Info Ringan
Tujuh Fakta Unik Mengenai Hari Raya Nyepi
Jogja,(pidjar.com)–Hari Raya Nyepi menjadi salah satu hari besar yang dinanti-nantikan masyarakat Hindu Bali di Indonesia. Berbeda dengan upacara lain yang semarak, Hari Raya Nyepi justru memberikan sensasi unik bagi Pulau Dewata. Saat Nyepi dilakukan, Bali yang biasanya meriah jadi mendadak diam, tenang, dan tak bergeming dalam sehari penuh. Padahal di hari-hari sebelumnya, Bali punya suasana yang jauh lebih meriah dengan beragam tradisi dan upacara adat, seperti Melasti dan Ngerupuk. Mulai dari tak ada warga yang beraktivitas, padamnya layanan seluler, hingga satu-satunya di dunia, berikut lima fakta unik yang hanya bisa kamu temukan saat perayaan Hari Raya Nyepi di Bali. Apa saja?
Empat Pantangan Penting
Umat Hindu merayakan puncak Hari Nyepi dengan cara melaksanakan catur brata penyepian atau empat pantangan. Empat pantangan itu adalah amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak berpergian), amati geni (tidak menyalakan api), dan amati lelanguan (tidak bersenang-senang). Empat pantangan ini tidak hanya dilakukan oleh umat Hindu dan Bali saja, lho. Tetapi para wisatawan yang sedang ada di sana pada Hari Nyepi juga diharapkan turut serta berpartisipasi untuk saling menghormati dan menghargai. Nah, justru banyak wisatawan asing datang ke Bali pada saat Hari Nyepi untuk melihat dan merasakan langsung pengalaman melaksanakan empat pantangan ini, . Apakah kalian tertarik? Tidak ada salahnya lho merilekskan diri seharian penuh dari segala kegiatan untuk refreshing pikiran.
Jalanan Super Lengang
Tidak ada kegiatan sama sekali pada hari ini, sehingga jalanan akan jadi sangat lengang karena tidak ada satupun kendaraan yang lewat. Hanya ada pecalang yang lalu lalang untuk berpatroli dan menjaga ketertiban Hari Nyepi. Selain mobil dan motor, aktivitas di bandara, terminal, jalan tol, dan pelabuhan pun dihentikan pada Hari Nyepi. Maka, tidak heran kalau jalanan hari itu akan sepi banget kayak di film-film apocalypse luar negeri. Meskipun kendaraan pribadi nggak boleh lewat, tapi untuk keadaan darurat seperti ambulans tetap diperbolehkan, . Hanya saja ambulans dilarang untuk menyalakan bunyi sirenenya.
Hari Bebas Polusi
Yup, tentu saja Hari Nyepi akan jadi hari bebas polusi. Sebab, tidak ada satupun kendaraan yang boleh lalu lalang hari itu . Kalau kamu ikut merayakan di sana, kamu pasti bisa merasakan udara yang berbeda dan jauh lebih fresh dari biasanya.
Langit Bertaburan Bintang
Karena siang hari tidak ada polusi dari kendaraan bermotor sama sekali, malam harinya kita jadi bisa menikmati kondisi langit yang sangat bersih dan bertaburan bintang, deh. Hm, romantis.
Hemat Sumber Daya Alam
Selain memberikan udara bersih dan langit yang cerah, Hari Nyepi juga berkontribusi besar dalam penghematan sumber daya alam, lho. Pada Hari Nyepi, Bali menghemat listrik sebesar 60% dari biasanya. Kalau dirupiahkan, penghematan ini berjumlah sekitar 4 miliar atau sekitar 290 megawatt. Selain itu, Bali juga menghemat bahan bakar solar kurang lebih 500.000 liter atau sebesar 3 miliar atau 210 megawatt. Hal ini dikarenakan adanya pengistirahatan 2 pembangkit listrik di Bali, yakni PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) Pemaron dan PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) Gilimanuk.
Tradisi Pertunjukan Budaya yang Memukau
Bukan hanya hari H-nya saja yang memikat, tetapi juga beragam rentetan pertunjukan budaya sebelum dan sesudah hari H. Misalnya, beberapa hari sebelum Hari Nyepi, masyarakat berbondong-bondong membuat patung ogoh-ogoh yang ukurannya super besar.
Kemudian, dua hari sebelum Hari Nyepi umat Hindu akan melaksanakan Melasti atau sembahyang di laut. Sehari sebelum Hari Nyepi, ada pula Mecaru atau pawai ogoh-ogoh. Lalu, sehari setelah Hari Nyepi, ada tradisi omed-omedan atau berciuman massal untuk menolak bala. Eits, tradisi ini bukan bersifat vulgar ya melainkan untuk memperkuat rasa asah, asih dan asuh antar masyarakat.
Sumber Inspirasi PBB
Karena banyaknya keuntungan yang didapat dari penghentian kegiatan di Hari Nyepi, hal ini malah menjadi sumber inspirasi buat PBB alias Perserikatan Bangsa-Bangsa. Inspirasi apa? Inspirasi untuk menetapkan “World Silent Day” yang dirayakan setiap tanggal 21 Maret, .
-
Politik3 minggu yang lalu
Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu
-
Politik4 minggu yang lalu
Hampir Separuh Incumbent Tumbang, Termasuk Ketua DPRD
-
Politik3 minggu yang lalu
21 Caleg Baru Akan Duduki Kursi DPRD Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Beda Hitungan, Jamaah Aolia Gunungkidul Mulai Sholat Tarawih Malam Ini
-
Pendidikan3 minggu yang lalu
Capaian Prestasi SMA Mubammadiyah Al Mujahidin di Olympicad Nasional
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Gunungkidul Dilanda Hujan dan Angin Kencang, Sejumlah Titik Porak Poranda
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Peternak Telur Gelar Rembuk Nasional Demi Menyongsong Panen Jagung 1,9 Ton
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Waspada, 2 Bulan Terakhir Kasus DBD di Gunungkidul Tembus 280 Penderita, 2 Meninggal Dunia
-
Pariwisata6 hari yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Sosial4 minggu yang lalu
Perduli Layanan Masyarakat, Pengusaha Ini Salurkan 6 Unit Ambulans Untuk Warga Gunungkidul
-
Olahraga4 minggu yang lalu
Targetkan 25 Medali Emas, Pemerintah Janjikan Bonus Untuk Kontingen Popda Gunungkidul
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mega Proyek Pembangunan Gedung DPRD Gunungkidul Dilanjutkan Tahun Ini