fbpx
Connect with us

Sosial

Cerita Groginya Petugas Polisi Yang Harus Beralih Peran Menjadi Guru Pengganti Bagi Para GTT Yang Mogok Kerja

Diterbitkan

pada

BDG

Saptosari,(pidjar.com)–Aksi mogok yang dilakukan Guru Tidak Tetap (GTT) di Gunungkidul yang sempat dilakukan membuat sejumlah sekolah kelabakan. Proses belajar mengajar terganggu lantaran jumlah pengajar sekolah yang terbatas.

Namun di balik mogoknya para GTT tersebut, memberikan pengalaman baru kepada para petugas kepolisian. Sejumlah anggota dari Polsek Saptosari bertransformasi menjadi guru. Meski masih dengan seragam kebesaran mereka, para petugas polisi tersebut dengan sabar dan tekun mengajar pada siswa di SD Negeri 1 Monggol 1, Desa Monggol, Kecamatan Saptosari. Turunnya para polisi ini setelah pihak sekolah meminta bantuan kepada Polsek Saptosari untuk mengisi kekosongan kegiatan belajar mengajar akibat mogoknya para GTT.

Di sekolah tersebut, terdapat empat GTT yang melakukan aksi mogok kerja atau izin tidak mengajar sejak Senin lalu. Sejumlah guru yang masih masuk kewalahan dalam mengajar siswa yang berjumlah 91 anak.

Berita Lainnya  Minat Petani Tanam Kedelai Rendah, Hasil Panen di Gunungkidul Tak Capai Target

Meski terlihat kikuk pada awalnya bertemu anak-anak, seiring berjalannya waktu, para polisi yang biasa melakukan pengamanan tersebut pada akhirnya bisa segera menyesuaikan diri. Skema pengajaran yang komunikatif membuat para siswa yang ada sangat antusias dalam mengikuti sesi KBM dari para petugas tersebut.

Apalagi untuk konten pembelajaran, para petugas juga tidak terpatron pada kurikulum pendidikan. Sejumlah himbauan maupun ajakan untuk menaati peraturan terus disampaikan di sela-sela pelajaran.

Salah seorang anggota Polsek Saptosari, Aiptu Haryanto mengatakan, kedatangannya ini lantaran adanya rasa keprihatinan kepada siswa didik yang tidak mendapatkan pendampingan oleh guru. Dirinya berusaha menciptakan suasana yang asyik agar para siswa merasasa senang. Meski awalnya sempat kebingungan mengenai materi apa yang hendak disampaikan, Haryanto memaparkan bahwa ia cukup bersyukur tugas mengajarnya bisa kemudian berjalan dengan lancar.

Berita Lainnya  Digelontor Anggaran Pembangunan, Dua Puskesmas Ini Akan Jadi Embrio Rumah Sakit Baru di Gunungkidul

Beralih haluan menjadi seorang pengajar disebutkan Haryanto cukup menyibukkan dirinya. Ia harus sedikit mempelajari buku-buku pelajaran di SD. Sebuah hal yang tentunya sudah puluhan tahun bahkan tidak ia lakukan. Hal ini menurutnya sangat diperlukan agar nantinya KBM bisa tetap berjalan dengan lancar dan para siswa tetap bisa mendapatkan ilmu yang memang menjadi hak mereka.

“Kita datang untuk mengisi kekosongan yang saat ini terjadi. Karena kasihan anak-anak jika tidak mendapatkan perhatian,” kata dia, Rabu (17/10/2018) kemarin.

Ia mengatakan, interaksi yang terjadi antar dirinya (anggota polri) dengan pelajar sebenarnya sudah sangat sering terjadi. Namun demikian, untuk menjadi seorang guru kelas baru pertama kali ia lakukan.

“Sebisa mungkin kita dekat dengan para siswa, menciptakan suasana nyaman dan memberikan semangat kebangsaan,” kata dia.

Salah seorang Polwan dari Polsek Saptosari membimbing siswa SD N Monggol

Sementara itu salah satu siswa di SD Negeri I Monggol, Reza Pradika mengaku sangat senang telah dibimbing oleh anggota polisi tersebut. Ia mengaku baru kali ini secara langsung diberikan materi pembelajaran oleh anggota polisi.

Berita Lainnya  Pemerintah Mulai Tahap Sosialisasi, Beraktifitas Tak Pakai Masker Akan Segera Disanksi

“Senang saja dibimbing oleh pak polisi, jadi ada kegiatan di sini,” katanya polos.

Ia mengaku bahwa tidak mengetahui penyebab pihak kepolisian datang mengisi kelas. Ia juga tidak mengetahui kenapa para guru tidak datang.

“Tidak tahu apa-apa,” katanya.

Diperoleh informasi dalam giat tersebut didukung oleh seluruh jajaran Polsek Saptosari. Sedikitnya ada empat anggota polisi yang memberikan bantuan mengajar.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler