fbpx
Connect with us

Sosial

Telaga Ngomang, Telaga Yang Ratusan Tahun Tak Pernah Kering Meski Kemarau Melanda

Diterbitkan

pada

BDG

Saptosari,(pidjar.com)–Melihat telaga atau sumber air mengering di wilayah Gunungkidul saat musim kemarau tiba adalah hal biasa. Namun di wilayah Desa Planjan, Kecamatan Saptosari, ada sebuah telaga yang tak pernah kering meski kemarau panjang melanda. Konon, telaga tersebut selalu digenangi air sejak ratusan tahun lalu.

Telaga Ngomang sendiri berada tak jauh dari JJLS menuju Pantai Baron. Di telaga tersebut, setiap harinya menjadi tempat peraduan warga setempat untuk memenuhi kebutuhan air baik mencuci maupun minum ternak. Bahkan dahulunya, pada puluhan tahun lalu, telaga tersebut sempat menjadi satu-satunya sumber air bagi 4 desa yakni, Desa Planjan, Desa Giring, Desa Kanigoro dan Desa Kemadang.

“Dulu memang airnya dikonsumsi warga karena zaman dahulu belum ada air PAM. Jadi ya biasa digunakan untuk minum, tapi itu dulu,” ujar salah seorang tokoh masyarakat setempat, Jumbidi, Kamis (11/07/2019).

Ia menjelaskan, telaga Ngomang sendiri merupakan telaga yang sudah ada sejak ratusan tahun silam. Sebab, sewaktu Desa Planjan berdiri pada tahun 1922, telaga tersebut sudah dimanfaatkan oleh masyarakat.

“Kalau waktu pastinya kurang tahu, tapi yang jelas, sejak nenek moyang sudah ada,” kata dia.

Sejak itu pula, lanjut Jumbidi, Telaga Ngomang tak pernah kering. Bahkan pada jaman Gaber atau paceklik pada tahun 1965 di mana musim kemarau pernah terjadi selama 9 bulan, saat itu pula telaga tak pernah surut.

Berita Lainnya  Transaksi Meningkat 2 Kali Lipat, Pedagang-pedagang Kaya Pilih Titipkan Barang Berharga di Pegadaian

“Kemarau waktu itu sangat panjang. Airnya tetap ada hanya saja tidak penuh, hanya sedikit berkurang,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Desa Planjan, Muryono Asih Sulistiyo menambahkan, adanya Telaga Ngomang ini tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat di desanya, terutama pada musim kemarau. Pasalnya, warga di sekitar telaga itu bisa memanfaatkannya untuk keperluan mencuci dan mengambil air untuk minum ternak.

“Kalau saat ini sudah tidak diminum. Jadi fungsinya telaga ini bisa menghemat penggunaan air bersih untuk mencuci dan minum ternak,” terang pria yang kerap disapa Yono ini.

Menurutnya, air di Telaga Ngomang sendiri juga beberapa kali disedot untuk keperluan pertanian. Namun herannya, air yang ada di telaga tersebut tidak lah berkurang banyak.

Berita Lainnya  Jadi Syarat Kegiatan Masyarakat, Capaian Vaksin Booster Gunungkidul Masih Terendah di DIY

“Pernah ada pengembangan tanaman bawang merah di sekitar telaga, airnya disedot untuk pengairan itu tapi tidak habis, hanya berkurang saja,” imbuh dia.

Namun begitu, demi menjaga kelestarian telaga dan ekosistem, upaya pengembangan bawang itu dihentikan. Pihaknya khawatir, nantinya jika dilakukan terus menerus air telaga akan mengering.

“Kan belum ada yang tahu, apakah ada sumber air bawah tanahnya, atau apa yang membuat air tidak pernah kering itu. Jadi kemudian diputuskan untuk dihentikan,” ucap dia.

Saat ini selain sebagai pemenuhan kebutuhan air bersih, Telaga Ngomang juga dikelola oleh karang taruna. Dalam hal ini karang taruna menebar benih ikan untuk kemudian dipancingkan.

“Saat ini dikelola karang taruna. Rencana kita akan kita usulkan ke pemkab untuk dijadikan kawasan wisata. Tentunya juga perlu kajian-kajian,” pungkas Yono.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler