fbpx
Connect with us

Budaya

Bermunculannya Dalang-dalang Anak dan Remaja Bagai Cahaya di Tengah Kegelapan Bagi Dunia Wayang

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari, (pidjar.com)–Hari ini, Kamis 7 November 2019 diperingati sebagai hari wayang internasional. Wayang sendiri merupakan warisan leluhur asli Indonesia di mana menjadi jiwa, cermin kehidupan, perekat kebhinnekaan, serta pilar peradaban bangsa.

Bahkan, wayang menjadi ikon dan identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk mewujudkan kebudayaan nasional Indonesia di tengah dinamika perkembangan dunia. Kekuatan wayang yang demikian diakui secara internasional dan telah dijadikan sebagai salah satu masterpiece budaya dunia oleh UNESCO.

Di Kabupaten Gunungkidul, perkembangan wayang belakangan kian pesat. Indikatornya bisa terlihat dari selalu penuh sesaknya lokasi di mana digelar pertunjukan wayang. Yang menggembirakan, saat ini, banyak anak-anak hingga remaja yang tertarik belajar wayang. Hal ini tentunya menambah dinamika perkembangan wayang.

Berita Lainnya  Kemeriahan Rangkaian Rasul Kepek dan Komitmen Masyarakat Menjaga Budaya

Budayawan Gunungkidul yang juga merupakan seorang dalang, Heri Nugroho menyatakan kegembiraannya atas berkembangnya seni wayang di Gunungkidul. Saat ini, ada lebih dari 120 dalang yang terdaftar secara resmi. Dari jumlah tersebut, para dalang ini terbagi menjadi tiga kategori yakni dalang anak, remaja dan dewasa.

“Secara umum dalang Gunungkidul ini tidak kalah dengan dalang luar. Kualitas suara, pocapan, sastranya bagus,” ujar Heri.

Namun demikian, para dalang ini masih memiliki kelemahan yakni dalam hal cekelan sabet wayang. Menurutnya, sebagian masih kurang latihan sehingga belum memiliki kemampuan yang optimal.

“Adanya dalang cilik bagaikan cahaya di kegelapan, mereka memiliki potensi bagus, masih semangat belajar,” ungkap Heri.

Menurut Heri, para dalang anak selalu terbuka dan memiliki keinginan belajar kepada dalang senior maupun pelatih. Hal inilah yang membuat mereka sangat cepat berkembang kemampuannya. Bahkan, para dalang anak dari Gunungkidul banyak mendapatkan perhatian di kancah nasional.

Berita Lainnya  Masjid Al Huda Sodo, Saksi Sejarah Penyebaran Agam Islam oleh Ki Ageng Giring III

“Seperti misalnya Raionori Gandi, dalam lomba dalang cilik ia juara dua DIY dan maju nasional,” imbuh Heri.

Dikatakan Heri, sejak 10 tahun terakhir, perkembangan dalang di Kabupaten Gunungkidul terus mengalami peningkatan. Peningkatan sendiri dari sisi kualitas dan keakraban antar dalang.

“Kekompakan kami makin erat, gagrak Ngayogyakarta dan Surokarta bukan menjadi sekat, tapi justru menjadikan silaturahmi yang bermanfaat di Gunungkidul,” ujarnya.

Sementara itu, pemilik Sanggar Pengalasan dalang cilik di Desa Wiladeg Kecamatan Karangmojo, Slamet Haryadi mengaku, saat ini pihaknya melatih 27 anak yang bersemangat belajar dalang di sanggar miliknya. Banyak hal yang ia berikan kepada para anak-anak yang menurutnya selalu antusias saat belajar.

Berita Lainnya  Unik, Menengok Kampung Pitu yang kini Berusia 103 Tahun

“Adapun yang kami ajarkan ya teknik pedalangan seperti sulukan, sabet, antawecana (dialog) gending, unggah ungguh,” beber Slamet.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler