Pemerintahan
Entaskan Masalah Pemasaran Produk Lokal, Pemdes Sambirejo Teken Kesepakatan dengan UGM dan BRI Micro Finance






Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Senyum sumringah nampak di wajah Sulastri, salah seorang pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah olahan makanan di Desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen. Gembiranya memuncak setelah berlangsung penandatanganan nota kesepakatan antara Pemdes Sambirejo, Pemkab Gunungkidul, Fakultas Pertanian UGM dan BRI Micro Finance. Adapun acara seperti jalan santai, bazar produk UMKM dan pagelaran pentas ketoprak nanti malam menjadi kemeriahan tersendiri bagi masyarakat untuk mengunjungi balai desa.
“Ada lima UMKM olahan makanan yang ada di Desa Sambirejo, kami kesulitan untuk pemasarannya,” ujar Sulastri kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, di sela acara penandatanganan nota kesepakatan di Balai Desa Sambirejo, Sabtu ( 31/08/2019).
Selama ini, ia hanya memasarkan produk olahan makanan berupa kripik sayur mayur maupun kering kentang dalam lingkup media sosial miliknya. Paling jauh dititipkan ke toko oleh-oleh di Kecamatan Ngawen.
“Memang kami terbatas di pemasaran makanya omzet saya sebulan paling banyak tujuh juta rupiah,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sambirejo, Yuliasih Dwi Martini mengatakan, penandatanganan nota kesepakatan antara Pemdes, Pemda, UGM dan BRI Micro Finance ini nantinya membentuk ekosistem bisnis. Dimana, Pemdes mengajak masyarakat aktif dalam produksi, UGM siap memberi penyuluhan serta pendampingan, BRI siap mendanai, dan Pemkab Gunungkidul membantu dalam pemasaran.







“Jadi berkesinambungan dan berkelanjutan, tidak hanya jalan setahun terus bubar,” ujar dia.
Yuliasih mengakui, saat ini terjadi banyak kendala yang dialami kelima UMKM di Desa Sambirejo. Untuk itu, ekosistem bisnis ini sendiri akan ia fokuskan pada lima UMKM itu.
“Belum akan menambah UMKM, nanti kalau masalah uji laboratorium, PIRT, modal, bahan dan pemasaran bisa terselesaikan mungkin kedepan akan mengembangkan potensi yang ada,” imbuh dia.
Sementara itu, praktisi UGM, Profesor Sunarru Samsi Hariadi yang turut hadir dalam penandatanganan nota kesepakatan ini mengatakan, Desa Sambirejo memiliki potensi bahan makanan yang banyak dari bidang pertanian. Namun, ia menilai kendalanya karena air tanah yang ada cukup dalam, sehingga jika UMKM olahan sayur ini berkembang bahan yang ada harus siap.
“Mungkin kami akan mengadakan riset, agar teknologi pertanian sayur sebagai bahan utama kripik misalnya, bisa terus tumbuh jika saat musim kemarau,” ujar Profesor Sunarru.
Kedepan, pihaknya akan membantu dalam pengolahan hasil bumi agar menjadi bahan olahan yang layak dijual belikan. Kerjasama ini ia harapkan akan bertahan lama.
“Tidak hanya satu tahun atau dua tahun, saya rasa kalau singkat manfaatnya tidak akan terasa,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Kabupaten Gunungkidul yang saat itu mewakili Bupati Kabupaten Gunungkidul, Johan Eko mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat ini akan melakukan kampanye bersama dengan OPD. Kampanye tersebut ia fokuskan pada media sosial untuk membuat tagline mencintai produk asli Kabupaten Gunungkidul.
“Saya rasa sasaran kami kaum milineal, seperti di Kulon Progo dengan tagline bela beli Kulon Progo yang kemudian memajukan industri kecil menengah maupun umkm,” pungkasnya.