bisnis
Kalah Saing, Garam Produksi Lokal Gunungkidul Dihargai Rp 2.500 Per Kilogram
Saptosari,(pidjar.com)–Petani garam di Kabupaten Gunungkidul terpaksa menurunkan harga garam produksi lokal hingga 50 persen. Hal ini dikarenakan persaingan dagang antara garam lokal dengan garam dari luar di pasar cukup ketat. Para petani berharap ada sentuhan lebih dari pemerintah untuk memberikan pendampingan baik dalam produksi maupun pemasaran.
Ketua Kelompok Tani Dadap Ayam, Triyono mengatakan, kelompoknya sejak beberapa tahun silam telah memproduksi garam lokal dengan kualitas super. Per kilonya semula dibandrol harga Rp 6.000 sampai dengan Rp 7.000 per kilogramnya. Semula banyak peminatnya baik masyarakat sekitar dan luar Kalurahan.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, garam lokal Gunungkidul mulai terkisis. Masyarakat beralih menggunakan garam dari luar yang ada dipasaran karena hargany jauh lebih murah. Para petani ini kemudian memutar otak agar produk mereka dapat tetap laku meski hanya di lingkup sekitar saja.
“Kalau jual ke luar belum, hanya di masyarakat sekitar saja. Karena persaingan pasar yang ketat, dari harga Rp 6.000 sampai Rp 7.000 kita turunkan jadi Rp 2.500 sampai dengan Rp 3.000,” kata Triyono, Senin (02/11/2020).
Selain masyarakat lokal, ada pemilik usaha yang kemudian bekerjasama untuk mengambil garam produksi petani sebagai bahan campuran pembuatan olahan makanan. Rata-rata perbulannya kelompok ini dapat memproduksi sekitar 300 sampai 500 kilogram garam putih.
Disinggung mengenai keuntungan selama ini, Tri mengatakan jika belum ada hitungan secara pasti. Namun sedikit demi sedikit operasional dan hasil jualan selalu menutup sehingga ada sisa keuntungan yang didapat. Sebagai contohnya, biaya operasional yang dikeluarkan untuk pembelian sekali operasional membutuhkan solar 5 liter dengan harga 30 ribu dikalikan 7 kali produksi.
“Kita sempat vakum karena adanya covid-19 ini. Rencananya mau mulai lagi tapi ini pembenahan pompa dulu, kita kan ambil air laut baru diolah menjadi garam,” tambahnya.
Menurutnya pendampingan dan pelatihan sudah diberikan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Sementara untuk penjualan belum ada, sebenarnya sudah ada koordinasi garam produksi petani ini nantinya akan di link-kan ke sejumlah perusahaan agar dapat dimanfaatkan dan laku dengan baik.
“Harapannya memang ada pendampingan lebih ekstra lagi dari pemerintah dan pelatihan pengemasan serta penjualan agar persaingannya tidak seperti sekarang ini. Seperti kata Ngarso Dalam (Sri Sultan HB X) beberapa waktu lalu, garam produksi kami merupakan potensi untuk itu perlu diperhatikan benar,” kata dia.
Sebenarnya kualitas sendiri sudah memenuhi kualitas ekspor, namun memang masih membutuhkan banyak perhatian dan pembenahan. Petani garam memiliki angan-angan untuk mengembangkan produksi ini lebih banyak dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga tidak lagi tergantung dengan garam dari daerah lain.
“Harapan kami besar, sebenarnya selama ini sudah ada yang nawari untuk kerja sama. Tapi untuk tawaran mereka kami masih belum bisa mencukupinya,” imbuh dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gunungkidul, Johan Eko Sudarto mengungkapkan, beberapa waktu lalu telah ada koordinasi dengan Disperidag DIY. Para petani garam di wilayah Saptosari ini akan didorong untuk peningakatn kualitas dan kapasitas produk mereka. Pendampingan dan pelatihan akan diberikan sesuai dengan kapasitas pemerintah.
“Peningkatan standarisasi produk akan dilakukan. Upaya pendapingan dan pemerintah akan berupaya adanya fasilitas pembuatan garam ber SNI,” tutup Johan.
-
Politik1 hari yang lalu
Sutradara TV Swasta Masuk Deretan Nama Bursa Pilkada Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Mandat PAN Turun, Mahmud Ardi Widanta Kembali Maju di Pilkada Gunungkidul
-
Peristiwa5 hari yang lalu
Kecelakaan Hebat di Jalan Baron, Dua Orang Tak Sadarkan Diri
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menjelajahi Sejumlah Wisata Ekstrem di Kabupaten Gunungkidul yang Patut Dicoba
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Lantik 5 Pejabat Pimpinan dan Rotasi Puluhan Pegawai
-
Pariwisata1 minggu yang lalu
Drini Park, Destinasi Wisata Anyar Yang Suguhkan Keindahan Kawasan Pesisir Selatan
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Mesum di Sekolah, Dua Guru SD Dipecat
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Dua Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalan Jogja-Wonosari
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tenggelam di Sungai Oya, Pelajar Ditemukan Meninggal Dunia
-
Sosial2 minggu yang lalu
Jamaah Masjid Aolia Gunungkidul Lebaran Hari Ini
-
Uncategorized2 minggu yang lalu
Sunaryanta Gelar Pertemuan dengan Petinggi Gerindra, Bahas Pilkada ?
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puncak Arus Mudik Diperkirakan 9 April, Sejumlah Jalur Alternatif Disiapkan