Sosial
Hikmah Belajar Daring, Bocah SMP Hasilkan Jutaan Per Bulan Dari Ternak Kelinci


Playen, (pidjar.com)–Bermula dari luangnya waktu karena pembelajaran sekolah dilakukan secara daring lebih dari setahun ini, Genthur Ramadhani (15) siswa kelas 3 SMP N 4 Playen kini sukses menekuni usaha peternakan kelinci ia buat di rumahnya. Berawal dari sepasang kelinci yang dipelihara, sekarang Genthur berhasil mengembangkannya menjadi lebih dari seratusan ekor kelinci yang terdiri dari indukan dan anak sapihan.
Di dalam rumah milik simbahnya yang dahulunya dipakai untuk tempat menaruh hasil panen, Genthur, sapaan akrabnya, di sela-sela waktu belajar menyibukkan diri mengurusi kelinci-kelinci. Kesibukan ini telah ia tekuni sejak Maret 2020 lalu.
Adanya pandemi covid19 memang memaksa pembelajaran sekolah dilakukan secara daring. Hal itu membuat waktunya di rumah cukup luang. Merasa bosan dengan banyaknya waktu luang yang dimiliki, Genthur berinisiatif membeli sepasang kelinci untuk dipelihara. Tanpa pengetahuan dasar tentang cara beternak kelinci, ia belajar secara otodidak melalui internet guna memahami cara memelihara kelinci dengan baik dan benar.
“Awalnya memelihara kelinci jenis Rex dan Nz, kemudian beranak semakin banyak dan kemudian dijual,” ulasnya, Selasa (21/09/2021).
Seiring bertambahnya kelinci yang dimiliki, ia pun mulai berinisiatif untuk menjualnya. Berbekal media sosial yang ia miliki, ia mulai menawarkan kelinci-kelinci peliharaannya. Genthur menceritakan pada awal berkembangnya kelinci ternaknya, ia mempunyai 5 ekor indukan kelinci. Ia mulai menjual anakannya pada umur 1,5 bulan hingga 2 bulan. Masa kawin dan hamil hingga melahirkan yang cepat, membuat kelinci relatif mudah untuk menghasilkan keturunan dalam waktu yang cukup singkat.
“Dulu satu bulan sekali terjual 10 pasang, per pasangnya paling murah 100 ribu dan paling mahal 200 ribu. Kalau untuk jenis Rex dan Nz paling banyak pelihara 40 ekor,” sambungnya.
Setelah setahun ia mencoba bisnis tersebut, ia memutuskan beralih ke jenis penjualan kelinci pedaging jenis Hyla. Menurutnya keputusan tersebut tak lepas dari lebih banyaknya peminat dan harga yang lebih tinggi serta stabil.
Di dalam ruangan sekitar 8×5 meter, kandang-kandang berukuran 50x50x70 centimeter bertingkat dua tersusun rapi memanjang. Setiap kandang diisi 4 anakan kelinci. Sedangkan khusus untuk indukan, menghuni kandang sendiri. Kini ia memiliki total 50 kandang yang dihuni oleh 25 indukan dan 90 anakan kelinci.
“Satu indukan bisa melahirkan banyak anakan kelinci, paling banyak pernah 12 ekor, paling sedikit 7 ekor,” sambung Genthur.
Dalam jumlah tersebut, setiap dua bulan sekali ia dapat menjual sebanyak 50 sampai 100 ekor anakan kelinci dengan bobot minimal 1,5 kilogram tiap ekornya. Ia menyebutkan, jika penghasilan yang ia terima tidak tentu lantaran karena harga kelinci jenis betina lebih mahal dibandingkan jantan. Dalam penjualannya, ia tak lagi repot mencari pembeli. Genthur telah bermitra dengan pengepul yang siap menampung kelinci miliknya setiap kali panen. Selain itu, urine kelinci yang ia tampung untuk dijual dan kotorannya digunakan untuk pupuk pertanian.
“Paling minim Rp. 4,5 juta dan paling banyak dapat Rp. 12,5 juta setiap panennya,” papar dia.
Meskipun bisnisnya cukup sukses dan mengundang perhatian berbagai peternak kelinci untuk datang ke rumahnya, namun menurut Genthur hal tersebut tak mengganggu proses belajarnya selama ini. Ia dapat membagi waktu dalam merawat hewan ternaknya dengan pembelajran sekolah yang masih ia tempuh.
“Kalo pagi jam 6 itu sudah selesai beri makan, sore atau malam hari kasih makan lagi. Jadi tidak begitu mengganggu sih,” ungkap Genthur.
Genthur saat ditemui di rumahnya, mengaku tidak menyangka jika bisnis yang ia jalani akan sukses. Dengan ketekunannya dan dukungan orangtuanya, Genthur kini berhasil menabung dan membeli sendiri beberapa kebutuhannya untuk sekolah online.
Ia menekankan dalam beternak kelinci yang terpenting adalah asupan makanan dan kebersihan kandangnya. Untuk mencukupi pakan kelincinya, Genthur menghabiskan 20 kilogram pelet dalam waktu 3 hari. Setiap 3 hari sekali ia selingi dengan daun-daun yang telah dijemur terlebih dahulu. Selain itu, suntikan obat untuk mengantisipasi penyakit pada kelinci juga sangat diperlukan dalam beternak.
“Target saya tahun depan punya 100 indukan kelinci, juga memperbanyak kandang,” mantapnya.

-
Sosial3 minggu yang lalu
SMP Swasta Ini Borong Juara di LBB Gunungkidul 2023
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tragis, Warga Prigi Tewas Usai Terlindas Bus Pariwisata di Jalan Jogja-Wonosari
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menikmati Asrinya Perkampungan Sisi Utara Gunungkidul di Punthuk Kepuh
-
Hukum3 minggu yang lalu
Wanita Pelaku Pembunuhan dan Pembuangan Bayi Ditangkap
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Kasus Bullying di SD Al Azhar Selang, Korban Diduga Tak Hanya 1 Orang
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Kecelakaan di Jalan Baron, Pengendara Motor Tewas Mengenaskan Terlindas Truk
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Progres Lamban, Proyek Pembangunan Gedung RSUD Saptosari Disidak
-
Sosial2 minggu yang lalu
Asa Warga Karangnongko Miliki Jalan Layak Akhirnya Terwujud, Pria Ini Berjalan Merangkak
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Selingkuhi Warganya, Oknum Dukuh Dituntut Mundur
-
Hukum3 minggu yang lalu
Komplotan Pencuri Baterai Tower Telekomunikasi Diringkus Petugas
-
Politik3 minggu yang lalu
Empat Program Kunci Untuk Kemajuan Gunungkidul
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Korupsi RSUD Wonosari, Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum Ajukan Kasasi