Olahraga
Gunungkidul Kirim 11 Atlet Difabel ke Papernas XVII Solo






Wonosari,(pidjar.com)– Setelah Pekan Olahraga Nasinonal (PON) digelar beberapa waktu lalu, pada Oktober 2024 ini akan segera dibuka ajang bergengsi Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVII di Solo. Adapun dari Gunungkidul sendiri juga mengirimkan perwakilan atlet untuk bergabung dengan kontingen DIY di perhelatan bergengsi atlet difabel ini.
Ketua Perhimpunan Penyandang Disabiltas Indonesia (PPDI) Gunungkidul, Untung Subagyo mengatakan, pada Papernas solo ada 11 atlet difabel terbaik dari Gunungkidul yang akan mengikuti ajang bergengsi bidang olahraga tersebut. Selain atlet juga ada 3 pelatih yang dikirim untuk melakukan pendampingan dan pengarahan.
“Kami nanti akan mulai berlaga pada tanggal 7 sampai 12 Oktober 2024,” kata Untung Subagyo, Kamis (03/10/2024).
Ia menjelaskan, para atlet yang dikirim ini merupakan atlet-atlet berprestasi dengan segudang pengalaman dan jam yang tinggi. Dengan bergabungnya 11 atlet dari Gunungkidul diharapkan mampu memperkuat kontingen DIY dan nantinya memborong medali, sehingga membanggakan nama daerah.
“Untuk atlet yang dikirimkan itu cabor Bowling, Angkat Berat putra putri, Atletik, dan Taekondow,” ucapnya.







Sejumlah persiapan terus dilakukan sejak lama dilakukan untuk menuju penyelenggaraan Papernas di Solo. Mulai dari latihan fisik secara rutin, memperhatikan dan menjaga pola makan, serta lain sebagainya.
“Latihan khusus pasti ada dan semakin intens. Jadwal Latihan PELATDA NPC DIY 4 hari. Tapi kita atlet NPC Gunungkidul tetap latihan 7 hari.Kita ingin terus mengasah kemampuan, sehingga bisa memperoleh medali lebih banyak dibandingkan dengan periode lalu,” kata Untung Subagyo.
Disinggung mengenai target capaian medali. Ia mengatakan yang performa terbaik akan dilakukan pada Papernas Solo. Dengan begitu hasil pasti akan mengikuti usaha yang mereka lakukan.
“Ada target yang kami kejar yaitu medali emas di beberapa cabor seperti angkat berat kami memiliki atlet yang luarbiasa prestasinya selama ini baik putra dan putri. Kemudian untuk atletik juga,” tambahnya.
Untung sendiri sudah sejak tahun 2008 lalu malang melintang di dunia olahraga. Meski geraknya terbatas lantaran kondisi kakinya yang cacat, namun semangatnya begitu luar biasa. Berbagai ajang selalu ia ikuti, medali demi medali terus ia kantongi saat mengikuti ajang kejuaraan.
Dipaparkan Untung, para atlet-atlet disabilitas yang berprestasi itu tidak semuanya memiliki kekurangan di kaki, namun ada beragam keterbatasan yang dialami. Adanya berbagai kekurangan ini disebutnya justru menjadi pelecut semangat para atlet dalam berlatih dan berprestasi.