bisnis
Petani di Sampang Manfaatkan Daun Singkong untuk Pakan Ulat Sutera


Wonosari,(pidjar.com)–Kabupaten Gunungkidul dikenal sebagai daerah penghasil singkong terbanyak di DIY. Selama ini para petani dan masyarakat hanya fokus untuk memanfaatkan umbiannya saja, namun berbeda dengan uang dilakukan oleh Kelompok Taruna Tani di Kalurahan Sampang, Kapanewon Gedangsari. Mereka memanfaatkan daun singkong karet sebagai pakan ulat sutera.
Terdapat jenis khusus ulat sutera yang memakan daun singkong. Ternyata di beberapa daerah lain juga mulai banyak memanfaatkan daun singkong untuk pakan ulat sutera.
Kepada Pidjar.com, Ketua Kelompok Taruna Tani, Gani Rahman Priambada mengatakan selama ini ketersediaan singlong karet di wilayahnya lumayan banyak dan belum termanfaatkan. Kemudian kelompok ini mendapatan penyuluhan dalam pemanfaatan dan budidaya ulat sutera pemakan daun singkong.
Di Kalurahan Sampang ada sekitar 20 orang yang tertarik dan mencoba mengembangkan budidaya yang tergolong anyar ini. Ada beberapa keunggulan dan perbedaan dari budidaya ulat sutera pemakan daun singkong dengan ulat sutera umumnya (pemakan daun murbey) diantaranya, umur pemeliharaannya sangat pendek hanya sekitar.15 hari saja.
Kemudian penangannanya juga lebih mudah. Ulat tersebut menghasilkan kapas bukan benang, dan jenis ulatnya tidak gatal jika tersentuh kulit manusia.
“Ini baru bulan atau tahap pertama kami membudidayakan ulat sutera jenis pemakan daun singkong. Masih tahap uji coba semoga berhasil,” kata Gani Rahman.
Dalam pengembangan ini, Kelompok Taruna Tani bekerjasama dengan CV Sinar Sutera Sejahtera. Mulao dari pelatihan budidaya, penyedia ulat, dan nantinya pembeli hasil budidaya. Jika tahap pertama berhasil, anggota kelompok akan mendapat pelatihan untuk mengembangkan bibitnya sendiri.
Dengan budidaya semacam ini diharapkan bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Selain itu singkong yamg dimiliki juga bisa diolah menjadi bahan makanan uang.memiliki nilai jual yang lebih.
Hitungannya dalam sekali produksi bisa menghasilkan 45 kg kepompong ulat sutera tersebut. Kemudian dikalikan dengan nilai jual yang sekarang berada dikisaran 28.000. Dengan demikian ada untung yang didapat oleh masyarakat.
“Tidak memakan waktu lama dan tidak memakan tempat yang luas,” imbuhnya.
Selain di Sampang, perusahaan ini juga bekerjasama dengan sejumlah Kalurahan di Kabupaten Gunungkidul. Contoh lainnya adalah di Kalurahan Bendung, Kapanewon Semin.
Lurah Bendung, Didik Rubiyanto mengatakan beberapa masyarakat mulai ada yang mengembangkan budidaya ulat sutera. Dirinya mengapresiasi warga yang mau berinovasi dan menjalin kerjasama dengan pihak lain.
“Iya ada beberapa warga yang mulai mengembangkan ulat sutera pemakan daun singkong. Selama ini progressnya baik, harapan saya bisa terus ditingkatkan dan dikembangkan secara luas,” ujar Didik.

-
Sosial3 minggu yang lalu
SMP Swasta Ini Borong Juara di LBB Gunungkidul 2023
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tragis, Warga Prigi Tewas Usai Terlindas Bus Pariwisata di Jalan Jogja-Wonosari
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menikmati Asrinya Perkampungan Sisi Utara Gunungkidul di Punthuk Kepuh
-
Hukum3 minggu yang lalu
Wanita Pelaku Pembunuhan dan Pembuangan Bayi Ditangkap
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Kasus Bullying di SD Al Azhar Selang, Korban Diduga Tak Hanya 1 Orang
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Kecelakaan di Jalan Baron, Pengendara Motor Tewas Mengenaskan Terlindas Truk
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Progres Lamban, Proyek Pembangunan Gedung RSUD Saptosari Disidak
-
Sosial2 minggu yang lalu
Asa Warga Karangnongko Miliki Jalan Layak Akhirnya Terwujud, Pria Ini Berjalan Merangkak
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Selingkuhi Warganya, Oknum Dukuh Dituntut Mundur
-
Hukum3 minggu yang lalu
Komplotan Pencuri Baterai Tower Telekomunikasi Diringkus Petugas
-
Politik3 minggu yang lalu
Empat Program Kunci Untuk Kemajuan Gunungkidul
-
Hukum3 minggu yang lalu
Kasus Korupsi RSUD Wonosari, Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum Ajukan Kasasi