Sosial
Silase, Solusi Atas Mahalnya Pakan Hijau Ternak




Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sebagai daerah yang dikenal dengan gudangnya ternak, maka pemerintah berupaya melakukan peningkatan kualitas ternak dengan mutu pangan yang baik. Beberapa tahun belakangan ini, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul mendorong petani dan peternak untuk mengembangkan pakan ternak yang modern, yakni silase pakan.
Kepala Bidang Litbangdal, Bappeda Gunungkidul, Rusmiyadi menjelaskan, sejak beberapa tahun silam, pemerintah mulai mendorong peternak untuk memproduksi pakan secara mandiri dan beralih dari pakan hijauan ke pakan fermentasi atau yang lebih dikenal dengan silase tersebut. Pakan fermentasi ini terbuat dari batang tumbuhan lain atau limbah yang dihasilkan dari musim panen pertama.
Misalnya saja sisa-sisa rendeng (batang kacang tanah), tebon maupun titen. Biasanya pasca musim panan pertama, limbah ini pun akan banyak ditemukan. Jika kreatif, limbah tersebut bisa diolah dan dijadikan pakan fermentasi. Pakan memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan pakan hijauan pada umumnya.
“Nilai gizinya jauh lebih banyak (komplit) dibandingkan dengan hijauan. Tahan sampai 1 tahun, bisa menekan biaya juga,”kata Rismiyadi, Kamis (02/04/2020).
Lebih lanjut ia mengungkapkan, musim kemarau biasanya peternak akan kesulitan mendapatkan pakan hijauan di ladang. Tak jarang dari mereka biasanya membeli di pedagang dengan harga tinggi. Sehingga kemudian membebani anggaran yang dikeluarkan oleh peternak.




“Bisa juga ini diperjualbelikan, harganya bahkan jauh lebih murah dibandingkan dengan pakan hijauan,” tambahnya.
Adapun dalam melakukan produksi ini, Bappeda bekerja sama dengan LIPI dan Dinas Pertanian dan Pangan. Dari dinas sendiri juga telah melakukan pembekalan dan pelatihan bersama dengan LIPI. Bahkan pemerintah juga telah memberikan bantuan berupa pencacah pakan untuk menerapkan program ini.
“Kemarin kami lakukan pelatihan di Botodayakan, ada juga perorangan di Bogor, Kecamatan Playen yang sudah mulai produksi,” imbuh dia.
Program ini digetolkan dengan maksud agar nantinya di setiap desa dapat tumbuh stasiun pakan ternak berbasis kelompok tani. Sehingga ketersediaan cadangan pakan ternak lebih terjamin dan dapat dikelola secara bersama sama dengan mengedepankan semangat gotong royong.
“Kendalanya ya itu tadi masyarakat lebih suka pakan ternak tumbuhan hijauan, mungkin lebih marem. Kemudian pembuatannya mungkin terkesan sulit tapi sebenarnya mudah. Harapan kami memang masyarakat lebih terbuka dengan terobosan-terobosan baru,”tutupnya.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Pemkab Gunungkidul Naikkan Gaji Pamong dan Staf Kalurahan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Angka Kemiskinan di Gunungkidul Masih 15,18%
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Gunungkidul Ajukan Tambahan Vaksin PMK 20 Ribu Dosis
-
Sosial2 hari yang lalu
43 Tahun Berdayakan UMKM Gunungkidul, Koperasi Marsudi Mulyo Terus Berinovasi
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
3 Korban Laka Laut Pantai Drini Ditemukan Meninggal, 1 Masih Dalam Pencarian
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Gelontoran Anggaran Rp 1,5 Miliar Untuk Perbaikan Gedung Sekolah
-
Sosial1 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Kukuhkan Pengurus FPRB Baru
-
Info Ringan3 hari yang lalu
Dibalut Horor, Film Petaka Gunung Gede Angkat Kisah Sahabat Sejati
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Jumlah Pengguna Kereta Api Membludak saat Libur Panjang, PT KAI Daop 6 Klaim Bisa Dorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Gempa 5,2 SR Guncang Gunungkidul
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
BKPPD Periksa 2 ASN Yang Diduga Terlibat Perselingkuhan
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Keluarga Korban Laka Laut di Pantai Drini Akan Terima Asuransi