Pemerintahan
Aktifitas Jual Beli Ternak Mulai Normal, Dinas Peternakan Klaim Stok Hewan Kurban Aman





Wonosari,(pidjar.com)– Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul mengklaim aktifitas perdagangan hewan sudah mulai kembali normal setelah dihantam Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD). Menjelang idul adha, harga hewan yang sebelumnya turun diklaim sudah mulai stabil.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widiastuti mengatakan dari pantauannya di pasar hewan beberapa waktu lalu aktifitas perdagangan sudah mulai normal kembali. Tak dipungkiri, adanya dua penyakit PMK dan LSD yang menyebar di Gunungkidul membuat harga hewan sempat turun. Namun menjelang idul adha, harga hewan yang dijual untuk kurban saat ini cukup stabil.
“Kemarin ke pasar, harganya juga lumayan. Untuk sapi rata-rata Rp. 21 juta sampai Rp. 22 juta itu sudah pantas,” ucap Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Retno Widiastuti, Minggu (11/06/2023).
Dari data yang ia terima, kasus kumulatif hewan terjangkit PMK di Gunungkidul mencapai 1.688 kasus yang saat ini menyisakan 214 kasus aktif. Sementara itu untuk penyebaran LSD kasus kumulatif tercatat sebanyak 1.581 kasus yang menyisakan 1.553 kasus aktif. Menurutnya, saat ini hewan yang terjangkit kedua penyakit tersebut sudah mendapatkan perawatan sehingga masih dalam tahap pemulihan.
“Secara grafik memang menurun, ya masih ada satu dua hewan yang terjangkit. Tapi secara keseluruhan sekarang tinggal pemulihan,” jelas dia.





Ia memastikan adanya dua penyakit tersebut tidak mempengaruhi ketersediaan hewan kurban untuk tahun ini. Berkaca di tahun lalu, disebutnya kebutuhan hewan kurban di Gunungkidul tahun 2022 untuk sapi sebanyak 4.242 ekor, kambing 11.559 ekor, dan domba 2.051 ekor. Sedangkan untuk ketersedian hewan di Gunungkidul tahun ini dikatakannya sangat melimpah, tercatat sapi jantan siap kurban sebanyak 18.345 ekor, kambing 27.022 ekor, dan domba 1.508 ekor.
“Kebutuhan hewan kurban di dalam kabupaten Gunungkidul cukup longgar,” tambah dia.
Membaiknya penanganan pasca PMK dan LSD menurutnya juga ditunjukkan dengan mulai banyaknya pengusaha ternak yang mengirimkan hewan keluar daerah. Saat ini sebanyak 19 pengusaha sudah mulai mengurus dokumen pengiriman hewan di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.
“Kalau terkait pengiriman kami himbau agar pengusaha tidak mendadak dalam mengurus dokumen karena itu membutuhkan waktu,” tutup Retno.

-
Pemerintahan2 hari yang lalu
Dugaan Korupsi Proyek Puluhan Miliar Disdik Gunungkidul, Polda DIY Turun Tangan
-
Sosial2 hari yang lalu
Sudah Diresmikan Prabowo Subianto, Bantuan Sumur Bor Tak Keluar Air
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Berduaan di Kamar Kost Hingga Open BO, Sejumlah Wanita Muda Digerebek Warga
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Laka Maut di Jalan Panggang Imogiri, Pemotor Meregang Nyawa
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Laka Maut di Rongkop, Seorang Pelajar Tewas Usai Terlempar Sejauh 15 Meter di Jurang
-
Peristiwa1 minggu yang lalu
Honda Jazz Terbakar di Jalan Sumarwi, Pemilik Merugi 100 Juta
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Banyak ASN dan Keluarga Mampu Masuk Daftar DTKS, Dinsos Gunungkidul Coret 30 Ribu Data
-
Sosial2 minggu yang lalu
Siswa Gunungkidul Yang Tak Malu Memulung Usai Pulang Sekolah Mendapat Perhatian Khalayak
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kisah Pilu Ratno, Pekerja Bangunan Yang Harus Kehilangan 2 Tangannya Karena Tersengat Listrik
-
Peristiwa7 hari yang lalu
Gerayangi Pelayan Restoran, Oknum Dukuh Digerudug Warga
-
Sosial3 minggu yang lalu
Menang Banding Usai Dipecat Karena Berselingkuh, Mantan ASN Minta Diaktifkan Bupati
-
Hukum2 minggu yang lalu
Tertangkap Basah Saat Beraksi Curi Kambing, Dua Pria Gunungkidul Babak Belur Diamuk Warga