fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Antisipasi Kekeringan, Pemkab Gunungkidul Siapkan 1000 Tangki Air Bersih

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Badan meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau pada tahun 2023 diperkirakan akan lebih kering dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sejumlah persiapan untuk mengantisipasi dampak musim kemarau mulai dilakukan, Pemkab Gunungkidul menyiapkan 1.000 tangki air bersih sebagai antisipasi kekeringan.

Kepala Stasiun Klimatologi DIY, Reni Kraningtyas mengatakan, perubahan cuaca memang sudah nampak. Pihaknya menghimbau masyarakat agar bersiap menghadapi musim kemarau. Daerah dengan peluang terjadinya curah hujan rendah, perlu melakukan langkah antisipasi memilih budi daya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air, waspada kebakaran hutan, lahan dan semak serta menghemat penggunaan air bersih.

Berdasarkan prakiraan, pada awal bulan Mei ini Gunungkidul sudah memasuki musim kemarau meski pun sering kali hujan deras terjadi di wilayah Gunungkidul dan beberapa kabupaten lainnya.

Berita Lainnya  Anggarkan Ratusan Juta Untuk Pembangunan Infrastruktur dan Pemberdayaan, Pemdes Getas Minta Masyarakat Jadi Pengawas

“Diprakirakan akan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya,” papar Reni Kraningtyas.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, mengatakan diperkirakan durasi musim kemarau pada tahun ini akan berlangsung lebih lama dibandingkan biasanya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, untuk mempersiapkan penanggulangan musim kemarau pihaknya menyediakan penyaluran air bersih kepada masyarakat.

Kendati demikian, jumlah alokasi pada tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu, yang mana pada tahun ini anggaran yang disiapkan hanya Rp. 230 juta untuk pendistribusian sebanyak 1.000 tangki air bersih.

“Untuk droping air sampai saat ini masih belum ada karena beberapa hari kemarin masih ada hujan,” terang Purwono.

Meskipun alokasi anggaran droping air bersih berkurang, pihaknya akan mendistribusikan air bersih sesuai pengajuan yang sudah masuk terlebih dahulu. Sebagai antisipasi, pihaknya juga berencana melakukan pemetaan potensi wilayah yang rawan kekeringan di Gunungkidul.

Berita Lainnya  Pernikahan Dini dan Kekurangan Gizi, Hampir 6000 Bayi di Gunungkidul Masih Terlahir Stunting

Ditambahkannya, menurut perkiraan musim kemarau akan dimulai pada dasarian pertama bulan Mei. Mengingat prediksi musim kemarau yang durasinya akan lebih panjang, pihaknya tetap menghimbau masyarakat di wilayah rawan kekeringan dapat bijak dalam menggunakan air bersih.

“Walau berkurang tapi tidak ada wilayah prioritas pendistribusian air bersih, kami distribusikan sesuai pengajuan yang masuk terlebih dahulu dan survei lokasi,” imbuhnya.

Lurah Jepitu, Kapanewon Girisubo, Sudarta, mengatakan di wilayahnya masih ada sejumlah Padukuhan yang terdampak kekeringan saat musim kemarau. Untuk mencukupi air bersih, masyarakat terdampak masih mengandalkan pembelian air bersih dari pihak ketiga. Namun seiring dengan meluasnya pelayanan pipa PDAM, ia menyebut jika hal itu sangat membantu warganya dalam pemenuhan kebutuhan air bersih saat musim kemarau melanda.

Berita Lainnya  PDP Warga Ngawen Meninggal Dunia, Pemakaman Gunakan Standar Covid19

“Kalau musim kemarau disini masih ada empat Padukuhan yang terdampak, kalau yang belum ada saluran pipa ya beli air bersih itu,” pungkasnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler