungkidul, Dari Teh Poci, Beralih ke Kopi






Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Seiring berkembangnya zaman, kebiasaan masyarakat juga mengalami perubahan. Salah satunya ialah mulai terbiasanya masyarakat khususnya kalangan pemuda yang menghabiskan waktu di warung kopi untuk menyelesaikan pekerjaan ataupun mendiskusikan suatu hal. Perubahan kebiasaan tersebut ditunjukkan oleh mulai banyaknya warung ataupun kedai kopi yang mulai menjamur di Gunungkidul, khususnya di Wonosari sebagai wilayah sub urban.
Adapun tradisi wedangan sendiri memang tak bisa lepas dari kebiasaan masyarakat Gunungkidul. Di berbagai tempat maupun waktu, wedangan menjadi salah satu cara masyarakat Gunungkidul dalam berinteraksi.
Salah satu pengusaha warung kopi, Franstella Rengga Andi, berpendapat, mulai menjamurnya warung kopi di Gunungkidul tak terlepas dari banyaknya pemuda yang membawa kebiasaan dari luar daerah ke Gunungkidul. Ia mencontohkan, banyaknya mahasiswa asal Gunungkidul yang berada di Yogyakarta. Kebiasaan mereka saat berada di Yogyakarta tentunya akan secara tidak langsung terbawa ke Gunungkidul termasuk kebiasaan berkunjung ke warung kopi.
“Perkembangannya dibarengi dengan pergerakan manusia, banyak mahasiswa asal Gunungkidul yang membawa budaya atau kebiasaan pergi ke warung kopi dibawa pulang ke Gunungkidul. Dengan adanya itu kan mereka membawa gaya ngopi masing-masing.” ucap Andi, sapaan akrabnya, Senin (29/11/2021).





Menurutnya, bukan hanya mahasiswa saja yang membawa kebiasaan pergi ke warung kopi, namun juga masyarakat yang mencari kerja di wilayah urban. Ia menyampaikan jika sebenarnya Wonosari ialah kota teh. Di mana masyarakatnya cenderung lebih familiar dengan minuman jenis teh. Hal tersebut dibuktikan dengan sebelum menjamurnya warung kopi seperti saat ini, masyarakat lebih memilih pergi ke warung-warung teh poci.
“Karena juga alih generasi muda semakin banyak, itu juga butuh sarana prasarana untuk nongkrong. Mencari tempat yang tepat untuk sekedar nyantai, ngumpul, yang segmennya kelasnya agak menengah ke atas,” sambungnya.
Lebih lanjut, Andi mengatakan, menjamurnya warung kopi saat ini tak terlepas dari sebuah film yang mengangkat tentang jenis-jenis kopi di Indonesia beberapa tahun lalu. Setelah film tersebut meledak, gaya hidup tentang kopi mulai masuk ke masyarakat bahkan hingga ke pelosok-pelosok desa.
“Bahkan sekarang itu kan banyak warung-warung kopi di pelosok desa,” terangnya.
Ia melihat hal tersebut merupakan sebuah potensi untuk mengembangkan sebuah bisnis warung kopi Singo di Jalan KRT Judodiningrat, Seneng, Siraman, Wonosari. Ia tak menampik jika saat ini kompetitor warung kopi di Gunungkidul belum sebanyak di Yogyakarta. Sehingga, pasar yang ada masih cukup besar. Meskipun beberapa warung kopi mulai bermunculan, ia harap dapat turut serta mengedukasi masyarakat terkait keberadaan kekayaan kopi di Nusantara.
“Selama ini kan yang diketahui tentang kopi itu yang hasil dari pabrikan, karena murah dan mudah dijumpai. Kalau mengenalkan kopi yang asli tanpa campuran kan perlu edukasi yang tepat, perlu pendekatan yang tepat juga. Itu tantangannya.” tutupnya.
-
Olahraga1 minggu yang lalu
Mengenal Demon Pratama, Pemuda Gunungkidul yang Masuk Timnas Bola Pantai Indonesia
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Bupati Copoti Reklame Tak Berizin yang Bertebaran di Gunungkidul
-
Hukum2 minggu yang lalu
TNI dan Satgas PKH: Garda Terdepan dalam Penegakan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal
-
Sosial3 minggu yang lalu
Purna Tugas, Mantan Bupati Sunaryanta Pulang dengan Berlari 8 Km
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Bupati Endah Soroti Banyaknya Kasus Perselingkuhan yang Melibatkan ASN
-
Hukum3 minggu yang lalu
Terlibat Kasus Pemyimpangan TKD Sampang, Dirut Perusahaan Tambang Resmi Ditahan
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Seorang Penambang Batu Meninggal Usai Tertimpa Runtuhan Batu Besar
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
MBG di Gunungkidul Tetap Berjalan Selama Ramadhan, Berikut Menu yang Akan Dibagikan
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Tebing di Tanjakan Clongop Longsor, Akses Jalan Ditutul Total
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Tren Takbir Keliling Gunakan Sound System, Ini Strategi Pemkab, FKUB dan Polisi
-
Uncategorized7 hari yang lalu
Sejumlah Siswa SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul Lolos SNBP
-
film3 minggu yang lalu
Film horor “Singsot: Siulan Kematian”, Bawa Petaka saat Magrib