Peristiwa
Cerita Tragis Tragedi Kandang Ayam Maut, Aksi Heroik Sugiran Yang Korbankan Nyawa Untuk Selamatkan Istri






Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Hingga saat ini, lokasi kandang ayam maut di Padukuhan Dengok IV, Desa Dengok, Kecamatan Playen yang menewaskan salah seorang pekerja, Sugiran (41) warga Padukuhan Teguhan, Desa Wunung, Kecamatan Wonosari masih banyak didatangi oleh masyarakat Desa Dengok dan sekitarnya. Warga penasaran dengan kondisi robohnya kandang ayam yang sampai meminta korban jiwa tersebut. Ribuan anak ayam berjumlah ribuan nampak dibiarkan begitu saja berada di sekiar puing-puing bangunan yang masih berserakan.
Kejadian robohnya kandang ayam ini sendiri menyimpan cerita heroik. Diduga kuat, Sugiran sendiri mengalami luka parah dan akhirnya meninggal dunia setelah berusaha melindungi sang istri, Tarmiyati (39). Saat ditemukan, Sugiran dalam kondisi tertelungkup dan diperkirakan tertimpa bangunan ketika memeluk sang istri.
Suhartatik, salah seorang warga setempat sekaligus saksi mata mengungkapkan, sejak kejadian hingga siang ini masih banyak orang berdatangan untuk melihat kondisi kandang. Sejumlah petugas kepolisian pun juga masih berada di lokasi kejadian untuk pengumpulan bukti dan keterangan.
Ia menceritakan, pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB, ia berktifitas di belakang rumahnya yang kebetulan berdekatan dengan kandang ayam itu. Saat sedang mencari kayu, Suhartatik sendiri belum sempat melihat kondisi kandang. Selang beberapa saat kemudian, dari kejauhan dia mendengar secara samar-samar suara seorang perempuan yang meminta tolong. Penasaran, Suhartatik lantas berusaha mencari sumber suara itu. Bersama dengan anaknya, ia kemudian mendekati kandang.
“Saya kaget karena posisinya sudah ambruk. Yang perempuan terduduk dan sudah tak berdaya. Langsung saya dekati. Anak saya tak suruh ke jalan raya panggil-panggil orang untuk minta bantuan,” terang Suhartatik, Kamis (23/01/2020).







Tak lama kemudian, warga sekitar jalan raya itu pun langsung berdatangan. Warga lantas langsung berusaha melakukan proses evakuasi lantaran didapatkan kabar bahwa masih ada 1 orang yang tertimbun reruntuhan kandang. Proses evakuasi yang dilakukan warga sedikit mengalami kendala. Hal ini lantaran ada sejumlah material berukuran cukup besar yang menimbun Sugiran. Warga berusaha memotong kayu-kayu reruntuhan kayu menjadi lebih kecil agar evakuasi bisa menjadi lebih mudah. Kendala ini kemudian menyebabkan waktu untuk evakuasi sendiri tergolong agak lama mengingat banyaknya puing kayu yang menimbun korban.
“Harus pake gergaji wong posisinya tertimbun kayu. Yang laki-laki posisinya sudah tergeletak. Luka di kepala, pas diangkat dari hidung keluar darah,” tambahnya.
Sementara sang istri dalam posisi terduduk lemas dan kemudian pingsan. Meski bisa terduduk namun kaki dan anggota tubuh lainnya ada yang tidak bisa digerakkan. Selepas keduanya bisa dievakuasi, kemudian langsung dilarikan ke Puskesmas terdekat agar mendapatkan penanganan medis.
Memang dari Sugiran sendiri menurut keterangan yang diperoleh berusaha melindungi istrinya. Namun ternyata hal tersebut justru membuatnya mengalami luka parah. Bagian kepala korban terbentur material kayu yang ambruk. Kondisi ini membuat Sugiran kemudian tak bisa bertahan.
“Pas mau dievakuasi itu yang laki-laki sempat saya cek. Tapi sudah tidak ada (meninggal) tapi sepertinya belum lama, wong jenazah masih agak lemes,” imbuhnya.
Darah segar terus mengalir dari hidung laki-laki tersebut. Sementara istrinya juga mengalami luka yang cukup serius.
Menurut Suhartatik, memang bangunan kandang ayam ini sudah sangat tua dan sebenarnya tidak layak. Dimungkinkan, lantaran sudah lapuk tersebut, bangunan kemudian memang sudah tidak kuat menahan beban. Di dalam kandang sendiri, ada sedikitmya 5 ribu anak ayam dengan kisaran usia 2 minggu.
Adapun akibat kejadian ini, selain menyebabkan korban jiwa, juga menimbulkan kerugian material yang cukup banyak. Kerugian sendiri ditaksir mencapai 220 juta rupiah lantaran selain bangunan yang ambruk, di dalam kandang juga terdapat 5000 anak ayam yang sebagian diantaranya mati lantaran tertimpa reruntuhan.
-
Olahraga1 minggu yang lalu
Mengenal Demon Pratama, Pemuda Gunungkidul yang Masuk Timnas Bola Pantai Indonesia
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Bupati Copoti Reklame Tak Berizin yang Bertebaran di Gunungkidul
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Sejumlah Siswa SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul Lolos SNBP
-
Hukum3 minggu yang lalu
TNI dan Satgas PKH: Garda Terdepan dalam Penegakan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal
-
Sosial4 minggu yang lalu
Purna Tugas, Mantan Bupati Sunaryanta Pulang dengan Berlari 8 Km
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Endah Soroti Banyaknya Kasus Perselingkuhan yang Melibatkan ASN
-
Hukum3 minggu yang lalu
Terlibat Kasus Pemyimpangan TKD Sampang, Dirut Perusahaan Tambang Resmi Ditahan
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
MBG di Gunungkidul Tetap Berjalan Selama Ramadhan, Berikut Menu yang Akan Dibagikan
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Seorang Penambang Batu Meninggal Usai Tertimpa Runtuhan Batu Besar
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Tren Takbir Keliling Gunakan Sound System, Ini Strategi Pemkab, FKUB dan Polisi
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Tebing di Tanjakan Clongop Longsor, Akses Jalan Ditutul Total
-
film3 minggu yang lalu
Film horor “Singsot: Siulan Kematian”, Bawa Petaka saat Magrib