fbpx
Connect with us

Sosial

Terus Langka, Harga Gula Pasir Eceran Hampir Capai Angka Rp 20.000

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Sudah sejak beberapa bulan terakhir ini harga gula pasir di pasaran terus merangkak naik. Bahkan tak hanya mengalami kenaikan harga, keberadaanya pun semakin sulit didapatkan. Sejumlah warung dan toko yang berada di kawasan pedesaan ada yang bahkan sudah memilih untuk tidak lagi menjual komoditas ini. Ada sejumlah alasan yang diutarakan, mulai dari mahalnya harga kulakan hingga sulit ditemukannya lantaran menipisnya stok di toko-toko besar.

Salah seorang pedagang di Pasar Argosari Wonosari, Kunto mengungkapkan, sudah sekitar 4 hari terakhir ini dirinya menjual gula pasir secara grosir pada harga Rp 18.000. Kemudian untuk harga eceran, ia jual dari harga Rp 18.500 sampai dengan Rp 19.000 per kilogramnya.

Berita Lainnya  Pemkab Gunungkidul Siapkan Perbup Terkait Hajatan di Tengah Pandemi Covid-19

“Dari distributornya (harga) sudah naik. Jadi ya saya juga harus berani menaikkan harga jualnya,” kata Kunto, Senin (23/03/2020).

Kenaikan harga gula pasir setiap hampir setiap hari ini dikeluhkan oleh para pedagang. Pasalnya, daya beli masyarakat pun juga mengalami penurunan. Yang biasanya membeli dalam jumlah banyak, sekarang hanya membeli dengan jumlah sedikit.

“Selain harga yang mahal kunjungan pembeli di pasar pun juga menurun drastis karena merebaknya virus corona. Banyak to warga yang memilih tetap tinggal di rumah tanpa bepergian,” tambahnya.

Sama halnya dengan yang diungkapkan oleh Trisna seorang pemilik toko kelontong di Desa Putat, Kecamatan Patuk. Ia juga mengeluhkan harga gula pasir yang terus melambung. Lantaran harga gula pasir yang terus berubah itu, ia tak berani mengambil resiko.

Berita Lainnya  Anggaran Dropping Air Habis, BPBD Saat Ini Hanya Bisa Andalkan Bantuan Pihak Ketiga

“Harganya terus naik. Ndak berani ambil banyak, biasanya 100 kg tapi sekarang hanya sedikit-sedikit saja,” ujar Trisna.

Konsumen gula pasirpun juga kian mengurangi jumlah pembeliannya. Meskipun sebenarnya saat ini musim panen padi di mana biasanya konsumsi gula pasir meningkat, tetapi saat ini justru mengalami penurunan. Orang yang biasanya beli satu kilogram, kini hanya setengah kilogram.

Sementara itu, Sekretaris Disperindag Gunungkidul Virgilio Soriano menjelaskan, kenaikan gula pasir yang terjadi akhir-akhir ini disebabkan oleh menipisnya persediaan di tingkat pemasok. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil pemantauan bulan lalu yang dilakukan oleh pihaknya.

“Banyak toko-toko hingga warung yang mengalami keterbatasan persediaan gula pasir. Apalagi ini sudah mendekati bulan puasa di mana permintaan mulai meningkat, harga gula jadi ikut naik,” jelas Virgilio.

Menanggapi kenaikan gula pasir ini, pihaknya masih terus melakukan pemantauan terhadap situasi harga gula pasir. Terakhir, pihaknya sudah melaporkan kepada Disperindag DIY terkait dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan Bulog dan pedagang di pasar.

Berita Lainnya  Pasar-pasar di Gunungkidul Tetap Beroperasi Normal

“Kami sudah cek ke lapangan. Untuk persediaan memang masih cukup, tapi harganya sangat tinggi, sekitar 18.000 per kilogramnya bahkan ada eceran yang lebih tinggi,” tutupnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler